Bhagiratha

Revisi sejak 1 September 2007 08.49 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib) (new)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dalam mitologi Hindu, Bhagiratha (Sansekerta: भगीरथ, bhagīratha) adalah nama seorang raja keturunan Ikswaku, putera Dilipa, yang memerintah Ayodhya sebelum masa pemerintahan dan kejayaan Raja Dasarata, ayah Sri Rama. Ia dikenal karena jasanya yang besar telah mengantarkan air Gangga ke muka bumi.

"Penebusan dosa Bhagiratha", relief di Mahabalipuram.

Pengorbanan Bhagiratha

Sebelum Bhagiratha naik tahta, raja pendahulunya selalu wafat dalam kesedihan. Hal itu dikarenakan leluhur Bhagiratha tidak mendapatkan upacara kematian yang lengkap agar mereka mencapai surga. Para leluhurnya tewas dengan mengenaskan karena terbakar oleh sorot mata Resi Kapila yang sedang marah. Setelah Bhagiratha mengetahui nasib tersebut, ia memutuskan untuk menurunkan air Gangga dari surga dengan melakukan penebusan dosa dan menitipkan kerajaan kepada menteri-menterinya. Untuk memohon agar Gangga turun ke bumi, Bhagiratha melakukan tapa dengan teguh. Ia menengadah ke langit dan makan hanya sebulan sekali. Dewa Brahma berkenan dengan pemujaan yang dilakukan oleh Bhagiratha dan mempersilakannya mengajukan permohonan. Akhirnya Bhagiratha memohon agar sungai Gangga turun dari surga. Brahma mengabulkan permohonan tersebut namun arus Gangga yang turun ke bumi sangat deras sehingga ada yang harus menahannya. Brahma kemudian menyuruh Bhagiratha agar melanjutkan tapanya dengan memuja Siwa.

Kemudian Bhagiratha memuja Siwa dan memintanya agar bersedia menahan arus Gangga yang turun ke bumi. Karena berkenan dengan pengorbanan Bhagiratha, Siwa mengabulkan permohonan tersebut. Brahma menyuruh Gangga agar turun ke bumi. dengan hati yang congkak, Gangga hendak menghanyutkan Dewa Siwa serta menyapu bumi dengan arus derasnya. Siwa tahu akan maksud Gangga tersebut lalu ia membuka ikat rambutnya sehingga rambutnya yang panjang kusut tersebut terjulur bagaikan jaring yang sangat lebar, dan menjebak Gangga yang turun ke bumi. Dengan rambutnya Dewa Siwa menampung air Gangga. Dewa Siwa mengizinkan Gangga keluar dari rambutnya dengan memberikan suatu celah kecil.

Lihat pula