Sugiyono (politikus)
Brigjen TNI (Kehormatan) Sugiyono (28 Agustus 1928 – 15 Agustus 2004) atau yang lebih dikenal Ebes Sugiyono merupakan Wakil Gubernur Papua (dahulu bernama Irian Jaya) yang menjabat pada periode 1983-1987 dan Wali Kota Malang yang menjabat pada periode 1973-1983.
Sugiyono | |
---|---|
Wakil Gubernur Papua ke-5 | |
Masa jabatan 1983–1987 | |
Presiden | Soeharto |
Gubernur | Izaac Hindom |
Wali Kota Malang ke-10 | |
Masa jabatan 19 Juni 1973 – 1983 | |
Presiden | Soeharto |
Gubernur | R.P. Mohammad Noer Soenandar Prijosoedarmo |
Pendahulu Indra Soedarmadji Pengganti Soeprapto | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Blitar, Jawa Timur, Indonesia | 28 Agustus 1928
Meninggal | 15 Agustus 2004 Malang, Jawa Timur, Indonesia | (umur 75)
Partai politik | Golkar (1988-2004) |
Suami/istri | Egni Rumambi |
Anak | 5, termasuk Eddy Rumpoko |
Profesi | |
Sunting kotak info • L • B |
Sugiyono sendiri merupakan salah seorang perintis berdirinya PS Arema bersama Acub Zaenal (mantan Gubernur Irian Jaya periode 1973-1975 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an). Bersama teman-temannya pada masa-masa perjuangan pasca proklamasi Kemerdekaan RI, Ebes Sugiyono juga termasuk salah satu pendiri Batalyon Infanteri (Yonif) 507/Sikatan (sekarang Yonif Raider 500/Sikatan), yang merupakan pasukan pemukul Kodam V/Brawijaya. Jabatan terakhir Sugiyono saat di militer adalah Kepala Staf Korem 084/Bhaskara Jaya sebelum akhirnya dilantik sebagai Wali kota Malang.
Penobatan sebagai Ebes Arek Malang
suntingSugiyono yang dinobatkan oleh warga Arema sebagai Ebes Arek Malang, tampaknya merupakan satu fenomena sosial yang agak unik dan nyeleneh. Unik karena belum pernah ada sebelumnya dan barangkali tidak akan pernah ada lagi bagi mantan Wali Kota Malang sesudahnya. Lagi pula dianggap sesuatu yang nyeleneh karena memang di luar kebiasaan.
Meskipun belum ada penelusuran lebih lanjut tentang fenomena ini, namun ada kecenderungan bahwa kehendak ini merupakan tuntutan arus bawah. Sebagai pengejawantahan rasa hormat mereka, kesetiaan mereka, dan penghargaan mereka yang tiada terbatas oleh dinding waktu kepada mantan pimpinannya yang telah berbuat yang terbaik bagi warganya.
Selama 10 tahun Sugiyono menjadi Wali kota Malang, ia memang diidolakan oleh masyarakat Kota Malang sebagai pemimpin yang sejati. Karena Sugiyono dianggap mampu menyelami watak dan perilaku warga Malang. Sugiyono dinilai mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap sinyal-sinyal yang tumbuh dalam masyarakatnya. Dan yang lebih penting lagi, Sugiyono mampu berperan sebagai "bapaknya"-Arema.
Rentang waktu yang disediakan oleh arek-arek Malang untuk menguji kesetiaan Sugiyono sebagai bapak, memang tidak terbatas baik ketika Sugiyono menjabat sebagai Wali kota Malang ataupun sesudahnya. Hal ini dapat dilihat baik melalui bidang olahraga, seni, dan lain sebagainya. Dan ternyata Sugiyono yang telah kembali menjadi masyarakat biasa masih tetap berdiri tegak sebagaimana Sugiyono sebagai Wali kota dahulu.
Militer
suntingTanda Pangkat
sunting- Kopral (Oktober 1945)
- Sersan (1 Januari 1946)
- Sersan I (1 Juli 1946)
- Sersan Mayor (Maret 1947)
- Pelda (Desember 1948)
- Letnan Dua (1 Maret 1951)
- Letnan Satu (1 Januari 1958)
- Kapten (1 Juli 1959)
- Mayor (1 Juli 1963)
- Letkol (1 Juli 1967)
- Kolonel (1 Oktober 1975)
- Brigjen TNI-AD (Kehormatan) (1 Juli 1985)
Karier Militer dan Jabatan di Pemerintahan
sunting- Kepala Keuangan (Oktober 1945) di Blitar
- Kepala Radio (1 Januari 1946) di Kediri
- Kepala PHB (Desember 1948) di Kediri
- Dan Ton (17 Maret 1949) di Kediri
- Dan Ton (1 Maret 1951) di Surabaya
- Dan Ki Irian di Ujungpandang
- Dan Ki (1 Februari 1953) di Surabaya
- Dan Ki (20 September 1959) di Surabaya
- Bag II Kodim (15 Mei 1962) di Malang
- Kasdim (1 Januari 1963) di Malang
- Pendidikan Suslapa V (10 Mei 1966) di Bandung
- Dandim (3 Maret 1967) di Amuntai
- Dandim (12 Agustus 1968) di Surabaya
- Kasrem Bhaskara Jaya (29 September 1970) di Surabaya
- Wali Kota Malang periode pertama (19 Juni 1973)
- Wali Kota Malang periode kedua (19 Juni 1978)
- Wakil Gubernur Papua (1983-1987)
Di samping itu, pemerintah memberi kepercayaan kepadanya untuk menjalani tugas di luar negeri, antara lain:
- Di Hamburg, Jerman Barat, dalam rangka mengikuti 23rd Word Congres of the International Union of Local Authorities, berlangsung 17-23 Agustus 1977.
- Di Touyun, Taiwan, dalam rangka mengikuti The Twenty-Third Reguler Seasion Land-Reform Tranning Institue, berlangsung 4 November-23 Desember 1979. Dalam kesempatan ini, Sugiyono menyampaikan makalah berjudul "Memperindah Kota Sebagai Investasi di Masa yang Akan Datang".
- Memenuhi undangan pemerintah Jepang.
Kenaikan pangkat Sugiyono yang begitu mempesona, bintang penghargaan dan tanda jasa, beberapa jabatan yang dipercayakan kepadanya, serta kepercayaan untuk mengikuti seminar internasional jelaslah bukan hanya pertimbangan pengabdian semata. Ada unsur lain sebenarnya, seperti akademik yang turut mendukung keberadaannya. Dari lembaga akademik ini semua personil telah dilihat tingkat daya pikir dan daya nalarnya, dan ternyata Sugiyono yang berperangai pendiam itu tergolong cukup berkualitas.
Penugasan Militer
sunting- Perang Kemerdekaan I (1947) di Jawa Timur
- Perang Kemerdekaan II (1948) di Jawa Timur
- Penumpasan pemberontakan PKI (1948) di Madiun
- Penumpasan APRA/DI/TII (1950-1954) di Jawa Barat & Jawa Tengah
- Penumpasan PRRI/Permesta (1955-1957) di Sumatra & Sulawesi Selatan
- Penegakan Sapta Marga (1958-1961) di Sulawesi Utara
Jabatan-Jabatan Lain
sunting- Ketua KTI Jawa Timur (1973-1983)
- Pembina sasana Gajayana Malang (1975-1983)
- Pemimpin umum Harian "Suara Indonesia" (sejak 1982)
- Ketua Harian KONI Irian Jaya (1983-1987)
- Ketua Umum PS Arema (1987-1993)
- Ketua Umum Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang (1987-1996)
- Pembina sasana Javanoea Malang (sejak 1987)
- Ketua Pengda STI Jawa Timur (sejak 1987)
- Ketua Yayasan Jantung Sehat Indonesia Malang (1988-1997)
- Anggota Dewan Pertimbangan Golkar Jawa Timur (sejak 1988)
- Ketua Dewan Pertimbangan Pepabri Malang (sejak 1988)
- Ketua Dewan Penasehat DHC 45 Kodya Malang (sejak 1988)
- Ketua Dewan Penasehat Markas Cabang Legiun Veteran Kodya Malang (sejak 1988)
- Anggota Dewan Penasehat Golkar Malang (sejak 1988)
- Ketua I KTI Pusat (1990-1996)
- Pembina Jurnal Kajian Keislaman 'Bayan' (sejak 1996)
- Penasehat Yayasan Arema (sejak 1997)
Tanda Jasa
suntingSebagai wujud terima kasih atas pengabdian Sugiyono dalam mengemban tugas, pemerintah pun tidak mau melirik sebelah mata. Keberhasilan Sugiyono di jawab dengan pemberian tanda jasa. Bintang dan tanda jasa yang telah diterimanya adalah:
- Bintang Gerilya (penugasan di Jawa Timur)
- Satyalancana Bhakti (penugasan di Jawa Timur)
- Satyalancana PK. I (penugasan di Jawa Timur)
- Satyalancana PK. II (penugasan di Jawa Timur)
- Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun
- Satyalancana G.O.M I (penugasan di Madiun)
- Satyalancana G.O.M II (penugasan di Bandung)
- Satyalancana G.O.M IV (penugasan di Sulawesi Selatan)
- Satyalancana G.O.M V (penugasan di Jawa Barat)
- Satyalancana G.O.M VI (penugasan di Jawa Tengah)
- Satyalancana Sapta Marga (penugasan di Sulawesi Utara)
- Satyalancana Penggar (penugasan di Sultim)
- Bintang Kartika Eka Paksi
Kehidupan Pribadi
suntingKeluarga
suntingIa merupakan anak dari pasangan Akad Martoatmodjo dan Ngadinah. Ia menikah dengan Egni Rumambi pada 17 Oktober 1959 di Manado, dikarunai 5 anak. Kelima anak tersebut adalah: Eddy Rumpoko (Wali Kota Batu 2007-2017), Emmy Sugiarti, Jantje Rijanto, Emma Sugiastuti, dan Agus Sugiarto.
Wafat
suntingSugiyono wafat di Malang pada 15 Agustus 2004. Beliau dimakamkan di TMP Suropati, Malang.
Referensi
sunting- Baharun, H.M. 1998. Memoar Sugiyono, Ebes Arek Malang. Malang: Pustaka Bayan
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Izaac Hindom |
Wakil Gubernur Papua 1983-1987 |
Diteruskan oleh: Poedjono Pranyoto |
Didahului oleh: Indra Soedarmadji |
Wali Kota Malang 1973-1983 |
Diteruskan oleh: Soeprapto |