Ukuran asli(Berkas SVG, secara nominal 177 × 177 piksel, besar berkas: 46 KB)
Berkas ini berasal dari Wikimedia Commons dan mungkin digunakan oleh proyek-proyek lain.
Deskripsi dari halaman deskripsinya ditunjukkan di bawah ini.
Ringkasan
DeskripsiOriginal Logo of Gereja Bethel Indonesia.svg
English: At the time of its formation in 1970, GBI did not yet have an illustrated logo. On the advice of Rev. Julius Ishak, a competition was held with prizes regarding the creation of the GBI logo.
Then through the work of Rev. Samuel Sutomo, who is artistic and multi-talented, the GBI logo appeared, which was inspired by the PGI Oikumene logo at that time. The PGI and GBI logos are still similar, especially on the letter E.
In 1988, Rev. Benny Gerungan, M.A., General Secretary of BPH GBI 1994-2000, proposed that the letters D and N in Indonesian words, which were originally lowercase, be changed to capital letters. At first Pdt Samuel Sutomo did not agree with the proposal because according to him the logo was not bound by standard language. For example, the word Oikumene, which became the PGI logo, consisted of capital letters except for the letters M and N. However, in the end, Rev. Samuel agreed to this change and it was ratified at the 2004 Synod.
For color, previously the GBI logo always used plain blue with the aim of indicating the authenticity of the letterhead among the black writing around it.
Along with the times and technology, the GBI logo has been modernized by developing colors and meanings. This development began in the era of Pdt. Soehandoko Wirhaspati, M.A. (2000-2004), followed by digitalization during the leadership era of Pdt. Dr. Jacob Nahuway, M.A. (2004-2014), and was increasingly used in internet communication and social media during the leadership of Pdt. Dr. Japarlin Marbun (2014-2019).
Bahasa Indonesia: Pada saat terbentuknya pada tahun 1970, GBI belum memiliki logo bergambar. Atas saran Pdt Julius Ishak, maka dibuatlah sayembara berhadiah mengenai pembuatan logo GBI.
Kemudian melalui karya Pdt Samuel Sutomo, yang berjiwa seni dan multi-talenta, muncullah logo GBI yang terinsipirasi dari logo Oikumene PGI pada waktu itu. Kemiripan logo PGI dan GBI masih terlihat, terutama pada huruf E.
Pada tahun 1988, Pdt Benny Gerungan, M.A., Sekretaris Umum BPH GBI 1994-2000, mengusulkan agar huruf D dan N pada kata Indonesia yang awalnya merupakan huruf kecil, diubah menjadi huruf kapital. Pada mulanya Pdt Samuel Sutomo kurang sependapat dengan usulan tersebut karena menurut beliau logo tidak terikat dengan bahasa baku. Sebagai contoh, kata Oikumene yang menjadi logo PGI, terdiri dari huruf kapital kecuali huruf M dan N. Namun pada akhirnya, Pdt Samuel menyetujui perubahan tersebut lalu disahkan pada Sinode 2004.
Untuk warna, sebelumnya logo GBI selalu menggunakan biru polos dengan tujuan menandakan keaslian kop surat di antara tulisan hitam di sekitarnya.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, logo GBI dimodernisasi dengan mengembangkan warna dan maknanya. Pengembangan ini dimulai pada era Pdt. Soehandoko Wirhaspati, M.A. (2000-2004), dilanjutkan dengan digitalisasi pada era kepemimpinan Pdt. Dr. Jacob Nahuway, M.A. (2004-2014), dan semakin digunakan dalam komunikasi internet dan media sosial pada masa kepemimpinan Pdt. Dr. Japarlin Marbun (2014-2019).
untuk berbagi – untuk menyalin, mendistribusikan dan memindahkan karya ini
untuk menggubah – untuk mengadaptasi karya ini
Berdasarkan ketentuan berikut:
atribusi – Anda harus mencantumkan atribusi yang sesuai, memberikan pranala ke lisensi, dan memberi tahu bila ada perubahan. Anda dapat melakukannya melalui cara yang Anda inginkan, namun tidak menyatakan bahwa pemberi lisensi mendukung Anda atau penggunaan Anda.
berbagi serupa – Apabila Anda menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari materi ini, Anda harus menyebarluaskan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama seperti lisensi pada materi asli.
Berkas ini mengandung informasi tambahan yang mungkin ditambahkan oleh kamera digital atau pemindai yang digunakan untuk membuat atau mendigitalisasi berkas. Jika berkas ini telah mengalami modifikasi, rincian yang ada mungkin tidak secara penuh merefleksikan informasi dari gambar yang sudah dimodifikasi ini.