Enkulturasi

Proses penghayatan budaya
Revisi sejak 31 Mei 2014 07.22 oleh Lylla08 (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{inuseBP|BP41Hillun|selesai|mulai}} thumb|E. Adamson Hoebel: salah satu orang yang mendefinisikan enkulturasi '''Enkulturasi''' adala...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Enkulturasi adalah proses mempelajari nilai dan norma kebudayaan yang dialami individu selama hidupnya.[1] Menurut E. Adamson Hoebel enkulturasi adalah kondisi saat seseorang secara sadar atau pun tidak sadar mencapai kompetensi dalam budayanya dan menginternalisasi budaya tersebut.[2] Hasil dari proses enkulturasi adalah identitas, yaitu identitas pribadi dalam sebuah kelompok masyarakat.[2] Masyarakat berusaha untuk membuat seseorang memiliki rasa bertanggung jawab.[2] Proses enkulturasi terkadang mengasingkan sebagian orang.[2] Hal tersebut bertujuan untuk membuat mereka menjadi bertanggung jawab.[2] Proses enkulturasi memiliki dua aspek utama, yaitu pendidikan formal dan informal.[2] Pendidikan formal dilakukan melalui sebuah lembaga pendidikan, sedangkan pendidikan informal yang disebut sebagai child training dilakukan oleh keluarga dan teman.[2]

Berkas:E. adamson hoebel.jpg
E. Adamson Hoebel: salah satu orang yang mendefinisikan enkulturasi

Proses enkulturasi terjadi ketika mereka bergaul dengan masyarakat dari mulai anak-anak hingga tua.[1] Melalui proses tersebut, seseorang belajar menghormati simbol bangsa dari menyanyikan lagu kebangsaan di sekolah.[2] Ia juga belajar dengan siapa ia mungkin melakukan kekerasan fisik (pegulat) dan dengan siapa ia tidak bisa (gadis kecil di jalan).[2] Selain itu, ia menjadi sadar akan hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.[2]

Referensi

  1. ^ a b Ichtiar Baru Van Hoeve. Ensiklopedi Indonesia. PT Ichtiar Baru van Hoeve. 
  2. ^ a b c d e f g h i j "Enculturation and Acculturation". Diakses tanggal 31 Mei 2014.