Tri tangtu
Tri tangtu adalah cara berpikir masyarakat tradisional Sunda. Tri tangtu berasal dari bahasa Sunda. Kata Tri atau Tilu yang artinya Tiga dan Tangtu yang artinya Pasti atau Tentu.[1] Masyarakat tradisional Sunda memaknai Tri tangtu sebagai falsafaf hidup yang berpedoman pada tiga hal yang pasti yakni : Batara Tunggal yang terdiri dari Batara Keresa, Batara Kawasa dan Batara Bima Karana.[1]
referensi
- ^ a b Jakob Sumardjo (2010). Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press. hlm. 58. ISBN 978-979-8967-27-6. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”Filsafat" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
Penerapan Tri tangtu Pada Hasil Budaya Masyarakat Tradisional Sunda
- Senjata Kujang adalah entitas Tiga fungsi selaligus yakni
Pukul,Potong,dan Tusuk
- Kampung Sunda : Pemilik,Pelaksana dan Penjaga
- Rumah adat Sunda terdiri dari : Ruang Tengah,Ruang Belakang,dan Ruang Depan
- Boboko atau wadah nasi yang dibuat dari jalinan bambu memilki tiga bentuk yakni Bundar,Segi delapan dan Bujur sangkar
Contoh Pemikiran Tri tangtu Dalam Masyarakat Tradisional Sunda
- Silih asah, silih asuh, silih asih
- Tekad, Ucap, Lampah
- Naluri, Nurani, Nalar
- Leuweung larangan, Leuweung tutupan, dan Leuweung garapan.
- Dunia atas,dunia bawah dan dunia tengah
- Langit pemberi hujan,tanah yang menumnuhkan tanaman dan manusia yang memungkinkan itu, dengan mengawinkan Langit dan Bumi