Paket Bali

perjanjian dagang Organisasi Dagang Dunia tahun 2013
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Paket Bali adalah perjanjian dagang yang dihasilkan oleh Konferensi Menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke-9 di Bali, Indonesia, pada tanggal 3–6 Desember 2013, ditambah satu hari yang berakhir tanggal 7 Desember. Paket ini bertujuan melonggarkan batasan perdagangan global sekaligus kesepakatan pertama yang disetujui oleh semua anggota WTO.[1][2] Paket ini adalah bagian dari Putaran Pembangunan Doha yang dimulai tahun 2001.[3][4]

Paket Bali
JenisPerjanjian dagang
KonteksOrganisasi Perdagangan Dunia
Ditandatangani07 Desember 2013 (2013-12-07)
LokasiNusa Dua, Bali, Indonesia

Menurut perkiraan Peterson Institute for International Economics, jika pasal bea cukai di perjanjian ini benar-benar diterapkan, aktivitas ekonomi global akan mencapai US$1 triliun, jumlah lapangan pekerjaan naik menjadi 21 juta, dan biaya perdagangan internasional turun 10–15%.[2][5][6]

Negosiasi

Sebelum tercapai kesepakatan, negosiasi nyaris gagal. Tuntutan India agar negaranya dibolehkan memperpanjang subsidi pertanian domestik sampai waktu yang tidak ditentukan ditentang oleh A.S., sedangkan Kuba, Bolivia, Nikaragua, dan Venezuela keberatan atas penghapusan pasal terkait embargo A.S. terhadap Kuba.[5][7] Akhirnya, India dan A.S. menyetujui bahwa solusi permanen terhadap subsidi India akan diputuskan pada perundingan terpisah empat tahun lagi, sementara Kuba setuju negaranya tidak akan memveto perjanjian ini.[8][9]

Negosiasi awalnya berlangsung pada 3–6 Desember 2013, tetapi diperpanjang sampai 7 Desember sampai tercapai kesepakatan. Paket Bali menjadi perjanjian global pertama yang dihasilkan WTO. Direktur Jenderal Roberto Azevedo mengatakan, "Untuk pertama kalinya dalma sejarah kita, WTO menghasilkan sesuatu. Kita kembali beroperasi … Bali baru awalnya saja." Ia juga khawatir dengan perjanjian bilateral seandainya pertemuan WTO gagal. Menteri Perdagangan Indonesia, Gita Wirjawan, mengatakan bahwa perjanjian ini "bersejarah". United States Chamber of Commerce mengeluarkan pernyataan yang berbunyi, "Dengan kesepakatan bersejarah mengenai bantuan dagang dan isu-isu lain, WTO telah menegaskan kembali kredibilitasnya sebagai forum perundingan dagang yang tak tergantikan."[5]

Isi

Paket Bali terdiri dari sepuluh keputusan terpisah Konferensi Menteri yang mencakup sektor-sektor berikut:[3][10]

  • Perjanjian Bantuan Dagang
  • Keamanan pangan di negara berkembang
  • Kapas
  • Perlakuan untuk negara berkembang

Paket ini meliputi penurunan tarif impor dan subsidi pertanian, sehingga negara-negara berkembang mudah bersaing dengan negara-negara maju di pasar global. Negara maju akan menghapus batasan impor produk pertanian dari negara berkembang dan tidak lagi membebankan tarif terhadap jumlah produk pertanian yang melebihi batasan impor, tetapi masih dibolehkan melakukan impor hasil tani tanpa batas. Target penting lainnya adalah reformasi birokrasi dan formalitas bea cukai untuk membantu kemudahan perdagangan.[11]

Meski negosiasi bertujuan menghasilkan perjanjian universal dan multilateral tanpa pengecualian, India berhasil mengajukan pengecualian terhadap program subsidi pertaniannya dengan mengancam akan menjegal perundingan ini. Akan tetapi, negara tersebut harus menyetujui batasan yang ditentukan.[12]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Walker, Andrew (7 December 2013). "WTO agrees global trade deal worth $1tn". BBC News. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  2. ^ a b Donnan, Shawn (7 December 2013). "WTO approves landmark global trade deal". Financial Times. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  3. ^ a b "Days 3, 4 and 5: Round-the-clock consultations produce 'Bali Package'". World Trade Organization. 7 December 2013. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  4. ^ Amin, M. and Haidar, J.I., 2013. "Trade Facilitation and Country Size," Policy Research Working Paper Series 6692, The World Bank
  5. ^ a b c "WTO deal aims to boost global commerce". Al Jazeera. 7 December 2013. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  6. ^ Hufbauer, Gary Clyde (18 April 2013). "Payoff from the World Trade Agenda 2013". ICC Research Foundation. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  7. ^ "World Trade Organisation adopts Bali package, to move ahead on Doha round". The Indian Express. 7 December 2013. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  8. ^ Schneider, Howard (7 December 2013). "U.S.-India compromise allows trade deal to hobble forward at WTO". The Washington Post. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  9. ^ "W.T.O. Reaches First Global Trade Deal". The New York Times. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  10. ^ "Draft Bali Ministerial Declaration". World Trade Organization. 7 December 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-18. Diakses tanggal 8 December 2013. 
  11. ^ Ignatzi, Christian (7 December 2013). "WTO Bali agreement expected to boost growth". Deutsche Welle. Diakses tanggal 8 December 2013. 
  12. ^ Wenkel, Rolf (7 December 2013). "Opinion: Bali is better than nothing". Deutsche Welle. Diakses tanggal 8 December 2013. 

Pranala luar