Janssen Pharmaceuticals

perusahaan asal Amerika Serikat

Janssen Pharmaceuticals adalah sebuah perusahaan farmasi yang berkantor pusat di Beerse, Belgia, dan dimiliki oleh Johnson & Johnson. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1953 oleh Paul Janssen.

Janssen Pharmaceuticals
IndustriFarmasi
Didirikan1953 (1953)
PendiriPaul Janssen
Kantor pusatBeerse, Belgia
IndukJohnson & Johnson
Situs webJanssenPharmaceuticalsInc.com

Pada tahun 1961, Janssen Pharmaceuticals dibeli oleh Johnson & Johnson asal New Jersey, dan menjadi bagian dari Johnson & Johnson Pharmaceutical Research and Development (J&J PRD), yang kini diubah namanya menjadi Janssen Research and Development (JRD). JRD melakukan riset dan pengembangan di berbagai macam kelainan kesehatan manusia, seperti gangguan jiwa, gangguan neurologis, anestesi, analgesik, gangguan pencernaan, infeksi jamur, HIV/AIDS, alergi, dan kanker. Janssen dan Ortho-McNeil Pharmaceutical masuk dalam grup Ortho-McNeil-Janssen di dalam Johnson & Johnson Company.

Sejarah

sunting
 
Janssen (Leiden, 2021)

Janssen Pharmaceuticals memulai sejarahnya pada tahun 1933 saat Constant Janssen, ayah Paul Janssen, mendapat hak untuk mendistribusikan produk farmasi buatan Richter asal Hungaria ke Belgia, Belanda, dan Kongo Belgia. Pada tanggal 23 Oktober 1934, ia mendirikan N.V. Produkten Richter di Turnhout. Pada tahun 1937, Constant Janssen mengakuisisi sebuah pabrik tua di Statiestraat 78 di Turnhout, yang lalu ia kembangkan selama Perang Dunia II menjadi sebuah bangunan berlantai empat. Saat masih menjadi mahasiswa, Paul Janssen membantu pengembangan parasetamol (USP: asetaminofen, kerap dikenal dengan merek Tylenol) dengan nama Perdolan, yang kemudian menjadi terkenal. Pasca perang, nama perusahaan ini diubah menjadi Eupharma, namun nama Richter tetap dipakai hingga tahun 1956.[1]

Pada tahun 1953, Paul Janssen mendirikan laboratorium risetnya sendiri di lantai ketiga dari pabrik Richter-Eurpharma milik ayahnya. Pada tahun 1955, ia dan timnya mengembangkan obat pertama mereka, yakni Neomeritine (ambusetamid), sebuah antispasmodik yang ternyata efektif untuk meringankan nyeri menstruasi. Pada tanggal 5 April 1956, nama Richter-Eurpharma diubah menjadi NV Laboratoria Pharmaceutica C. Janssen (sesuai nama Constant Janssen). Pada tanggal 27 April 1957, Laboratoria Pharmaceutica C. Janssen membuka sebuah fasilitas riset baru di Beerse. Pada tanggal 2 Mei 1958, departemen riset di Beerse resmi dipisah untuk membentuk N.V. Research Laboratorium C. Janssen.

Pada tanggal 24 Oktober 1961, Laboratoria Pharmaceutica C. Janssen diakuisisi oleh Johnson & Johnson asal Amerika. Negosiasi dengan Johnson & Johnson dipimpin oleh Frans Van den Bergh, kepala dewan direksi. Pada tanggal 10 Februari 1964, nama Laboratoria Pharmaceutica C. Janssen resmi diubah menjadi Janssen Pharmaceutica N.V. dan kantor pusatnya di Turnhout juga dipindah ke Beerse. Janssen Pharmaceutica dipimpin oleh Paul Janssen, Bob Stouthuysen, dan Frans Van Den Bergh. Pada tahun 1971-1972, aktivitas produksi farmasi juga dipindah ke Beerse. Antara tahun 1990 dan 2004, Janssen berekspansi ke seluruh dunia dengan mempekerjakan sekitar 28.000 orang.

Sejak awal, Janssen memfokuskan bisnisnya pada riset untuk mengembangkan obat baru. Departemen riset yang didirikan di Beerse pada tahun 1957 pun dikembangkan menjadi sebuah kampus riset besar. Pada tahun 1987, Janssen Research Foundation (JRF) didirikan untuk mengadakan riset obat baru di Beerse dan laboratorium lain di seluruh dunia. Janssen pun menjadi perusahaan Belgia dengan anggaran terbesar untuk riset dan pengembangan. Selain kantor pusat, fasilitas produksi farmasi, departemen administrasi, dan departemen riset di Beerse, Janssen Pharmaceutica juga memiliki kantor di Berchem (Janssen-Cilag), sebuah pabrik kimia di Geel, dan Janssen Biotech di Olen.

Pabrik kimia di Geel memproduksi bahan aktif untuk obat buatan Janssen. Pabrik I di Geel resmi dibuka pada tahun 1975, sementara Pabrik II dibuka pada tahun 1977, Pabrik III dibuka pada tahun 1984, dan Pabrik IV dibuka pada tahun 1995. Pada tahun 1999, semua aktivitas produksi kimia di Beerse resmi dipindah ke Geel. Sekitar 80% bahan aktif untuk obat buatan Janssen diproduksi di Geel. Pabrik di Geel juga menyumbang sekitar dua pertiga dari total produksi bahan kimia Johnson & Johnson di sektor farmasi. Pada tahun 1995, Center for Molecular Design (CMD) resmi didirikan oleh Paul Janssen dan Paul Lewi.

Pada tahun 1999, riset klinis dan pengembangan non-klinis menjadi sebuah organisasi global di dalam Johnson & Johnson. Pada tahun 2001, aktivitas riset Janssen dipindah ke Amerika Serikat dengan adanya reorganisasi aktivitas riset di Johnson & Johnson Pharmaceutical Research Development (JJPRD). Aktivitas riset dari Janssen Research Foundation (JRF) dan R.W. Johnson Pharmaceutical Research Institute (PRI) (Amerika Serikat) kemudian digabung ke dalam organisasi riset global baru. Pada tahun 2001, bangunan baru untuk pengembangan farmasi selesai dibangun di Beerse. Pada tahun 2002, sebuah pusat logistik dan informatika baru resmi dibuka di Beerse 2. Pada tahun 2003, dua gedung riset baru resmi dibangun, yakni untuk Discovery Research Center (DRC) dan Drug Safety Evaluation Center (DSEC). Pada tanggal 27 Oktober 2004, Paul Janssen Research Center resmi diperkenalkan.

Pada tahun 2011, anak usaha Johnson & Johnson, Centocor diubah namanya menjadi Janssen Biotech, dan dijadikan anak usaha dari Janssen Pharmaceuticals.[2]

Pada tahun yang sama, Johnson & Johnson juga mengakuisisi Crucell, dan menjadikannya anak usaha dari Janssen. Sehingga Janssen resmi masuk ke bisnis pencegahan penyakit. Pada tahun 2014, Crucell diubah namanya menjadi Janssen Vaccines.[3][4]

Pada bulan Maret 2015, Janssen resmi melisensikan tipifarnib (sebuah penghambat farnesiltransferase) ke Kura Oncology yang akan melanjutkan tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengkomersialisasikan obat anti-kanker tersebut.[5] Pada bulan yang sama, perusahaan ini mengumumkan bahwa Galapagos Pharma telah mendapat hak atas kandidat obat anti-inflamasi GLPG1690 serta dua senyawa lain, termasuk GLPG1205 (sebuah penghambat pertama di kelasnya untuk GPR84).[6]

Pada bulan Mei 2016, perusahaan ini meluncurkan kolaborasi dengan MacroGenics dan obat kanker praklinis mereka, yakni MGD015. Kolaborasi tersebut menghargai MacroGenics lebih dari $740 juta.[7]

Pada bulan September 2017, diumumkan bahwa Janssen bermitra dengan Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA), salah satu unit kerja dari Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat, untuk membuat vaksin flu pandemik. BARDA memberi Janssen dana sebesar $43 juta pada tahun pertama dan $273 juta dalam waktu lima tahun ke depan. Salah satu proyek dari kemitraan tersebut adalah pengembangan vaksin flu universal. Tujuan dari vaksin tersebut adalah melindungi masyarakat dari semua atau sebagian besar flu.[8]

Pada tanggal 5 Maret 2019, Food and Drug Administration menyetujui Spravato (semprotan hidung esketamin) buatan Janssen untuk gangguan depresi mayor resisten obat. Persetujuan tersebut adalah persetujuan pertama untuk tipe baru antidepresan dalam beberapa dekade terakhir.[9]

Pada tahun 2021, Janssen menjadi tersangka dalam sebuah tuntutan kepada sejumlah produsen opioid yang diajukan oleh Jaksa Tinggi New York, Letitia Jame.[10] Janssen kemudian dilepaskan dari kasus tersebut, setelah Johnson & Johnson setuju untuk membayar uang damai sebesar $230 juta ke Pemerintah New York.[11]

Pengembangan vaksin COVID-19

sunting

Pada tanggal 27 Maret 2020, Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA) mengalokasikan $456 juta kepada J&J (Janssen) untuk mengembangkan sebuah vaksin guna melawan koronavirus baru.[12][13]

Tiongkok

sunting
 
Xi'an-Janssen

Janssen Pharmaceuticals adalah perusahaan farmasi asal Eropa pertama yang mendirikan sebuah pabrik farmasi di Tiongkok.[14]

Pada tahun 1976, Paul Janssen bertemu Ma Haide (lahir dengan nama George Shafik Hatem), seorang dokter keturunan Lebanon-Amerika yang mulai bekerja di Tiongkok pada tahun 1933. Setelah bertemu selama tiga hari, keduanya pun setuju untuk membawa bisnis farmasi modern ke Tiongkok. Saat Deng Xiaoping membuka Tiongkok untuk Eropa pada tahun 1978, Janssen pun mengutus Paul Appermont dan Joos Horsten untuk menyiapkan proyek tersebut.[14]

Pada tahun 1983, Janssen menandatangani sebuah kontrak kerja sama untuk memodernisasi sebuah pabrik kimia tua di Hanzhong, Shaanxi. Pabrik tersebut kemudian memproduksi bahan aktif untuk sejumlah produk buatan Janssen, seperti mebendazol. Pada tahun 1985, setelah pabrik tersebut beroperasi dengan nama Xian-Janssen Pharmaceuticals, sebuah pabrik baru pun dibuka di Xi'an, Shaanxi.[14]

Daftar Obat Esensial WHO

sunting

Delapan obat buatan Janssen masuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, yakni:

Penipuan Risperdal

sunting

Pada tahun 2004, Departemen Kehakiman Amerika Serikat mulai menginvestigasi praktek penjualan obat antipsikotik risperidon (Risperdal). Pada tahun 2010, departemen tersebut bergabung ke sebuah tuntutan pelapor pelanggaran yang menuduh bahwa walaupun telah diperingatkan oleh Food and Drug Administration agar tidak mempromosikan Risperdal sebagai obat yang efektif dan aman bagi lansia, karena diketahui dapat menyebabkan kematian, Johnson & Johnson dan Janssen Pharmaceuticals memberi suap dan imbalan ke apoteker di Omnicare, pemasok farmasi terbesar ke panti jompo, sebesar puluhan juta dolar untuk mempromosikan Risperdal ke dokter untuk tujuan yang tidak disetujui tersebut.[15][16]

Johnson & Johnson akhirnya setuju untuk membayar uang damai sebesar $2,3 milyar,[17] sementara Omnicare telah membayar uang damai sekitar $100 juta.[17] Negara bagian yang mendapat uang damai tersebut adalah Louisiana ($258 juta pada tahun 2010), South Carolina ($327 juta pada tahun 2011), Texas ($158 juta pada tahun 2012), dan Arkansas ($1,2 milyar pada tahun 2012).[18]

Mantan kepala penjualan dan presiden Janssen, Alex Gorsky, yang menurut Departemen Kehakiman "terlibat secara aktif" dalam penipuan tersebut, kemudian menjadi CEO Johnson & Johnson pada tahun 2012.[19]

Referensi

sunting
  1. ^ Lopez-Munoz, Francisco; Alamo, Cecilio (2009). "The Consolidation of Neuroleptic Therapy: Janssen, the Discovery of Haloperidol and Its Introduction into Clinical Practice". Brain Research Bulletin. 79 (2): 130–141. doi:10.1016/j.brainresbull.2009.01.005. PMID 19186209. 
  2. ^ Crissa Shoemaker DeBree (22 June 2011). "Centocor is now Janssen Biotech". The Intelligencer. Gannett Co. 
  3. ^ "Janssen (formerly Crucell)". PATH Malaria Vaccine Initiative. 2020. 
  4. ^ "Janssen Vaccines AG". Bloomberg. 2020. 
  5. ^ "GEN - News Highlights:Kura Oncology Licenses Janssen's Tipofarnib in Cancer". GEN. 
  6. ^ "GEN - News Highlights:Galapagos Regains Rights to GLPG1690 from Janssen". GEN. 
  7. ^ "Janssen, MacroGenics Launch Up-to-$740M+ Second Collaboration". GEN. 
  8. ^ "Johnson & Johnson, BARDA join forces to prep for pandemic flu, inking deal for vaccine and drug R&D - FiercePharma". www.fiercepharma.com. Diakses tanggal 12 April 2018. 
  9. ^ "Janssen Announces U.S. FDA Approval of SPRAVATO™ (esketamine) CIII Nasal Spray for Adults with Treatment-Resistant Depression (TRD) Who Have Cycled Through Multiple Treatments Without Relief". Janssen (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-25. Diakses tanggal 7 March 2019. 
  10. ^ Nir, Sarah Maslin (2021-06-29). "Major Trial Against Opioid Suppliers Begins in New York". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2021-07-01. 
  11. ^ Nir, Sarah Maslin (2021-06-26). "Johnson & Johnson to Pay New York $230 Million to Settle Opioid Case". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2021-07-01. 
  12. ^ Brewster, Thomas (30 March 2020). "The U.S. Just Signed A $450 Million Coronavirus Vaccine Contract With Johnson & Johnson". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-02. 
  13. ^ Kuznia, Robert; Polglase, Katie; Mezzofiore, Gianluca (1 May 2020). "In quest for vaccine, US makes 'big bet' on company with unproven technology". CNN. Diakses tanggal 2020-05-02. 
  14. ^ a b c Magiels, 2004
  15. ^ Hilzenrath, David S. (16 January 2010). "Justice suit accuses Johnson & Johnson of paying kickbacks". The Washington Post. Diakses tanggal 17 January 2010. 
  16. ^ Singer, Natasha (15 January 2010). "Johnson & Johnson Accused of Drug Kickbacks". The New York Times. Diakses tanggal 17 January 2010. 
  17. ^ a b J&J Said to Agree to $2.2 Billion Drug Marketing Accord Bloomberg News. By Margaret Cronin Fisk, Jef Feeley & David Voreacos - 11 Jun 2012
  18. ^ J.&J. Fined $1.2 Billion in Drug Case NY Times, By KATIE THOMAS Published: 11 April 2012
  19. ^ J&J needs a cure: new CEO allegedly had links to fraud Forbes, Erika Kelton, 4/17/2012

Bibliografi

sunting

Pranala luar

sunting