Gagak torres

spesies burung

Gagak torres (Corvus orru), juga disebut gagak Australia atau gagak Papua, adalah salah satu jenis burung pengicau dari famili Corvidae yang berasal dari Australia bagian utara dan barat serta kepulauan sekitar di Indonesia dan Papua Nugini. Spesies ini memiliki bulu, paruh, dan mulut berwarna hitam dengan iris mata berwarna putih. pangkal bulu yang terdapat pada kepala dan leher berwarna putih. Gagak torres sedikit lebih besar dengan paruh yang lebih kuat dari gagak kecil yang serupa.

Gagak torres
Corvus orru Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN103727557 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KelasAves
OrdoPasseriformes
SuperfamiliCorvoidea
FamiliCorvidae
GenusCorvus
SpesiesCorvus orru Edit nilai pada Wikidata
Bonaparte, 1850
Tipe taksonomiCorvus Edit nilai pada Wikidata
Distribusi

Edit nilai pada Wikidata
EndemikAustralia Edit nilai pada Wikidata

Taksonomi

sunting
 
Gagak torres yang sedang terbang di dekat Beaudesert - Australia

Gagak torres dideskripsikan oleh pakar burung dari Prancis Charles Lucien Bonaparte pada tahun 1850.[1][2] Asal muasal dari epitet spesifik orru tidak diketahui pasti tetapi mungkin diturunkan dari nama Papua.[3]

Terdapat tiga subspesies:[4]

Gagak Bismarck (Corvus insularis) di Kepulauan Bismarck sebelumnya dikenal sebagai salah satu spesies.[4][6] Di Australia Tengah, tepatnya di Alice Springs bagian selatan, istilah Pitjantjatjara untuk ras ceciliae adalah kaanka. Istilah wati kaanka memiliki arti pria berjari kecil atau seseorang yang sembarang bergaul.[7]

Deskripsi

sunting

Gagak torres adalah spesies Corvidae yang besar, memiliki ukuran yang kira-kira sama (panjang 48–53 cm)[8] seperti gagak pemakan bangkai dari Eurasia tetapi dengan paruh yang lebih kuat dan kaki yang sedikit lebih panjang. Bulu gagak torres berwarna hitam berkilau di bagian punggung dan hitam kusam di bagian dada dengan bulu leher yang tidak mencolok. Ekornya lebar dan memiliki ujung berbentuk kotak yang unik. Bulunya berwarna abu-abu gelap dan panjangnya hampir sama dengan yang ada di kepala. Tungkai dan kakinya berwarna abu-abu gelap dengan telapak berwarna merah muda. Gagak torres memiliki iris mata putih yang berbeda dengan spesies lain dari Corvus Australasia yang memiliki cincin mata jelas yang berwarna biru. Akan tetapi, hal ini dapat dibedakan dari sebagian besar spesies kecuali gagak kecil dengan pangkal bulu kepala dan leher yang berwarna putih.[9] Pangkal bulu putih muncul ketika mengamuk. Burung dari spesies ini memiliki ciri khas mengepakkan sayap setelah hinggap. Penampilan morfologis tampak mirip di kedua jenis kelamin; namun, gagak muda tidak memiliki bulu punggung berkilau dan memiliki mata berwarna coklat, ketimbang putih, hingga umur kira-kira sembilan bulan.

Gagak torres tidak serupa dengan Australian raven yang memiliki penampilan yang hampir mirip. Meski memiliki kemiripan visual, Australian raven dan Australian crow memiliki panggilan yang sangat berbeda dan unik.

Distribusi dan habitat

sunting

Gagak torres memiliki distribusi luas di seluruh Australia, Papua Nugini khususnya Kepulauan Bismarck, dan beberapa pulau di Indonesia, khususnya Maluku.[10] Berbagai ras C. orru ceciliae dari daratan Australia terbentang dari wilayah utara tropis hingga wilayah selatan di Forster di pantai timur New South Wales serta di antara Geraldton dan Norseman di Australia Barat Daya.

Gagak torres menempati hampir seluruh jenis habitat dalam wilayah geografis dengan ketersediaan sumber air permanen. Spesies ini sering dijumpai di habitat seperti hutan hujan tropis, hutan eukaliptus, semak terbuka, pantai, rawa-rawa, dan pulau lepas pantai. Gagak torres juga beradaptasi baik dengan habitat buatan seperti wilayah pedesaan, perkotaan kecil, dan perkotaan besar. Di wilayah pedesaan Australia Utara, gagak torres merupakan spesies burung paling banyak dan juga merupakan hama bagi petani, karena merusak tanaman seperti jagung, kacang tanah, gandum, dan bermacam buah-buahan. Gagak torres banyak dijumpai di lingkungan perkotaan dan terdapat dalam populasi besar di beberapa kota di Australia. Di zona tandus Australia tengah, spesies ini berdistribusi jarang dan terbatas di area dengan sumber air permanen.

Dua ras lainnya terdapat di banyak pulau di utara: C. orru orru di Papua Nugini dan Maluku), dan C. orru latirostris di Kepulauan Tanimbar dan Babar.

Ekologi

sunting

Persebaran populasi gagak torres di Australia

sunting

Gagak torres, seperti banyak spesies Corvidae, adalah spesies yang oportunistik dan beradaptasi di berbagai macam habitat.[9][11] Populasi gagak torres di Australia meningkat, kemungkinan disebabkan perluasan aktivitas pertanian di daerah tandus, serta urbanisasi yang meningkat.[12] Studi mengenai distribusi gagak torres di seluruh Australia, antara tahun 1993 dan 2004, telah menunjukkan bahwa wilayah geografis dari spesies ini telah berkembang hingga ke daerah perkotaan termasuk banyak kota besar di Australia, serta ke selatan di daerah tandus Australia tengah.[13][14][15] Pertumbuhan urban berkelanjutan di Australia dalam beberapa dekade telah menyebabkan banyak wilayah hutan subtropis alami sklerofil eukaliptus yang beralih menjadi pinggiran kota dan taman, terutama di daerah sekitar kota-kota besar. Urbanisasi lahan yang meningkat telah dikaitkan dengan observasi perkembangbiakan gagak torres.[14] Dari studi jangka panjang di wilayah pusat dan pinggiran kota South-East Queensland,[13] keberadaan gagak torres yang diamati telah meningkat sebanyak sekitar 40%. Kepadatan spesies di Brisbane telah menyebabkan kebisingan yang berasal dari sekumpulan individu di tempat bertengger bersama di daerah perkotaan, telah menjadi sumber keluhan oleh warga lokal.[15]

Populasi gagak torres juga telah berkembang di wilayah pedesaan seluruh Australia. Pengembangan lahan pertanian yang meningkat cenderung menjadi faktor signifikan yang memengaruhi peningkatan populasi spesies di luar wilayah perkotaan. Di wilayah pedesaan, gagak torres diketahui berkumpul di lingkungan pertanian dan membentuk kawanan besar. Sejak spesies bergantung pada sumber air permanen untuk bertahan hidup, sebagian besar gagak torres paling sering diamati di lahan subur di daerah tropis dan di bagian timur Australia di mana curah hujan tahunan relatif lebih tinggi.[9] Sementara distribusi gagak torres tersebar luas di Australia, kepadatan spesies di daerah tandus tetap rendah karena sedikit sumber air tetap.[9] Di pusat daerah tandus, spesies yang biasanya terpusat di satu daerah dengan air mengalir dan genangan air disebabkan migrasi dari daerah sekitar.[9] Namun, perkembangan sistem irigasi dan sumur oleh industri peternakan dan pertanian telah memungkinkan spesies yang membutuhkan sumber air tetap yang mencukupi untuk membentuk tempat tinggal yang sebelumnya tidak dihuni.

Spesies tepi

sunting

Perluasan populasi spesies Corvidae species di daerah perkotaan di seluruh dunia disebabkan kemampuan untuk mengeksploitasi habitat pinggiran.[11] Hal ini memungkinkan spesies Corvidae seperti gagak torres untuk mengambil keuntungan dari pertumbuhan urban dengan mengeksploitasi peningkatan terkait pada persediaan makanan antropogenik dan dengan mendominasi habitat perkotaan yang telah dibuat, mengurangi kompetisi yang diadakan oleh spesies lain.[11][14][16]

Salah satu alasan gagak torres mampu mengambil keuntungan dari urbanisasi yang meningkat adalah makanan; proporsi signifikan dari makanan spesies adalah bangkai,[17] yang umum terjadi di lingkungan perkotaan karena mati tertabrak. Sampah antropogenik juga memberikan banyak sumber makanan dengan usaha minimal bagi gagak torres. Selain itu, sumber makanan gagak torres dapat ditambah langsung dengan modifikasi jangkauan lahan, di mana hutan alami diganti dengan lahan perkebunan dan taman yang mengandung banyak binatang invertebrata yang juga merupakan bagian signifikan dari makanan spesies.[11] Makanan yang berlimpah berarti bahwa sedikit agresi intra-spesifik diamati sejak sumber daya tidak dipertahankan secara ekonomis. Terakhir, jumlah besar gagak torres memungkinkan untuk mendominasi sumber makanan dan oleh sebab itu gagak torres mengalami sedikit kompetisi dari spesies burung perkotaan yang lebih kecil.[13]

Aspek kedua yang memungkinkan gagak torres berkembang ke daerah perkotaan adalah perkembangbiakan. Spesies ini hanya memerlukan ruang berkembang biak yang sangat sedikit supaya dapat beradaptasi untuk hidup di lingkungan perkotaan yang padat.[11] Hal ini memungkinkan terbentuknya kawanan komunal besar yang menghasilkan kepadatan populasi yang tinggi. Maka, kapasitas bermukim di habitat perkotaan bagi gagak torres jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan di mana persediaan lebih terbatas.

Persebaran di wilayah perkotaan Australia terus menciptakan habitat baru bagi spesies dan berpeluang menjadi faktor penyumbang terbesar dalam pengamatan peningkatan ukuran populasi. Bahkan pengembangan kota yang relatif kecil di lahan yang sebelumnya tidak dijamah dapat merepresentasikan peningkatan signifikan ruang berkembang biak bagi gagak torres untuk berkoloni, memberikan kapasitas hunian yang banyak dari habitat tersebut.

Perilaku

sunting

Seperti halnya Corvidae pada umumnya, gagak torres adalah binatang yang cerdas dan mambu beradaptasi serta tahu cara mencuri makanan bari burung yang lebih besar dengan bekerja secara tim,[18] dan memangsa hewan beracun tanpa keracunan (lihat di bawah). Gagak torres adalah burung yang besar dan agresif, di mana hewan betina memperlihatkan perilaku yang lebih agresif dan mendominasi sebagian besar spesies yang lain kecuali burung pemangsa besar dan murai Australia. Mereka diketahui menyerang burung pemangsa yang lebih besar, khususnya elang berekor baji dan sebagian besar spesies burung hantu dalam hal menjaga tempat tinggal atau wilayahnya.[19] Burung-burung yang lebih kecil akan menyerang gagak untuk melindungi sarangnya, dengan willie wagtail dan pied butcherbird sebagai contoh utamanya. Noisy miner dan murai Australia adalah beberapa jenis burung yang sukses mengusir gagak torres dari wilayahnya, yang kemudian menjadi salah satu spesies yang mendominasi dan menggantikan gagak bila bertemu.[19] Antara bulan Januari dan Agustus, kawanan besar gagak berkumpul dan mengembara secara nomaden di sepanjang perkebunan, hutan, dan pinggiran kota. Kumpulan tersebut terdiri dari gagak berbagai usia; akan tetapi, dari September hingga Desember, banyak yang meninggalkan kawanan untuk berkawin di tempat tinggal sementara, ukuran kawanan berkurang signifikan menyisakan gagak muda dan tua. Setiap pasang gagak kembali ke wilayah yang sama setiap tahun, tetapi wilayah tersebut dapat diambil alih pasangan lain dari tahun ke tahun.[19]

Makanan

sunting

Gagak torres adalah hewan omnivora dan mengonsumsi berbagai macam makanan. Makanan mereka sangat bervariasi baik habitat perkotaan di mana sebagian bergantung pada sumber makanan antropogenik yang berlimpah maupun yang tinggal di habitat alami. Di luar area perkotaan, makanan gagak torres biasanya terdiri dari hewan invertebrata, buah beri, dan bangkai.[17] Burung spesies ini juga diketahui mengambil ikan yang terdampar di pantai, hewan yang mati tertabrak, buah-buahan, biji-bijian, burung berukuran lebih kecil, dan hewan mengerat. Di Australia utara gagak torres telah mengembangkan teknik khas untuk membunuh dan memakan kodok tebu beracun tanpa mencerna racun yang dihasilkan dari kulit dan kelenjar racun dari kedua sisi kepala kodok, dengan membalikkannya ke punggung dan memberikan tiupan mematikan dengan paruh kuatnya. Gagak hanya memakan usus dan bagian paha kodok, sambil menghindari racun. Teknik memangsa ini disebarkan secara kultural di antara gagak spesies ini.[20]

Tempat tinggal

sunting

Masa berkawin utama terjadi dari Agustus hingga Januari, dengan masa bertelur pada bulan September dan Oktober. Sarang stik dibangun tinggi di pohon, biasanya eukaliptus, namun tempat lain seperti tiang listrik dan gedung tinggi kadang-kadang dipilih. Dua hingga empat telur dierami gagak betina selama sekitar dua puluh hari dan kemudian dibantu oleh gagak jantan dalam membesarkan bayi gagak selama sekitar empat puluh hari hingga mampu meninggalkan sarang.[19] Gagak torres muda kemudian ditemani oleh induknya selama beberapa bulan hingga dewasa, sebelum bergabung dalam kawanan nomaden. Gagak torres secara agresif menjaga sarang mereka dari goanna, ular, dan burung pemangsa dengan with serangan agresif. Anjing, kucing, dan manusia juga terkadang mengusik sarang mereka, tetapi tidak seagresif serangan terhadap spesies berbahaya seperti murai Australia dan trulek topeng.[19]

Suara gagak torres cukup berbeda dari Australian raven: "uk-uk-uk-uk-uk" nasal atau terkadang "ok-ok-ok-ok".

Referensi

sunting
  1. ^ Bonaparte, C.L. (1850). Conspectus Generum Avium (dalam bahasa Latin). 1. Lugduni Batavorum (Leiden): E.J. Brill. hlm. 385. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28. Diakses tanggal 2018-10-06. 
  2. ^ Blake, E.R.; Vaurie, C. (1962). "Family Corvidae, Crows and Jays". Dalam Greenway, J.C. Jnr. Check-list of birds of the world (Volume 15) (dalam bahasa Inggris). Cambridge, Mass.: Museum of Comparative Zoology. hlm. 275. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-10. Diakses tanggal 2018-10-06. 
  3. ^ Jobling, James A. (2010). The Helm Dictionary of Scientific Bird Names (dalam bahasa Inggris). London: Christopher Helm. hlm. 285. ISBN 978-1-4081-2501-4. 
  4. ^ a b Gill, Frank; Donsker, David (ed.). "Crows, mudnesters & birds-of-paradise". World Bird List Version 6.1 (dalam bahasa Inggris). International Ornithologists' Union. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-29. Diakses tanggal 27 Januari 2016. 
  5. ^ Mathews G.M. (1912). "A reference-list to the birds of Australia". Novitates Zoologicae (dalam bahasa Inggris). 18: 171–455 [442]. doi:10.5962/bhl.part.1694. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-20. Diakses tanggal 2018-10-06. 
  6. ^ Dutson, G.; Gregory, P.; Boles, W. (2011). "Bismarck Crow Corvus (orru) insularis warrants species status". Bulletin of the British Ornithologists' Club (dalam bahasa Inggris). 131 (3): 204–206. 
  7. ^ Goddard, Cliff (1992). Pitjantjatjara/Yankunytjatjara To English Dictionary (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-2). Alice Springs, Northern Territory: Institute for Aboriginal Development. hlm. 26. ISBN 978-0-949659-64-4. 
  8. ^ Campbell, Iain; Woods, Sam; Leseberg, Nick (2015). Birds of Australia: A Photographic Guide (dalam bahasa Inggris). Princeton University Press. hlm. 330. 
  9. ^ a b c d e Rowley, I (1970). "The Genus Corvus (Aves: Corvidae) in Australia". CSIRO Wildlife Research (dalam bahasa Inggris). 15 (1): 27. doi:10.1071/cwr9700027. 
  10. ^ "Corvus orru". The IUCN Red List of Threatened Species 2012 (dalam bahasa Inggris). BirdLife International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-17. Diakses tanggal 24 Mei 2016. 
  11. ^ a b c d e Marzluff, J.M; Bowman, R; Donelly, R (2001). Avian ecology and conservation in an urbanizing world (dalam bahasa Inggris). Norwell, MA: Kluwer Academic Press. hlm. 332–363. 
  12. ^ Madge, S; Burn, H (1994). Crows and Jays (dalam bahasa Inggris). Boston: Houghton Mifflin. 
  13. ^ a b c Woodall, P (2004). "The distribution and abundance of Pied Currawong and Torresian Crow in South-east Queensland" (PDF). The Sunbird (dalam bahasa Inggris). 32 (2): 49–57. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2018-10-06. 
  14. ^ a b c Everding, S; Montgomerie, R (2000). "Movements and Habitat Use of the Torresian crow in a Subtropical Suburban Environment". EMU (dalam bahasa Inggris). 100 (3): 192. doi:10.1071/mu9808. 
  15. ^ a b Jones, D; Everding, S (1993). "Crows in Suburbia". Cumberland Bird Observers Club Newsletter (dalam bahasa Inggris). 14: 1–3. 
  16. ^ Catterall, C; Jones, R; Green, D (1992). "Habitat use by birds across a forest-suburb interface in Brisbane: implications for corridors". Biological Conservation (dalam bahasa Inggris). 60 (1): 66. doi:10.1016/0006-3207(92)90832-8. 
  17. ^ a b Rowley, I; Vestjens, W (1973). "The comparative ecology of Australian corvids". CSIRO Wildlife Research (dalam bahasa Inggris). 18 (1). 
  18. ^ Brown, Matthew. "Australian Crows". The Corvid Blog (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-12. Diakses tanggal 24 Mei 2016. 
  19. ^ a b c d e Chisholm, A H (1976). Complete Book of Australian Birds (dalam bahasa Inggris). Readers Digest Services. hlm. 581. 
  20. ^ Donato, D; Potts, R (2004). "Culturally transmitted predation and consumption techniques by Torresian crows Corvus orru on Cane Toads Bufo marinus". Australian Field Ornithology (dalam bahasa Inggris). 21: 125–126. 

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting