Akbar Tanjung
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Ir. Djandji Akbar Zahiruddin Tandjung (lahir 14 Agustus 1945), lebih sering disebut Akbar Tandjung, adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari 1999 hingga 2004. Sebagai anggota Partai Golongan Karya (Golkar), ia juga menjabat sebagai ketua umum partai dari 1999 hingga 2004, dan menjadi anggota DPR RI dari Jawa Timur dari 1977 hingga 2004. Akbar menyelesaikan disertasi tingkat doktor dalam bidang Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2007[1][2].
Akbar Tanjung | |
---|---|
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ke-13 | |
Masa jabatan 6 Oktober 1999 – 1 Oktober 2004 | |
Ketua Umum Partai Golongan Karya ke-7 | |
Masa jabatan 11 Juli 1998 – 19 Desember 2004 | |
Menteri Sekretaris Negara Indonesia ke-6 | |
Masa jabatan 23 Mei 1998 – 20 Oktober 1999 | |
Presiden | B. J. Habibie |
Sekretaris Kabinet Indonesia ke-9 | |
Masa jabatan 23 Mei 1998 – 10 Mei 1999 | |
Presiden | B. J. Habibie |
Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Pemukiman Indonesia ke-3 | |
Masa jabatan 17 Maret 1993 – 21 Mei 1998 | |
Presiden | Soeharto |
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia ke-5 | |
Masa jabatan 21 Maret 1988 – 17 Maret 1993 | |
Presiden | Soeharto |
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Masa jabatan 1 Oktober 1999 – 1 Oktober 2004 | |
Daerah pemilihan | DKI Jakarta |
Masa jabatan 1 Oktober 1977 – 21 Maret 1988 | |
Pengganti Potsdam Hutasoit | |
Daerah pemilihan | Jawa Timur |
Informasi pribadi | |
Lahir | 14 Agustus 1945 Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Hindia Jepang |
Partai politik | Partai Golongan Karya |
Suami/istri | Krisnina Maharani |
Hubungan | Usman Zahiruddin Tandjung (kakak) |
Anak | 4 |
Almamater | Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada |
Pekerjaan | Politikus |
Sunting kotak info • L • B |
Ia menjabat sebagai menteri di bawah mantan presiden Soeharto dan Bacharuddin Jusuf Habibie. Dia adalah Ketua DPR-RI dari 1999 hingga 2004. Pada 2002 ia dihukum karena korupsi atas penggelapan dana yang ditujukan untuk bantuan makanan bagi orang miskin, tetapi hukuman itu dibatalkan di tingkat banding pada tahun 2004.[3]
Kehidupan awal
suntingAkbar Tanjung lahir dari pasangan Zahiruddin Tanjung (ayah) dan Siti Kasmijah (ibu) yang berasal dari etnis Pesisir.[4] Ayahnya adalah salah seorang pengurus Muhammadiyah di Sorkam yang kemudian terjun ke dunia usaha.[5] Selain berdagang kain, ayahnya juga menjual rempah - rempah dan memiliki toko di Sibolga. Akbar merupakan anak ke-13 dari 16 bersaudara.[6] Dia memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat (SR) Muhammadiyah, Sorkam, Tapanuli Tengah,[7] kemudian berpindah ke SD Kristen di Jalan Seram, Medan, Sumatera Utara.[7] Setelah menamatkan di SMP Perguruan Cikini, Jakarta, ia melanjutkannya ke SMA Kolese Kanisius Jakarta.[7] Ia kemudian berhasil menamatkan pendidikan teknik di Universitas Indonesia.[7]
Organisasi
suntingPada tahun 1966, Akbar menjadi aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas Indonesia dan Laskar Ampera Arief Rahman Hakim. Tahun berikutnya (1967-1968), ia menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada tahun 1968, ia juga aktif dalam Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia. Pada 1969-1970, ia menjabat Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Pada 1972, ia turut mendirikan Forum Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universiter (GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, dan HMI) dengan nama Kelompok Cipayung. Periode 1972-1974, ia menjabat Pengurus Besar HMI.
Pada 1973, ia turut mendirikan Komite Nasional Pemuda Indonesia. Lima tahun kemudian, ia turut mendirikan Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI), yang kemudian menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat AMPI (1978-1980). Pada 1983-1988, ia menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Pada 1988-1993, ia menjadi anggota Dewan Pembina DPP Golkar. Pada 1993-1998, ia menjabat Sekretaris Dewan Pembina Golkar. Lalu, ia menjabat Ketua Umum Partai Golkar pada periode 1998-2004.
Karier Pemerintahan dan Politik
suntingOrde Baru
suntingPada periode 1977-1988, ia menjadi anggota FKP DPR-RI yang mewakili Provinsi Jawa Timur. Pada 1982-1983, ia menjabat Wakil Sekretaris FKP DPR. Pada 1987-1992 dan 1992-1997, ia menjabat Sekretaris FKP-MPR dan anggota Badan Pekerja MPR-RI. Akbar pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada periode 1988-1993, Menteri Negara Perumahan Rakyat (1993-1998), dan Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman (1998). Pada 1997-1998, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR, kemudian menjabat Menteri Sekretaris Negara (1998-1999). Pada 1997-1999, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR dan Wakil Ketua PAH II Badan Pekerja MPR.
Reformasi
suntingSaat Indonesia memasuki masa reformasi, Akbar Tanjung terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar masa jabatan 1998-2004. Sejak 6 Oktober 1999, ia terpilih menjadi Ketua DPR-RI periode 1999-2004 melalui pemungutan suara (voting). Beliau meraih 411 suara, mengalahkan saingan utamanya Soetardjo Soerjogoeritno dari PDI Perjuangan. Dari daftar hadir terdapat 491 anggota Dewan yang ikut dalam pemungutan suara. Sedangkan Soetardjo Soerjogoeritno (Fraksi PDI Perjuangan) memperoleh 54 suara. Hamzah Haz (Fraksi PPP) 6 suara, Khofifah Indar Parawansa (Fraksi PKB 13 suara, dan AM Fatwa 2 suara, abstain 5 suara. Dengan demikian, keempat nama itu praktis menjadi Wakil Ketua DPR-RI.[8]
Semasa menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, ia pernah menjadi sorotan publik ketika lolos dari jerat hukum setelah Mahkamah Agung menerima permohonan kasasinya. Hal ini sekaligus memungkinkannya ikut serta sebagai calon presiden dalam Pemilu 2004, namun ia akhirnya tidak dicalonkan partainya sendiri karena dikalahkan oleh Wiranto dalam Konvensi Calon Presiden Golkar. Selanjutnya Akbar Tanjung juga kehilangan jabatan sebagai ketua Umum Partai Golkar setelah dikalahkan oleh Jusuf Kalla yang telah menjadi Wakil Presiden, seterusnya belajar di Universitas Gadjah Mada dan mendirikan Akbar Tanjung Institute.
Keluarga
suntingAkbar memiliki seorang istri bernama Krisnina Maharani dan pernikahannya telah dianugerahi empat orang putri bernama Fitri Krisnawati, Karmia Krissanty, Triana Krisandini, dan Sekar Krisnauli. Selain Akbar, dua saudaranya, Yanis dan Usman juga menggeluti dunia politik. M. Yanis Zahiruddin berpolitik di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebelumnya di Nahdlatul Ulama (NU) dan pernah jadi anggota DPR. Sedangkan Usman Zahiruddin Tandjung, pernah menjadi politisi di Partai Nasional Indonesia, kemudian Partai Demokrasi Indonesia, dan duduk di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Kakaknya yang lain, Nahar Zahiruddin, menjadi penerus usaha ayahnya dan mendirikan NV. Marisson.[9]
Organisasi dunia
suntingPada 2002-2003, ia menjabat President of AIPO (Asean Inter Parliamentary Organization). Pada 2003-2004, ia menjabat President of PUOICM (Parliamentary Union of OIC Members).
Buku
suntingPenghargaan
suntingDalam Negeri
sunting- Indonesia :
- Bintang Republik Indonesia Utama (6 Agustus 1998)[10]
- Bintang Mahaputera Adipradana (12 Agustus 1992)[11]
Luar Negeri
sunting- Belanda :
- Grand Cross of the Order of Orange-Nassau (1996)[12]
- Jepang :
- Grand Cordon of the Order of the Rising Sun (2022)[13][14]
Rujukan
sunting- ^ w, teguh puji (2007-09-03). "Akbar Tandjung Raih Doktor di UGM - Universitas Gadjah Mada". Diakses tanggal 2023-10-01.
- ^ antaranews.com (2007-09-01). "Akbar Tandjung Lulus Doktor Dengan "Cumlaude"". Antara News. Diakses tanggal 2023-10-01.
- ^ "Indonesian court clears Speaker Tandjung". United Press International. 12 February 2004. Diakses tanggal 12 November 2017.
- ^ Tanjung & Tandjung, Serupa tapi Tak Sama
- ^ M. Deden Ridwan dan Muhamad Muhajirin, Membangun Konsensus: Pemikiran dan Praktik Politik Akbar Tandjung, Pustaka Sinar Harapan, 2003
- ^ Parlementaria: Majalah bulanan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Volume 31
- ^ a b c d "Akbar Tandjung Hidupnya adalah Dunia Politik" (dalam bahasa Indonesia). Tokoh Indonesia. 8 Oktober 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-21. Diakses tanggal 4 April 2014.
- ^ Kompas, 7 Oktober 1999.
- ^ Keluarga Akbar Tanjung, Om Liem Sioe Liong dan Indomilk
- ^ "Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 1959–sekarang" (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 7 Januari 2020. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-07-29. Diakses tanggal 12 Agustus 2021.
- ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021.
- ^ "Detail biodata Pejabat Menteri". Kepustakaan Presiden. Diakses tanggal 2023-11-06.
- ^ "令和4年秋の外国人叙勲 受章者名簿" (PDF). Ministry of Foreign Affairs of Japan. Diakses tanggal November 3, 2022.
- ^ Japanese Ministry of Foreign Affairs, "2022 Autumn Conferment of Decorations on Foreign Nationals," p. 1.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) "Hidupnya adalah Dunia Politik" Bio Akbar Tandjung di Ensiklopedi Tokoh Indonesia Diarsipkan 2011-12-20 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Profil di TokohIndonesia.com Diarsipkan 2012-01-03 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Website Akbar Tanjung Diarsipkan 2008-04-18 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Profil Akbar Tanjung di pemiluindonesia.com Diarsipkan 2008-12-08 di Wayback Machine.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Harmoko |
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI 1999–2004 |
Diteruskan oleh: Agung Laksono |
Didahului oleh: Saadilah Mursjid |
Menteri Sekretaris Negara 1998–1999 |
Diteruskan oleh: Muladi |
Didahului oleh: Siswono Yudohusodo |
Menteri Negara Perumahan Rakyat 1993–1998 |
Diteruskan oleh: Theo L. Sambuaga |
Didahului oleh: Abdul Gafur |
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga 1988–1993 |
Diteruskan oleh: Hayono Isman |
Jabatan partai politik | ||
Didahului oleh: Harmoko |
Ketua Umum Golkar 1998–Desember 2004 |
Diteruskan oleh: Jusuf Kalla |