Krisis Korea Utara 2017–2018
Pada 2017, Korea Utara dengan cepat memberitahukan kemampuan senjata nuklirnya, meningkatkan ketegangan terhadap Amerika Serikat dan para sekutunya. Korea Utara berhasil mengadakan serangkaian tes misil balistik antar-benua dan mulai mengancam untuk menyerang kawasan AS dan Korea Selatan. Presiden AS Donald Trump berkata bahwa solusi militernya adalah 'mengunci dan menghambat' terhadap ancaman Korea Utara.[1]
Krisis Korea Utara 2017 | |||
---|---|---|---|
Bagian dari Konflik Korea dan pertempuran pasca gencatan senjata Perang Korea | |||
| |||
Pihak terlibat | |||
Korea Utara |
Amerika Serikat Korea Selatan Jepang | ||
Tokoh dan pemimpin | |||
Kim Jong-un |
Donald Trump Moon Jae-in Shinzō Abe |
Mantan Dubes AS untuk PBB John Bolton dan mantan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta menyatakan bahwa pendirian antara AS dan Korut atas program senjata nuklir Pyongyang berbanding dengan Krisis Misil Kuba.[2][3]
Referensi
sunting- ^ "Trump: military solutions 'locked and loaded' against North Korea threat". Reuters. August 11, 2017. Diakses tanggal August 12, 2017.
- ^ "John Bolton: North Korea standoff comparable to Cuban Missile Crisis". Fox News. August 11, 2017. Diakses tanggal August 12, 2017.
- ^ "Panetta: North Korea 'most serious crisis' involving nukes since Cuba". CNN. August 12, 2017. Diakses tanggal August 12, 2017.