Museum Seni Neka
Museum Seni Neka adalah sebuah museum yang berlokasi di Ubud, provinsi Bali, Indonesia.[1][2]
Referensi
- ^ Lenzi, Lola, Museums of Southeast Asia, 2004, Editions Didier Millet Pty Ltd, ISBN 978-981-4068-96-3.
- ^ Neka Art Museum
Museum Seni Neka adalah museum yang menyimpan keris , lukisan dan patung patung yang berharga dan tempat terbaik untuk mempelajari perkembangan seni lukis Bali.Museum ini memiliki beberapa ruangan antara lain ruangan yang memamerkan lukisan karya seniman local yang banyak dipengaruhi oleh kesenian wayang kulit.. Pada dasaranya Museum Neka terdiri atas enam bangunan yang memajang aneka karya lukis, patung dan keris yang ditata sedemikian apik hingga menjadi satu tatanan yang menarik. pemanjangan karya seni ini dikelompokan berdasarkan thema, gaya dan prestasi sang seniman .Museum Seni Neka ini diresmikan pada hari Rabu, 7 Juli 1982, Oleh Menteri P&K Dr. Daoed Joesoef. Pada dasaranya Museum Neka terdiri atas enam bangunan yang memajang aneka karya lukis, patung dan keris yang ditata sedemikian apik hingga menjadi satu tatanan yang menarik. pemanjangan karya seni ini dikelompokan berdasarkan thema, gaya dan prestasi sang seniman Di Museum Seni Neka terdapat 400 Lukisan dan 272 Keris . Luas bangunan tersebut adalah 3.600 Meter Persegi , Luas tanahnya 10.000 Meter Persegi. Di Museum Neka terdapat 35 Tenaga Kerja. Sejarah Museum Seni Neka adalah di sebuah desa di Ubud , Gianyar , Bali terdapat Museum Neka. Pendirinya dan Pemiliknya adalah Pande Wayan Suteja Neka, lebih dikenal sebagai Suteja Neka, ia adakah penikmat seni. Ayahnya , I Wayan Neka ( 1917 -1980 ) , mendapatkan penghargaan sebagai pemahat terbaik di Provinsi Bali pada tahun 1960 . Dia menciptakan sebuah patung dengan tinggi 3 meter dan dibuat dari burung garuda untuk Paviliun Indonesia di New York World Fair di Amerika Serikat pada tahun 1964. Misi dari pembangunan Museum adalah sebagai sumber informasi , sumber inspirasi , sarana pendidikan , sarana penelitian ,pelestarin budaya dan misi mulianya adalah melestatikan pusaka kesenian Bali dalam lingkungan aslinya bermanfaat bagi manusia secara umum dan orang Bali khususnya , Bangsa Indonesia para mahasiswa seni rupa , dan wisatawan yang berkunjung ke bali khusunya “Museum Seni Neka”. Manfaat yang di rasakan oleh masyarakat sekitar adalah mendapatkan pekerjaan yang layak sebagai pengurus museum.