Geotrichum candidum
Geotrichum candidum merupakan organisme yang dapat ditemukan pada mikrobioma manusia, terutama pada kulit, dahak, dan feses yang ditemukan pada 25-30% spesimen.[1][2] Organisme tersebut termasuk kedalam kelompok fungi yang umumnya dapat ditemukan di tanah dan dapat diisolasi di seluruh dunia.[1]
Geotrichum candidum
| |
---|---|
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Fungi |
Divisi | Ascomycota |
Kelas | Saccharomycetes |
Ordo | Saccharomycetales |
Famili | Dipodascaceae |
Genus | Geotrichum |
Spesies | Geotrichum candidum |
Tata nama | |
Sinonim takson |
|
G. candidum adalah agen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia berupa geotrichosis, kemudian penyakit busuk asam yang dapat menginfeksi buah-buahan seperti jeruk, tomat, wortel, dan sayuran.[3] Organisme tersebut dapat mempengaruhi hasil panen buah durian, yaitu pada Durio graveolens.[4]
G. candidum biasa digunakan secara luas dalam produksi produk susu termasuk keju seperti Camembert, Saint-Nectaire, Reblochon dan lain-lain. Selain itu, jamur tersebut juga dapat ditemukan dalam yogurt Nordik yang dikenal sebagai viili, berperan dalam menentukan tekstur dari suatu produk.[5]
Sebuah studi pada tahun 2001 menunjukkan bahwa G. candidum mengonsumsi polikarbonat.[6] Namun, efek dari hal tersebut belum diketahui.
Sejarah
suntingTaksonomi
suntingPada tahun 1809, genus Geotrichum dideskripsikan oleh Johann Heinrich Friedrich Link untuk mengakomodasi spesies G. candidum yang ditemukan pada daun yang membusuk. Sejak saat itu, lebih dari 130 taksa berhasil dideskripsikan dan diidentifikasi ke dalam genus tersebut serta diperoleh ratusan sinonim.[7] Misalnya, G. candidum salah diklasifikasikan sebagai Oidium lactis berdasarkan banyak literatur awal.[1] Spesies Geotrichum memiliki kemiripan dengan Trichosporon dan Protendomycopsis. Namun, Geotrichum merupakan afiliasi dari ascomycetous sedangkan yang terakhir adalah anggota kelompok Basidiomycota. Spesies Geotrichum juga terkadang salah diklasifikasikan sebagai anggota genus Dipodaskus yang tumbuh dengan cepat, memiliki hifa yang bercabang tidak teratur, lebar 10-14 μm dan memproduksi askus spora tunggal. Berbeda dengan Geotrichum, anggota genus Dipodascus tidak mempunyai percabangan yang dikotomis dari hifa perifer serta memiliki tingkat pertumbuhan yang umumnya kurang dari 3 mm per hari.[1]
Filogeni
suntingGalactomyces candidus, sebelumnya dianggap kedalam kelompok takson yang berbeda, kemudian ditemukan tahap seksual dari G. candidum menggunakan metode berbasis urutan gen.[4][8] Geotrichum candidum secara luas terdiri dari 3 klade, yaitu spesies G. candidum, G. clavatum dan G. fici, di mana ketiganya memiliki potensi sebagai patogen.[2][5][9] Spesies Geotrichum dapat dibedakan dengan menggunakan analisis sekuens 18S rRNA atau dengan menggunakan daerah pengatur jarak yang ditranskripsi internal dari gen RNA ribosom inti.[8]
Morfologi
suntingAnamorf
suntingDalam keadaan anamorf, G. candidum memiliki koloni yang tipis, menyebar, lembut, berwarna krem dan putih.[10] G. candidum memiliki hifa yang tampak merayap, bersepta dan sebagian besar terendam.[1][1] Hifa memiliki warna yang tampak hialin atau berpigmen ringan.[11] Ketika hifa yang terbentuk berupa hifa aerial atau mengudara, ia berubah bentuk dari arthroconidia menjadi silinder atau berbentuk ellipsoidal.[1] Klamidospora bersifat soliter, subglobose, dan terlahir dari hifa yang tidak terdiferensiasi.[1][1] Blastoconidia terkadang berkembang pada hifa secara lateral.[1] Konidia dapat tampak bersifat arthrosporous, terminal atau interkalar/kabisat, dan juga pada permukaan agar-agar tampak aerial. Konidia memiliki ukuran berkisar antara 4,8-12,5 μm x 2,4–2,5 μm.
Teleomorf
suntingG. candidum dianggap homotalik tetapi sebagian besar merupakan isolat steril.[1] Reproduksi seksual pertama kali diamati pada strain yang diisolasi dari tanah di Puerto Rico.[12] Jamur dapat menghasilkan askus berbentuk bulat yang mengandung askospora tunggal, berdinding tebal, tidak berinti, berbentuk bulat hingga oval dengan ukuran 6-7 μm kali 7–10 μm.[1] Askospora memiliki dinding bagian dalam yang halus, sedangkan dinding luarnya berkerut.[12] Septa dilubangi oleh mikrospora, dan disusun dalam struktur cincin. Pada tahap seksual, koloni dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pada tahap aseksual. Koloni dapat tumbuh dengan kecepatan 5–7 mm setiap hari pada suhu 24 °C (75 °F) .[1]
Pertumbuhan
suntingGeotrichum candidum membentuk koloni yang memiliki kemampuan tumbuh cepat. Koloni dapat tumbuh hingga memiliki diameter dengan ukuran 5–6 cm setelah 5 hari pada media berupa agar Sabouraud-glukosa, agar wort dan media sintetis. Secara mikroskopis, pertumbuhan ditandai dengan tumbuhnya hifa bercabang dikotomis yang menyerupai garpu di sepanjang tepi koloni. Rantai kondial berubah menjadi aerial, tegak dan memiliki ukuran 6–12 (−20) x 3–6 (−9) μm. Jamur dapat tumbuh pada berbagai buah seperti jeruk dan menyebabkan penyakit asam membusuk. Hal tersebut cenderung terjadi pada buah-buahan yang disimpan pada suhu 0–5 °C (32–41 °F) sehingga menyebabkan pembusukan. Konidia tidak berwarna dan memiliki lapisan berlendir.[13] G. candidum terkadang dapat ditemukan pada usus manusia, feses, dahak dan pada kulit. Jamur tersebut dapat tumbuh di tanah, air, kotoran, berbagai substrat tanaman, adonan roti, sekam fermentasi, roti, susu dan produk susu.[1] Pertumbuhan optimal dapat terjadi pada suhu 25 °C (77 °F) dengan kisaran pH 5,0–5,5.[1] Rentang suhu dapat berubah tergantung pada permukaan tempat jamur tersebut tumbuh. Contohnya pada tumbuhan, suhu optimal berkisar antar 25–27 °C (77–81 °F). Sedangkan pada hewan, suhu optimal berkisar antara 30–31 °C (86–88 °F).[14] Suhu maksimum untuk pertumbuhan berkisar antara 35–38 °C (95–100 °F).[1][10] Jamur memerlukan nutrisi berupa sumber karbon untuk pertumbuhannya. Pertumbuhan dapat didukung oleh D-glukosa, D-manosa, D-xilosa, L-sorbosa, D-fruktosa, D-galaktosa, sukrosa, D-manitol, SorbitolD-sorbital, etanol dan gliserol. Keseimbangan nutrisi berupa karbon dan nitrogen memiliki peranan penting dalam tahap sporulasi.[1]
Distribusi
suntingG. candidum sangat umum ditemukan di tanah dan telah diisolasi dari substrat di Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Austria, India, Afrika Selatan, Jepang, Brasil, dan Peru.[1] Ia dapat berperan sebagai agen penyebab penyakit asam membusuk pada buah jeruk serta busuk dengan tekstur lunak dapat memiliki keterkaitan dengan bau buah yang di emisi kan.[15] Jamur tersebut juga merupakan agen pembusukan pada produk pasca panen seperti melon, labu, dan mentimun. Jamur dapat berperan dalam pembusukan buah tomat saat disimpan pada rentang suhu 0–5 °C (32–41 °F).[1]
Ini merupakan koloni alami yang dapat diperoleh dari produk susu tertentu terutama keju dan terkadang digunakan dan diinokulasi pada kulit di permukaan keju.[1][7][8]
Kegunaan Komersial
suntingG. candidum dapat digunakan secara komersial dan diinokulasi dalam proses pembuatan keju.[1][7][8] Kultur dapat dicampur dengan susu, air garam, atau disemprotkan pada permukaan keju. pH optimal untuk pembuatan keju berkisar antara 4,4 hingga 6,7. Pada tahap awal pematangan, jamur tumbuh hampir di seluruh permukaan keju. Jamur tersebut dapat ditemukan pada keju lunak seperti Camembert dan keju semi-keras seperti Saint-Nectaire dan Reblochon.[1] Pada keju Camembert, jamur tumbuh pada bagian luar keju membentuk lapisan kulit yang tipis.[7] Pada keju Saint-Marcellin, jamur bertanggung jawab dalam menentukan keseragaman, warna putih, dan lapisan beludru pada keju.[1] Enzim lipase dan protease yang dihasilkan oleh G. candidum dapat melepaskan asam lemak dan peptida yang memberikan rasa yang khas pada keju. G. candidum dapat mengurangi rasa pahit pada keju melalui aktivitas aminopeptidase yang berperan dalam hidrolisis peptida hidrofobik dengan berat molekul yang rendah. Aminopeptidase dapat memberikan pengaruh terhadap aroma yang dihasilkan pada Norman Camembert tradisional. Jamur juga dapat menetralkan pH dadih dengan mengkatabolisme asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri. G. candidum mempersiapkan keju untuk kolonisasi bakteri yang sensitif terhadap asam, seperti Brevibacterium. Jamur dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen, seperti Listeria monocytogenes.[16] Strain G. candidum yang bersifat komersial tersedia untuk pematangan keju.[1]
Lihat juga
sunting- Organisms breaking down plastic
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x Domsch, K. H. (Klaus Heinz) (1980). Compendium of soil fungi. Gams, W. (Walter),, Anderson, Traute-Heidi,. London: Academic Press. ISBN 0-12-220401-8. OCLC 7197207.
- ^ a b Thornton, Christopher R.; Slaughter, David C.; Davis, R. Michael (2010-10-15). "Detection of the sour-rot pathogen Geotrichum candidum in tomato fruit and juice by using a highly specific monoclonal antibody-based ELISA". International Journal of Food Microbiology (dalam bahasa Inggris). 143 (3): 166–172. doi:10.1016/j.ijfoodmicro.2010.08.012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-11. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ Sivapalan, A.; Metussin, Rosidah; Harndan, Fuziah; Zain, Rokiah Mohd (December 1998). "Fungi associated with postharvest fruit rots of Durio graveolens and D. kutejensis in Brunei Darussalam". Australasian Plant Pathology (dalam bahasa English). 27 (4): 274–277. doi:10.1071/AP98033. ISSN 1448-6032. OCLC 204773204.
- ^ a b Etienne, A.; Datry, A.; Gaspar, N.; Morel, V.; Delabesse, E.; Lmimouni, B.; Vernant, J. P.; Dhédin, N. (2008-05). "Successful treatment of disseminated Geotrichum capitatum infection with a combination of caspofungin and voriconazole in an immunocompromised patient". Mycoses (dalam bahasa Inggris). 51 (3): 270–272. doi:10.1111/j.1439-0507.2007.01484.x. ISSN 0933-7407. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ a b Bosch, Xavier (2001-06-27). "Fungus eats CD". Nature News. doi:10.1038/news010628-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-12. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ "Geotrichum". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-28.
- ^ a b c d Boutrou, R.; Guéguen, M. (2005-06). "Interests in Geotrichum candidum for cheese technology". International Journal of Food Microbiology (dalam bahasa Inggris). 102 (1): 1–20. doi:10.1016/j.ijfoodmicro.2004.12.028. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-09. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ a b c d Alper, Iraz; Frenette, Michel; Labrie, Steve (2011-12). "Ribosomal DNA polymorphisms in the yeast Geotrichum candidum". Fungal Biology (dalam bahasa Inggris). 115 (12): 1259–1269. doi:10.1016/j.funbio.2011.09.002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ "Geotrichum spp". 1 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-01. Diakses tanggal 27 Oktober 2014.
- ^ a b Smith, George, 1895-1967. (1981). Smith's introduction to industrial mycology. Onions, A. H. S. (Agnes H. S.), Eggins, H. O. W., Allsopp, D. (edisi ke-7th ed). London: Edward Arnold. ISBN 0-7131-2811-9. OCLC 8075315. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ Barron, George L. (©1968, 1983 printing). The Genera of hyphomycetes from soil. Malabar, Fla.: R.E. Krieger Pub. Co. ISBN 0-88275-004-6. OCLC 318269478. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ a b Kwon-Chung, K. J. (K. June) (1992). Medical mycology. Bennett, John E. (John Eugene), 1933-. Philadelphia: Lea & Febiger. ISBN 0-8121-1463-9. OCLC 25047969. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ Malloch, David, 1940- (1981). Moulds : their isolation, cultivation, and identification. Toronto: University of Toronto Press. ISBN 0-8020-2418-1. OCLC 7901328. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ Samson, R. A; Hoekstra, E. S; Oorschot, C. A. N (1984). Introduction to Food-borne Fungi (2nd ed.). The Netherlands: Centraalbureau voor Schimmelcultures: Institute of the Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences.
- ^ Mdaini, Naziha; Gargouri, Mohamed; Hammami, Mohamed; Monser, Lotfi; Hamdi, Moktar (2006). "Production of Natural Fruity Aroma by Geotrichum candidum". Applied Biochemistry and Biotechnology (dalam bahasa Inggris). 128 (3): 227–236. doi:10.1385/ABAB:128:3:227. ISSN 0273-2289. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2020-12-29.
- ^ Marcellino, N.; Beuvier, E.; Grappin, R.; Guéguen, M.; Benson, D. R. (2001-10-01). "Diversity of Geotrichum candidumStrains Isolated from Traditional Cheesemaking Fabrications in France". Applied and Environmental Microbiology (dalam bahasa Inggris). 67 (10): 4752–4759. doi:10.1128/AEM.67.10.4752-4759.2001. ISSN 1098-5336. PMC 93228 . PMID 11571181. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-02. Diakses tanggal 2020-12-29.