Bau, Malaysia

kota di Malaysia


Bau adalah kota tambang emas[1] di Bahagian Kuching, Sarawak, Malaysia. Kegiatan penyelundupan juga penting di kota ini.[2][3]

Infotaula de geografia políticaBau, Malaysia
kota kecil
Distrik di Malaysia Edit nilai pada Wikidata

Tempat
Negara berdaulatMalaysia
Negara bagianSarawak
Divisi di MalaysiaDivisi Kuching Edit nilai pada Wikidata
NegaraMalaysia Edit nilai pada Wikidata
Informasi tambahan
Zona waktu

Sejarah

sunting

Pada tanggal 1 Mei 1837, suku Iban menyerang permukiman Bidayuh Jagoi-Bratak Bidayuh di Puncak Bratak, membunuh lebih dari 2.000 pria Bidayuh dan menawan 1.000 wanita. Panglima Kulow, kepala suku Bidayuh Jagoi-Bratak, dan sejumlah pengikutnya lolos dari pembantaian itu. Pada tahun 1841, Sir James Brooke, yang saat itu baru menjadi Raja Putih, dapat menyelamatkan beberapa tawanan wanita. Setiap tanggal 1 Mei, keturunan mereka memperingati leluhurnya dalam Hari Jagoi-Bratak di Puncak Bratak di Bau. Sebuah batu peringatan didirikan pada tanggal 1 Mei 1998 untuk menandai hari itu.[4]

Pertambangan emas

sunting

Emas mulai ditambang di Bau pada tahun 1840-an. Emas itu ditemukan oleh orang Tionghoa dari Pangkalan Tebang.[5] Setelah pemberontakan Tionghoa pada tahun 1857,[6] pertambangan itu diambil alih secara bertahap oleh The Borneo Company dengan sindikat Tionghoa terakhir diambil alih pada tahun 1884.[5] Pada tahun 1898, The Borneo Company memperkenalkan proses sianida untuk mengekstraksi emas,[5] yang menimbulkan pencemaran lingkungan. Pertambangan tersebut ditutup pada tahun 1921 karena mineral yang mudah diambil telah keluar semuanya.[7] Namun, selama Depresi Besar, penambang Tionghoa terus menjalankan aktivitas.[8] Pertambangan itu dibuka kembali pada akhir tahun 1970-an ketika harga emas membumbung, tetapi ditutup lagi pada tahun 1997 pada saat krisis moneter merebak.[9] Namun, pada tahun 2002, Preston Resources mulai mengembangkan operasi tambang yang dahulu dipegang oleh Oriental Peninsula Gold.[1] Pada tahun 2006, Zedex Minerals membeli kepentingan pengendalian.[10]

Ekologi

sunting

Tebing kapur di daerah ini menjadi habitat bagi sejumlah flora endemik, termasuk kantong semar Nepenthes northiana.[11]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Preston buying into Sarawak goldmine" Sydney Morning Herald 16 Juli 2002;
  2. ^ "Army Foils Attempts to Smuggle Rice, Timber" Bernama, The Malaysian National News Agency 18 June 2003;
  3. ^ "Malaysia minister warns of ban if poultry smuggling to Indonesia continues" BBC News 5 November 2005
  4. ^ "Descendants mark Jagoi-Bratak Day." New Straits Times 10 Mei 2000;
  5. ^ a b c Kaur, Amarjit (Februari 1995) "The Babbling Brookes: Economic Change in Sarawak 1841-1941" Modern Asian Studies 29(1): pp. 65-109, p.73
  6. ^ Chew, Daniel (1990) Chinese Pioneers on the Sarawak Frontier 1841-1941 Oxford University Press, Singapore, ISBN 0-19-588915-0
  7. ^ Lucas, N. A. (1949) "The Production of Gold in Sarawak", Sarawak Gazette 1 Februari 1949
  8. ^ Wilford, G. E. (1962) "The Bau Goldfield", Sarawak Gazette 30 April 1962
  9. ^ Staff (2000) "Gold Mining in Sarawak Loses Shine for Now" Bernama, the Malaysian National News Agency 10 Desember 2000
  10. ^ Bromby, Robin (2006) "Finance: Pure Speculation: Burston to test his mettle in magnetite" Weekend Australian 1 Juli 2006, p. 37
  11. ^ Hansen, Eric (Oktober 2001) "Where rocks sing, ants swim, and plants eat animals: finding members of the Nepenthes carnivorous plant family in Borneo" Discover 22(10): pp.60-68;

1°25′N 110°09′E / 1.417°N 110.150°E / 1.417; 110.150