G.K.R. Mangkubumi

anak pertama Hamengkubawana X dan Ratu Hemas
Revisi sejak 15 Januari 2014 21.01 oleh Ygyid (bicara | kontrib)

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun adalah putri pertama dari pasangan Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan Gusti Kanjeng Ratu Hemas dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Ratu Pembayun
Gusti Kanjeng Ratu
Berkas:Ratu Pembayun.jpg
Ratu Pembayun October 2011
Kelahiran24 Februari 1972 (umur 52)
Bogor, Indonesia
WangsaHamengkubuwono
Nama lengkap
Gusti Kanjeng Ratu Pembayun
AyahSri Sultan Hamengkubuwono X
IbuRatu Hemas
PasanganPangeran Wironegoro
AnakRaden Ajeng Artie Ayya Fatimasari Raden Mas Drasthya Wironegoro


Masa Kecil dan Pendidikan

Ratu Pembayun dibesarkan di Yogyakarta hingga usia SMA. Beliau sekolah di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta sebum akhirnya pindah sekolah ke Singapore di International School of Singapore. Setelah Lulus SMA, beliau melanjutkan pendidikanya di beberapa college di California sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Griffith University Brisbane, Queenslaand. Australia

Pernikahan

Ratu Pembayun menikah dengan Pangeran Wironegoro pada tanggal 28 Mei 2002. Berhubung beliau adalah putri tertua, maka pernikahan tersebut mendapat banyak perhatian dari publik. Pernikahan ini juga menjadi acuan bagi pernikahan-pernikahan adik-adiknya.

Sebelum menikah, sesuai dengan adat keraton, calon pengantin wanita menerima gelar dan nama baru dari sebelumnya Gusti Raden Ajeng Nurmalitasari menjadi Gusti Kanjeng Ratu Pembayun. Pemberian gelar ini dilangsungkan melalui upacara wisuda yang digelar di keraton Yogyakarta. Sementara itu calon pengantin pria mendapat gelar Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro. Pada saat yang bersamaan, Ratu Pembayun juga diangkat sebagai pemimpin kegiatan keputren dan seluruh putri keturunan Sultan HB X. [1]

Rentetan acara pernikahan diawali dengan prosesi "Nyantri" [2] dimana calon pengantin pria Nieko Messa Yudha yang sebelumnya telah diberi gelar Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro mulai masuk ke Keraton pada tanggal 27 Mei 2002.

Sesuai dengan adat yang berlaku di Keraton, Sri Sultan Sendiri yang menikahkan puterinya dengan KPH Wironegoro. Prosesi "panggih" pernikahan dihadiri oleh pejabat tinggi negara, termasuk Presiden Megawati Soekarnoputri serta Duta-duta besar perwakilan negara-negara sahabat. [3]. Sebagai Putri Raja, Ratu Pembayun melewati prosesi "pondongan" dalam prosesi panggih dimana mempelai pria dibantu salah seorang paman dari mempelai wanita GBPH Yudhaningrat memondong (mengangkat) mempelai wanita sebagai simbol "meninggikan" posisi seorang istri. Beberapa berita melaporkan bhw prosesi panggih ini diliputi oleh suasana "magis" berkaitan dengan angin kencang yang bertiup di dalam tembok keraton serta petir yang menggelegar di siang hari bolong[4]

Usai panggih, kedua mempelai kemudian dikenalkan kepada masyarakat melalui prosesi "kirab". Sebagai putri pertama, Ratu Pembayun harus dikirab keliling benteng Keraton, menggunakan kereta pusaka Kanjeng Kyai Jongwiyat, sesuai dengan adat istiadat yang berlaku. Prosesi Kirab yang sudah tidak pernah dilaksanakan lagi sejak jaman pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII ini dihadiri oleh ratusan ribu warga yogyakarta. [5] Pernikahan agung Keraton Yogyakarta ini mengikuti tradisi yang dipertahankan sejak ratusan tahun dan diteruskan hingga adik-adik dari Ratu Pembayun yaitu Ratu Maduretno, Ratu Hayu dan Ratu Bendoro

Pernikahan Ratu Pembayun dan Pangeran Wironegoro dikaruniai dua orang anak: 1) Raden Ajeng Artie Ayya Fatimasari Wironegoro dan 2) Raden Mas Drasthya Wironegoro. Putri pertamanya "Artie" sudah cukup dewasa untuk menjalani upacara adat "tetesan" pada tanggal 22 Desember 2013. Upacara ini menandai bahwa seorang anak perempuan sudah menginjak dewasa. [6]

Pekerjaan

Selain aktif dalam berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan, GKR Pembayun menjabat sebagai Direktur PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia (perusahaan rokok kretek yang dibangun untuk mengurangi angka pengangguran di Bantul) dan PT. Yarsilk Gora Mahottama, serta Komisaris Utama PT Madubaru.[7]

Konservasi Alam dan satwa liar. Ratu Pembayun bergabung dengan Pusat Penyelamatan Satwa Jogya (PPSJ) Kulonprogo, Yogyakarta, untuk menyelamatkan satwa, khususnya orang utan.[8][9] Dalam hal ini Ratu Pembayun berkerja sama dengan NGOs, private sector dan media dari Luxembourg. [10]. Tidak hanya orang utan, Ratu Pembayun juga aktif dalam usaha konservasi elang jawa yang menjadi inspirasi lambang negara Burung Garuda. [11]

Pendidikan dan Kepemudaan. Ratu Pembayun pernah menjabat sebagai Ketua Karangtaruna propinsi DIY selama 10 tahun (2002 - 2012) dimana beliau mengarahkan organisasi tersebut untuk membina kepemimpinan dan meningkatkan sumber penghidupan pemuda. Ratu Pembayun juga aktif bekerja sama dengan BKKBN untuk masalah kesehatan reproduksi remaja dan juga kesetaraan gender. [12]. Beliau juga aktif dalam bida pendidikan. Sebagai seorang Ibu, Ratu Pembayun berusaha menyempatkan waktu untuk sebisa mungkin mengawasi putra-putrinya belajar.[13] Disamping aktivitas tersebut, Ratu Pembayun juga duduk sebagai anggota dewan kehormatan di Palang Merah Indonesia DIY. [14]


Sebagai aktivis di bidang sosial, GKR Pembayun pernah mendapatkan penghargaan "Wanita Tak Terpatahkan" (Sunsilk Unbreakable Woman) atas usahanya untuk memberdayakan perempuan di desa-desa.[15]


Aktivitas Politik' Saat suaminya KPH Wironegoro mengawali kiprahnya di dunia politik, banyak pertanyaan apakah Ratu Pembayun akan mengikuti jejak suami dan ibunya. Pembayun menepis pertanyaan tersebut dengan menyatakan beliau lebih nyaman di pekerjaan sosial. [16][17]



Profesi/Pekerjaan

  • Komisaris Utama PT Madubaru (PG/PS Madukismo)[7]
  • Komisaris Utama PT Mataram Mitra Manunggal (BPR Mataram)
  • Direktur Utama PT Yogyakarta Tembakau Indonesia (Industri Rokok) periode 2003-2008
  • Komisaris Utama PT Yogyakarta Tembakau Indonesia
  • Direktur Utama PT Yarsilk Gora Mahottama (Industri Sutera)


Jabatan Dalam Assosiasi dan Organisasi

  • 2002-2012: Ketua Umum Karang Taruna Propinsi DIY
  • 2003-2011: Ketua Umum BPD AKU Propinsi DIY (Asosiasi Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)
  • 2003-2008: Wakil Ketua International Association of Wild Silk Moth (berbasis di Jepang)
  • 2005-2009: Ketua Umum Koperasi Aku Sejahtera
  • 2006–2010: Ketua Pembina Yayasan Royal Silk (Pengembangan Kawasan dan Pemberdayaan Masyarakat di wilayah Karangtengah)
  • 2002–2006: Wakil Ketua Asosiasi Masyarakat Sutera Alam DIY
  • 2002-2006: Wakil Ketua ASEPHI DIY (Asosiasi Handicraft)
  • 2006–2010: Ketua Asosiasi Masyarakat Persuteraan Alam Liar Indonesia
  • 2006-2011:Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia DIY 2006-2011
  • 2012 - sekarang Pusat Penyelamatan Satwa Jogya (PPSJ)

Peranan di Keraton

Sebagai Putri tertua dan Lurah Putri di lingkungan Kraton, Ratu Pembayun bertugas mengharmoniskan hubungan dengan adik-adiknya dan keluarga besar Keraton pada umumnya.[18] Jabatanya sebagai salah satu Penghageng juga menuntutnya untuk memimpin beberapa upacara adat di lingkungan Keraton seperti "Tumpak Wajik", "Persi Burak" juga beberapa upacara adat yang menjadi rangkaian prosesi pernikahan adik-adiknya Ratu Hayu dan Ratu Bendara.

Menurutnya Keraton sebagai pusat kebudayaan harus menjadi saringan dari pengarus modernisasi yang tidak sesuai dengan budaya kita. Pada saat yang sama Keraton juga harus membuka diri dengan kemajuan zaman. Saat ditanya mengenai suksesi di lingkungan keraton, beliau menjawab "tergantung Bapak Saja"[19]


Referensi

  1. ^ http://news.liputan6.com/read/33704/gra-nurmalitasari-menyandang-gelar-baru
  2. ^ http://www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2002/5/28/n2.htm
  3. ^ http://www.tempo.co/read/news/2002/05/28/05811565/Presiden-dan-Pejabat-Tinggi-Negara-Hadiri-Pernikahan-Puteri-Sultan-HB-X
  4. ^ http://www.pda-id.org/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel&Dkm_ID=20020120
  5. ^ http://news.liputan6.com/read/34992/kirab-pengantin-keraton-yogyakarta-disambut-meriah
  6. ^ http://www.harianjogja.com/baca/2013/12/22/tetesan-putri-pembayun-jaga-kesehatan-sekaligus-lestarikan-budaya-476538
  7. ^ a b Kabare Jogja Magazine: Kondhang : GKR Pembayun “Jadi Raja itu Nggak Enak”, 19 Juni 2006.
  8. ^ Pembayun Makin Tua Makin Bermakna, 6 Maret 2012. Tabloid Nova. Rini.
  9. ^ kulonprogokab.go.id: Ulang Tahun Ke-41 GKR Pembayun di PPSJ, 24 Februari 2013.
  10. ^ http://www.embassyofindonesia.eu/ambassador/?q=content/gusti-kanjeng-ratu-pembayuns-visit-luxembourg-protection-and-rehabilitation-orangutan
  11. ^ http://www.indonesiapower.co.id/SitePages/NewsDetail.aspx?dN=551
  12. ^ http://koran-sindo.com/node/328583
  13. ^ http://matawanita.com/perspektif/prestasi-a-peristiwa/7138-gusti-pembayun-miliki-segudang-kegiatan-sosial-ogah-terjun-ke-dunia-politik
  14. ^ http://pmi-diy.or.id/program/55-website-pmi-mudahkan-masyarakat-ketahui-stok-darah.html
  15. ^ Antaranews.com: GKR Pembayun Terima "Perempuan Tak Terpatahkan".
  16. ^ http://www.harianjogja.com/baca/2013/02/08/gkr-pembayun-emoh-berpartai-377147
  17. ^ http://matawanita.com/perspektif/prestasi-a-peristiwa/7138-gusti-pembayun-miliki-segudang-kegiatan-sosial-ogah-terjun-ke-dunia-politik
  18. ^ http://www.koran-sindo.com/node/328807
  19. ^ http://kabare.jogja.com/?a=b1R5L0ZlWjNWRi9JblVkUmhOIHk%3D%3D

Pranala Luar

http://atdikbudlondon.com/2012/01/12/putri-gkr-pembayun-yogjakarta-jadi-provinsi-cyber-pertama/ http://www.kulonprogokab.go.id/v21/Ulang-Tahun-Ke-41-GKR-Pembayun-di-PPSJ_2621 http://krjogja.com/read/197425/this-is-it-cokies-ubi-ungu-gkr-pembayun.kr http://www.the-marketeers.com/archives/gkr-pembayun-ajak-anak-muda-manfaatkan-ti-untuk-dongkrak-turisme-.html#.UtWpH_131g0