Indilimma, sebelumnya dibaca Indilimgur,[1] diduga merupakan raja terakhir Ebla, modern Suriah, yang bertakhta pada sektiar tahun 1600 SM.

Indilimma
putra Indilimma, Maratewari (kiri) menerima ankh dari dewa Yamhad
Raja Ebla
Berkuasaskt. 1600 SM
Peneruskantor dibubarkan
KeturunanMaratewari

Bertakhta

sunting

Indilimma terutama dikenal dari beberapa toples yang memiliki cetakan segel silinder putranya, Putra mahkota Maratewari.[1] Cetakan segel berkualitas tinggi dan menunjukkan insiprasi dari seni kerajaan Yamhad. Di segel-segel tersebut, putra Indilimma digambarkan saat menerima kehidupan (di dalam bentuk simbol awam Ankh Mesir Kuno) oleh dewa-dewa Yamhad, Hadad dan Ḫepat.[2]
Fakta bahwa toples-toples ini ditemukan di dalam konteks arkeologi penghancuran akhir Ebla, terjadi pada sekitar tahun 1600 SM oleh tangan raja Het Mursili I, mengemukakan bahwa Maratewari tidak punya waktu untuk menjadi raja dan bahwa ayahandanya Indilimma memang yang terakhir penguasa palaeosuriah Ebla.[1]

Nama Indilimma juga muncul di sebuah dokumen hukum yang ditemukan di istana barat Ebla.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Matthiae, Paolo (2010). Ebla. La città del trono (dalam bahasa Italian). Einaudi. hlm. 218–19. ISBN 978-88-06-20258-3. 
  2. ^ Matthiae (2010), pp. 318-19

Bacaan selanjutnya

sunting
  • Archi, Alfonso (2015). "A Royal Seal from Ebla (17th cent. B.C.) with Hittite Hieroglyphic Symbols". Orientalia. 84 (1): 18–28.