Missio dei
Misio Dei diartikan secara literer sebagai misi Allah.[1] Kata "missio dei" berasal dari bahasa Latin, missio adalah misi atau tugas, dan dei adalah tuhan atau Allah.[2] Sebuah bentuk yang digunakan dalam teologi Trinitarian.[1] Misi Allah di dunia adalah maksud Allah untuk menyelamatkan dunia dalam hubungan khusus dalam Allah, Yesus dan Roh Kudus.[1] Allah Bapa mengutus Yesus, dan keduanya (Allah dan Yesus) mengutus Roh Kudus.[1]
Landasan dari missio dei ini terdapat pada Injil Yohanes 20:21 tentang Diri-Nya yang diutus oleh Allah, kemudian mengutus manusia untuk melanjutkan karyanya di bumi.[1] Orang Kristen, baik pada masa lalu maupun masa kini banyak yang mengartikan bahwa misi Allah adalah memberitakan keselamatan dalam diri Yesus, yaitu dengan melakukan missionari ke seluruh dunia yang bisa dijangkaunya.[1] Setidaknya ada dua implikasi dari misi itu; inkarnasi yang terjadi dalam diri Yesus dan penebusan yang dilakukan Yesus sehingga seluruh manusia harus mempercayai Yesus jika ingin selamat.[1]
Pandangan misso dei semacam itu hanya berlaku pada masa lalu, salah satu disebutkan pada abad 16.[2] Lalu bagaimana dengan misi tersebut di dunia yang sudah pluralis dalam beragama?[2] Misi Allah harus didekonstruksi, kata David J. Bosch dalam bukunya Tranforming Mission sesuai dengan situasi pada zamannya.[2] Bosch menyebutkan beberaa hal yang harus dipikul sebagai tugas orang percaya, sebagai utusan Kristus pada masa sekarang (Abad 20 sesuai dengan kemunculan buku tahun 1991) adalah; perginya penindasan dalam bentuk penjajahan, sembuhnya sakit orang-orang lemah dalam masyarakat, masalah-masalah kemanusiaan dan juga kosmos.[2] Jadi misi Allah yang seharusnya diteruskan oleh orang Kristen adalah berperan dalam tugas-tugas hidup untuk kebaikan umat manusia dan alam semesta.[2] Tugas-tugas itu kemudian dibedakan dengan masalah dunia Barat dan dunia Timur. Namun misi utamanya adalah untuk mengusahakan manusia yang semula menjauh dari Tuhan menjadi kembali kepada Tuhan[2]