Indonesia dalam tahun 1997
Indonesia dalam tahun 1997 menyajikan serangkaian peristiwa yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 1997.
| |||
---|---|---|---|
Dekade : | 1990-an | ||
Abad : | ke-20 | ||
Milenium : | ke-2 | ||
Lihat pula | |||
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Indonesia |
Garis waktu |
Portal Indonesia |
Pemerintahan
suntingPresiden dan Wakil Presiden
suntingPresiden | Wakil Presiden | ||
---|---|---|---|
Soeharto | Try Sutrisno |
Menteri
suntingPeristiwa
suntingJanuari
sunting- Jumat, 17 Januari — Sebanyak lima unit kios di Blok II Lantai 2 Pasar Senen terbakar. Kebakaran ini dikarenakan terjadi korsleting listrik di salah satu toko. Akibatnya, ratusan pedagang panik dan terpaksa menutup kios-kios mereka.[1]
Mei
sunting- Senin, 12 Mei — Pemerintah Indonesia melarang penggunaan spanduk Mega Bintang dalam kegiatan kampanye. Pencantuman "Mega-Bintang" dinilai menyalahi peraturan perundangan tentang kampanye pemilu di mana setiap spanduk yang dipergunakan dalam kampanye harus mendapat izin dari kepolisian.[2]
- Jumat, 23 Mei — Kerusuhan Banjarmasin Jumat kelabu, Saat itu Banjarmasin dilanda kerusuhan massal, menyusul kampanye Golkar pada hari terakhir putaran kampanye Partai Persatuan Pembangunan menjelang pemilihan umum legislatif dan di per panas oleh jemaat masjid yang sedang solat Jumat, 123 korban tewas, 118 luka-luka, dan 179 orang hilang.
- Kamis, 29 Mei — Pemilu legislatif dilaksanakan untuk memilih 425 anggota DPR-RI serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) untuk periode 1997–1999. Pemilu ini merupakan yang terakhir kali diselenggarakan pada masa Orde Baru.
Juli
sunting- Selasa, 1 Juli — Presiden Soeharto menandatangani prasasti peresmian nama Bumi Perkemahan Ibu Tien Soeharto, menggantikan Wiladatika, nama Bumi Perkemahan yang lama. Bumi Perkemahan di atas lahan seluas 2,34 hektar ini, didirikan tahun 1974 atas prakarsa almarhumah Ibu Tien Soeharto yang ketika itu duduk sebagai Andalan Nasional Urusan Puteri Gerakan Pramuka yang kemudian memberikan nama Bumi Perkemahan Wiladatika (Widya Mandala Krida Bhakti Pramuka).
Penggantian nama itu atas usulan Kwarnas Gerakan Pramuka. Dan Presiden Soeharto telah menyetujui usulan tersebut dengan mempertimbangkan sebagai rasa terima kasih dan penghargaan atas jasa-jasa almarhumah semasa hidupnya bagi kemajuan Gerakan Pramuka dan pembinaan pemuda pada umumnya.
Bersamaan dengan peresmian nama baru tersebut ditandai pula pembukaan selubung Patung Ibu Tien Soeharto berseragam Pramuka. Patung dada berukuran dua kali manusia dari bahan perunggu ini dibuat oleh pematung terkenal dari Yogyakarta, Sapto.
Agustus
sunting- Kamis, 14 Agustus — Bank Indonesia membebaskan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, khususnya dollar Amerika Serikat, dan membiarkannya berfluktuasi secara bebas (free floating) menggantikan sistem managed floating yang dianut pemerintah sejak devaluasi Oktober 1978 karena krisis moneter.
- Minggu, 17 Agustus — Peringatan 52 tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
September
sunting- Sabtu, 20 September — Pemerintah Indonesia merevisi 241 proyek di sembilan sektor dengan nilai total Rp 178,79 triliun. Revisi proyek yang tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1997 tersebut menyebutkan 85 proyek senilai Rp 67,6 triliun diteruskan, 75 proyek senilai Rp 61,6 triliun dikaji kembali, dan 81 proyek senilai Rp 49,5 triliun ditangguhkan.[3]
- Jumat, 26 September – Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh di Sumatera Timur Laut dan menewaskan 234 orang di dalamnya.
Oktober
sunting- Rabu, 1 Oktober — Anggota DPR/MPR RI periode 1997–1999 dilantik.
- Minggu, 5 Oktober — Bertepatan dengan HUT ke-52 ABRI, Presiden Soeharto, Soedirman, dan Abdul Haris Nasution dianugerahi pangkat Jenderal Besar (bintang lima).[4]
- Rabu, 8 Oktober — Pemerintah Indonesia meminta bantuan IMF dan Bank Dunia memperkuat sektor keuangan Indonesia.[5]
November
sunting- Sabtu, 1 November — Pemerintah Indonesia menutup izin usaha 16 bank umum yang dipandang tidak sehat untuk mengendalikan krisis moneter dan menyehatkan sistem perbankan Indonesia. Untuk itu, pemerintah menyediakan dana talangan Rp 2,3 triliun untuk para nasabah yang menyimpan dana di 16 bank itu. Jumlah simpanan nasabah yang akan diganti maksimal Rp 20 juta.[3]
Desember
suntingJumat, 19 Desember – SilkAir Penerbangan 185 jatuh ke Sungai Musi dekatPalembang di Sumatera Selatan dan menewaskan 104 penumpang dan awak pesawat.
Hari libur nasional di Indonesia
suntingHari-hari libur nasional Indonesia untuk tahun 1997:
No | Tanggal | Hari | Keterangan |
---|---|---|---|
Hari Libur Nasional | |||
1 | 1 Januari | Rabu | Tahun Baru Masehi |
2 | 9-10 Februari | Minggu-Senin | Idul Fitri (1-2 Syawal 1417H) |
3 | 28 Maret | Jumat | Wafat Yesus Kristus |
4 | 9 April | Rabu | Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1919) |
5 | 18 April | Jumat | Idul Adha (10 Dzulhijjah 1417H) |
6 | 8 Mei | Kamis | Kenaikan Yesus Kristus |
7 | Tahun Baru Islam (1 Muharram 1418H) | ||
8 | 22 Mei | Kamis | Hari Raya Waisak 2541 |
9 | 29 Mei | Kamis | Pemungutan suara pemilu legislatif Indonesia 1997 |
10 | 17 Juli | Kamis | Maulid Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul Awal 1418H) |
11 | 17 Agustus | Minggu | Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-52 |
12 | 28 November | Jumat | Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW (27 Rajab 1418H) |
13 | 25 Desember | Kamis | Hari Raya Natal |
Referensi
sunting- ^ Afrianto, Dedy (19-05-2021). Yohan Wahyu, ed. "Pasar Senen dan Tragedi Pasar Tua di Jakarta". kompas.id. Diakses tanggal 05-01-2024.
- ^ Kompas, 13 Mei 1997.
- ^ a b Harijono, Try. 2022. 70 Tahun APINDO Bakti Untuk Negeri. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
- ^ Eklöf, Stefan (1999). Indonesian Politics in Crisis: The Long Fall of Suharto, 1996-1998. NIAS Press. hlm. 104. ISBN 8787062690.
- ^ Kompas, 9 Oktober 1997.