Kayat Kuansing
Kayat adalah satu genre sastra lisan yang berkembang dalam masyarakat Rantau Kuantan. Secara etimologis, kata "kayat" adalah pengucapan menurut bahasa Melayu Riau dialek Kuantan untuk kata "hikayat". Ada dua penyampaian genre kayat, yaitu kayat yang disampaikan dalam genre non-naratif (pantun) dan dalam bentuk naratif (tangkorak koriang) oleh seorang penutur kayat. Kayat disampaikan dengan memakai alat-alat musik antara lain, dua buah gendang, biola serta pengeras suara. Salah seorang dari penutur kayat tersebut boleh dikatakan sebagai pemimpin kayat (pantun).[1]
Referensi
suntingBiasanya kelompok kayat pantun beranggotakan dua hingga lima orang. Dalam membawakannya, penutur kayat secara bergantian mendendangkan bait-bait pantun yang mereka bawakan dari penutur kayat satu ke penutur kayat berikutnya. Di antara tata caranya, kayat memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat, yaitu :
1) Fungsi Hiburan
Kayat sebagai fungsi hiburan ini terutama ada pada kayat pantun yang banyak menyampaikan nilai-nilai duniawi.
2) Fungsi Faedah
Kayat sebagai fungsi faedah ini dimaksudkan kayat memberi nasihat-nasihat kepada khalayak baik memberi anjuran langsung maupun melalui pengisahan tentang tingkah laku di dunia, dari sudut pandangan islam.
3) Fungsi Penyempurnaan Rohani
Fungsi kayat dapat dikatakan untuk menyampaikan sesuatu yang menjadikan khalayaknya memperbaiki akal budi melalui berbagai nasihat, petuah, atau ajaran agama secara bercerita dan atau berpantun.
- ^ Dwiari Ratnawati, Lien (2018). KAYAT KUASING/KAYAT RANTAU KUANTAN. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan.