Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Kumbha Mela (Devanagari: कुम्भ मेला; Kumbha melā) adalah sebuah ritual ziarah yang dilaksanakan oleh umat Hindu di India setiap 12 tahun sekali. Tradisi ziarah ini meliputi 4 lokasi: Allahabad (Prayag), Haridwar, Ujjain dan Nashik di India. Siklus ziarah 12 tahun sekali ini dinamakan juga Māhā Kumbha Melā (Kumbha Mela Besar) yang dilaksanakan di Prayag, yang dapat dihadiri sampai 60 juta orang. Tradisi ini mengumpulkan orang paling banyak di dunia dalam satu waktu sekaligus.

Melewati sungai Gangga

Festival

Festival Kumbh Mela adalah Festival keagamaan terbesar di dunia dan dilaksanakan selama tiga hari di sungai Gangga di desa Kumbh kota Allahabad, India. Selama delapan Minggu, desa Kumbh menampung jutaan peziarah yang disebut kalpwasis bersatu padu. Para kalpwasis datang ke desa tersebut untuk mandi pagi sebagai peristiwa penuh kedamaian dan cinta, walaupun air sungai tercemar, cuaca dingin dan manusia berjejalan. Untuk melayani arus masuk orang dalam jumlah besar ini, festival ini harus menyediakan makanan, layanan kesehatan, dan fasilitas pokok seperti di kota besar.

Desa Kumbh yang luasnya 25 km² dibagi menjadi 14 sektor menjadi kota besar dadakan saat festival ini berangsung. Masing-masing sektor dilengkapi rumah sakit, kantor polisi, jalan, toko makanan, pasokan listrik, dan air minum. Tata kota mempertimbangkan manajemen kerumunan orang, misalnya rute keluar dari tempat permandian dua kali lebih besar dari rute masuk dengan strategi menggerakkan dan membagi kerumunan orang dengan menggunakan jalan memutar untuk menghindari penumpukan di tempat-tempat kritis seperti stasiun kereta api.[1]. Para kalpwasis datang ke Festival Kumbh Mela sebagai calon orang suci yang berjalan menuju upacara inisiasi di sungai Gangga untuk membuang kepentingan pribadi demi kebaikan bersama. Mereka pulang ke rumah dalam kondisi yang lebih sehat. Para kalpwasis yang paling taat adalah orang lanjut usia. Mereka datang untuk menghadiri seluruh festival dan meninggalkan kenyamanan duniawi.

Mitos

Dalam teologi Hindu, asal festival ditemukan di Bhagavata Purana (Sangam atau tempat pertemuan suci antara sungai Gangga yang suci dan sungai Yamunaserta, sungai mitos ketiga yang disebut sungai Saraswati) pada abad pertengahan. Pada bagian Samudramantana disebutkan dalam Bhagavata Purana, Wisnu Purana, Mahabharata, dan Ramayana[2] bahwa mereka telah kehilangan kekuatannya akibat kutukan Durwasa Muni dan untuk mendapatkannya kembali mereka mendekati Dewa Brahma dan Dewa Siwa.

Mereka memohon dan berdoa kepada Dewa Wisnu untuk menerima amrit (nektar keabadian) di Ksheera Sagara. Mereka harus membuat perjanjian sementara dengan para Asura, untuk bekerja sama dengan berbagi hasil.[3] Namun, ketika kumbha (guci) yang berisi amrita muncul, perkelahian pun terjadi. Selama dua belas hari dan dua belas malam (setara dengan dua belas tahun manusia), mereka bertempur di langit dan menumpah nektar keabadian atau amrit[4] dari panci amrita. Hal ini diyakini bahwa selama pertempuran, Dewa Wisnu (menjelma sebagai Mohini-Murti) terbang pergi dengan Kumbha dari obat mujarab, menumpahkan tetes amrit di empat tempat: Allahabad (Prayag), Haridwar, Ujjain, dan Nashik[5]

Penganut Hindu melakukan ziarah iman dan berkumpul untuk mandi di sungai suci. Hal ini dianggap sebagai pertemuan damai terbesar di dunia. Penganut hindu yang mandi dan minum air sungai di sangam akan terbasuh semua dosanya oleh nektar keabadian dan selangkah lebih dekat ke surga.

Setiap tahun, jutaan umat hindu berziarah ke Allahabad untuk melakukan ritual pada pertemuan yang disebut Mela. Setiap dua belas tahun, ketika keselarasan bintang-bintang dianggap sangat menguntungkan, pertemuan memiliki kepentingan yang jauh lebih besar.

Ritual

Acara utama dari festival ini adalah ritual mandi di tepi sungai Gangga di Haridwar, Godavari di Nasik, Kshipra di Ujjain dan Sanggam (pertemuan Gangga, Yamuna dan Saraswati) di Allahabad (Prayag).

Prosesi eksotis orang suci telanjang yang menggeram dan bertabur debu antre di atas 18 jembatan ponton yang dibentang di sungai Gangga. Mereka menuju Ghat yang paling populer atau titik masuk ke dalam air, yang terdekat ke sangam.

Sebelum melakukan prosesi pemandian, kalpwasis melakukan ritual persembahan kepada dewa dan mengumandang nama tuhan. Kemudian, mereka melakukan pemandian dan bahkan meminum air sungai Gangga.

Festival Kumbh Mela mengikuti kalender Hindu, sebagai berikut:[6]

  • Kumbh Mela disebut Purna Kumbh atau "penuh Kumbha" secara khusus, terjadi setiap 12 tahun.
  • Ardh Kumbh ("Setengah Kumbh") Mela terjadi antara dua Purna Kumbha Melas di Prayag dan Haridwar.
  • Maha Kumbh terjadi setelah 12 Purna Kumbh Melas yaitu setiap 144 tahun.

Kumbh Mela di Prayag dirayakan setelah 3 tahun Kumbh Mela di Haridwar. Ada perbedaan dari 3 tahun antara Festival Kumbh di Prayag dan Nasik. Kumbh di Nasik dan Ujjain dirayakan pada tahun yang sama atau satu tahun terpisah.[7]

Referensi

  1. ^ National Geographic Indonesia Vol. 10 No. 02 Februari 2014 NGIM 140125125 9 771858 201017hal. 53
  2. ^ Ramayana, Book I; Canto: XLV – The Quest for the Amrit Ramayana of Valmiki.
  3. ^ The Holiest Day in History Diarsipkan 2010-10-22 di Wayback Machine. Time, 31 January 1977.
  4. ^ National Geographic Indonesia Vol. 10 No. 02 Februari 2014 NGIM 140125125 9 771858 201017 hal. 50-51
  5. ^ Urn Festival Diarsipkan 2011-01-31 di Wayback Machine., Time, 1 May 1950.
  6. ^ J. C. Rodda; Lucio Ubertini; Symposium on the Basis of Civilization--Water Science? (2004). The Basis of Civilization--water Science?. International Association of Hydrological Science. hlm. 165–. ISBN 978-1-901502-57-2. 
  7. ^ "Astrological aspect". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-29. Diakses tanggal 2015-11-01. 

Pranala luar