Telkomsigma atau PT. Sigma Cipta Caraka adalah perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi dan teknologi informasi dan merupakan partner bisnis dari IBM[1]. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1987[1][2][3]. Pada 2008 Telkomsigma diakuisisi oleh METRA, anak perseroan dari perusahaan TELKOM[3]. Telkomsigma menyediakan layanan teknologi informasi terpadu seperti, Managed Services, Pengembangan Software (Perangkat Lunak), dan System Integration[1]. TelkomSigma memiliki dua data center yaitu di German Center, Serpong dan Surabaya[3]. Telkom Sigma melayani segmen solusi untuk industri kesehatan, sektor perbankan, telekomunikasi, transportasi, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Visi

Sebagai bagian dari Telkom Group, telkomsigma memiliki visi yang sama dengan TELKOM, yaitu TIME (Telekomunikasi, Informasi, Media dan Edutainment), khususnya dalam bidang Informasi[1].

Misi

Untuk menjalankan visinya, TelkomSigma memiliki 3 anak perusahaan, yaitu:

  • Sigma Solusi Integrasi (SSI)

Anak perusahaan Telkomsigma yang mengimplementasikan lisensi Oracle[1].

  • Signet Pratama

Signet adalah perusahaan penyedia sistem integrasi untuk jaringan perusahaan[1].

  • Sigma Metrasys Solution

Metrasys adalah perusahaan yang berfokus pada implementasi dan pemeliharaan lisensi SAP[1].

Produk dan Layanan

Produk dan layanan Telkomsigma adalah Data Center dan Disaster Recovery Service Center (DRC)[3]. Layanan ini banyak digunakan di sektor perbankan dan lembaga keuangan[3]. Tahun 2011 SIGMA mengembangkan layanan baru untuk akuisisi pasar yaitu layanan Cloud Computing antara lain Software as a Service dan Infrastructure as a Service, serta produk own software dengan brand ARIUM[3]. Pada 2015, Telkom Sigma memiliki tiga portofolio bisnis yakni system integrator (SI), data center, dan managed services. Kontributor SI untuk pendapatan perusahaan tahun lalu sekitar 50%, data center sebesar 35%, dan managed services atau cloud mencapai 15%.

Kenaikan omzet setelah akuisisi

Setelah diakuisisi oleh Telkom pada awal 2008, TelkomSigma memusatkan usahanya untuk menjadi cloud provider di Indonesia. Pada tahun 2010, 100% saham dimiliki oleh Telkom. Hal itu berdampak pula pada pertumbuhan pendapatan sigma. Sejak mulai berdiri tahun 1987 sampai 2007, pertumbuhannya tidak  mencapai 50%. Sementara, mulai 2007 sampai 2010, omzet perusahaaan bertambah menjadi lebih dari 100%, dari 200 miliar hingga 450 miliar pertahun. Tahun 2011 pendapatan SIGMA tumbuh sebesar 30%. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan pasar terhadap layanan data center dan disaster recovery service, serta kebutuhan pelanggan untuk melakukan outsourcing terhadap Infrastruktur, Aplikasi dan Operasi Bisnis[3]. Kemudian pada tahun 2014, omzet perusahaan meningkat 10 kali lipat menjadi Rp. 2 Triliun. Kenaikan omzet yang pesat ini dikarenakan dua hal. Pertama, inovasi yang menggabungkan kekuatan Telkom dan Sigma. Kedua, banyaknya proyek yang datang dari Telkom yang terkait dengan teknologi informasi (TI).

Kerjsama dengan Redtone

Di tahun 2015, Telkom Sigma menjalin kerjasama dengan perusahaan asal Malaysia, Redtone International Bhd. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka proyek penyediaan layanan teleradiology untuk rumah sakit. Redtone International dipercaya oleh Telkom Sigma karena telah berpengalaman melayani layanan teleradiologi di Malaysia dan beberapa negara Asia lainnya. Dalam kerjasama ini, Telkom Group menjadi penyedia jaringan infrastruktur berupa fixed broadband atau seluler 3G dan 4G, serta cloud services bagi pengguna yang terkoneksi langsung dengan layanan ini. Sementara RedTone menjadi penyedia aplikasi dan platform teleradiology.  

Referensi

  1. ^ a b c d e f g (Indonesia) Telkom. "Telkomsigma". Diakses tanggal 21-Januari-2014. 
  2. ^ (Inggris) Telkom Sigma. "History". Diakses tanggal 21-Januari-2014. 
  3. ^ a b c d e f g (Inggris) METRA. "Telkomsigma". Diakses tanggal 21-Januari-2014.