PMAT (Paguyuban Mahasiswa Anak Transmigran)

Latar Belakang

Pada tahun 1994, Kementrian tenaga kerja dan transmigrasi mengirim beberapa mahasiswa ke Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto, Banyumas Jawa Tengah, sebagai bentuk kerjasama di bidang Pendidikan, Pelatihan Penelitian, Pengembangan, dan Pendampingan Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi melalui program PPSBDT (Program Penjaringan Siswa Berpotensi Daerah Transmigrasi). Menakertrans Muhaimin Iskandar mengatakan program ini untuk mengakomodir keinginan para orang tua di kawasan transmigrasi melanjutkan pendidikan anak-anak yang terkendala biaya dan akses ke perguruan tinggi.

Unsoed merupakan perintis sekaligus pelopor kepedulian pendidikan putra-putri transmigran yang konsisten. Tercatat, sejak program beasiswa ini digulirkan tahun 1994 sampai 2014, sedikitnya sudah 247 anak transmigran yang mendapatkan beasiswa untuk belajar di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengharapkan anak-anak transmigran dapat kembali ke daerahnya masing-masing untuk berkarya melipatgandakan produktivitas lahan, pendapatan usaha petani, dan memajukan pembangunan di daerah. Program ini terbukti mampu memberikan kontribusi bagi kehidupan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendukung pembangunan daerah, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Sejak tahun 1994 anak-anak transmigran yang kuliah di UNSOED berada dalam naungan YKPAT (Yayasan Kepedulian Pendidian Anak Transmigran) namun untuk pengkondisian masih sangat susah. Sehingga pada tahun 1998 dicetuskan oleh Suroto salah satu anak transmigran untuk mendirikan PMAT (Paguyuban Mahasiswa Anak Transmigran) sehingga pengkondisian menjadi mudah, koordinasi dengan pihak UNSOED dan KEMENAKERTRANS gampang dan dalam hal pendidikan dasar sebagai mahasiswa bisa ditularkan.