Pembagian perjalanan kereta api

Pembagian perjalanan kereta api dapat dapat dilakukan dengan alasan seperti melimpahnya penumpang atau barang di jalurnya berjalan sehingga memerlukan tambahan kereta api;[1] dua atau lebih rute dengan dengan permulaan yang sama, tetapi dibagi untuk tujuan berbeda-beda dengan lintasan yang berbeda. Saat banyak kereta api menggunakan rute yang sama untuk mengakomodasi banyaknya penumpang atau barang, kereta api disebut sebagai "pertama (reguler)," "kedua (fakultatif)", atau "ketiga (tambahan/ekstra)", dll. untuk membedakannya. Meski kereta api pertama tidak selalu datang pertama pada hari operasi, penamaan dan waktu operasinya biasanya diatur menggunakan grafik perjalanan kereta api (gapeka).[2]

Kereta Thalys nomor THA 9364 berangkat dari Amsterdam Centraal, Belanda, pada pukul 14.18 dengan satu unit kereta Thalys PBA, menuju Brussels-Selatan (Bruxelles-Midi/Brussel-Zuid), Belgia, dan tiba pada pukul 17.08. Di sana, kereta ini bergabung dengan unit PBA kedua. Pada pukul 17.13, kereta yang masih dengan nomor THA 9364 melanjutkan perjalanan ke Paris Nord, Prancis, dan dijadwalkan tiba pada pukul 18.35. Dalam foto ini, unit PBA nomor 4539 (kanan) telah tiba di Brussels-Selatan dari Amsterdam, dan bergerak maju untuk bergabung dengan unit PBA nomor 4534 (kiri) yang sudah menunggu di depannya.

Secara umum, perjalanan kereta api dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu perjalanan reguler, fakultatif, tambahan, dan kereta luar biasa (KLB).

Perjalanan reguler

sunting

Perjalanan reguler adalah perjalanan kereta api yang dijalankan secara biasanya. Dalam operasi normal, perjalanan reguler hampir selalu dijalankan setiap hari berdasarkan ketetapan waktu pada gapeka. Operasional kereta api reguler hanya akan dihentikan atau berjalan pada hari tertentu jika terjadi keadaan darurat yang mengharuskan penghentian operasinya, misalnya ketika pandemi Covid-19.[3] Kereta api reguler dapat beroperasi hanya dalam satu kelas maupun campuran.

Dalam satu jenama layanan, operator terkadang menyediakan dua atau lebih pilihan jadwal perjalanan bagi calon penumpangnya. Misalnya, kereta api Taksaka memiliki jadwal pagi dan malam.[4]

Perjalanan fakultatif

sunting

Perjalanan fakultatif memiliki pola operasi yang berbeda dengan perjalanan reguler maupun kereta luar biasa. Perjalanan fakultatif hanya dijalankan pada hari-hari tertentu sesuai kebutuhan, tetapi tergambar secara eksplisit dalam grafik perjalanan kereta api serta tercatat dalam buku Daftar Waktu.[5]

Perjalanan tambahan

sunting

Perjalanan tambahan merujuk pada perjalanan kereta api yang tidak disertakan dalam jadwal reguler.[6][7][8] Kereta api tambahan dapat berjalan pada waktu terbatas untuk menghadapi lonjakan penumpang dan mengurangi jumlah penumpang yang menunggu atau mengantre di stasiun.[9] Perjalanan kereta api tambahan umumnya diselenggarakan saat mobilitas masyarakat meningkat saat musim liburan, akhir pekan panjang, atau hari raya keagamaan (seperti liburan tengah tahun, Idulfitri, Natal, dan Tahun Baru).[10]

Kereta luar biasa

sunting
 
Beberapa contoh kereta api yang biasa dijalankan sebagai Kereta Luar Biasa (KLB).

Kereta luar biasa (KLB) adalah perjalanan kereta api yang tidak tergambar secara eksplisit dalam gapeka maupun tercatat dalam buku Daftar Waktu, tetapi ditetapkan menurut kebutuhan. KLB pada umumnya dijalankan saat kebutuhan mendesak atau sangat mendesak, yang mana jadwal perjalanannya akan diteruskan ke stasiun-stasiun yang akan dilewatinya. Walaupun di luar dari jadwal reguler (Gapeka), KLB tetap mengacu pada peraturan-peraturan yang ada pada perjalanan kereta api, yakni tetap membuat maklumat kereta api (malka) dan warta maklumat (wam).[5]

Kereta luar biasa pada umumnya digunakan untuk membawa para pejabat negara seperti presiden dan kabinetnya, menguji coba sarana perkeretaapian (terutama sarana baru yang selesai dibuat dari pabrik maupun sarana eksisting yang selesai modifikasi, perbaikan, atau perawatan berkala) dan prasarana perkeretaapian (terutama jalan rel), pengiriman sarana perkeretaapian (kereta, KRD/KRL, gerbong, lokomotif), pelatihan calon masinis, maupun pengangkutan penumpang dan barang dengan kepentingan khusus.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ Stilgoe, John R. (2007). Train Time: Railroads and the Imminent Reshaping of the United States Landscape. Charlottesville and London: University of Virginia Press. hlm. 97. ISBN 978-0-8139-2668-1 – via Google Books. 
  2. ^ "Forum of Train Rules: Sanford, Fla". The Railway Conductor. XXXVIII (4): 229. April 1921 – via Google Books. 
  3. ^ Trisnaningtyas, Farida (2020-11-09WIB06:00:04+00:00). "KA Jarak Jauh Mulai Beroperasi Reguler, Cek Daftarnya Yang Lewat Solo". Solopos.com. Diakses tanggal 2024-07-24. 
  4. ^ Susanto, Heri. "Jadwal dan Rute Kereta Api dari Stasiun Yogyakarta, Lengkap Lur!". detiknews. Diakses tanggal 2024-07-24. 
  5. ^ a b c Sudarsih 2015, hlm. 4.
  6. ^ "FM 55-20, Chapter 2, Railway Train Operations". GlobalSecurity.org. Diakses tanggal 13 October 2014. 
  7. ^ Phillips, Edmund John (1942). Railroad Operation and Railway Signalling. Chicago: Simmons-Boardman Publishing Co. hlm. 40. Diakses tanggal 13 October 2014. 
  8. ^ Dalby, Harry Andrews (1904). Train Rules and Train Dispatching: A Practical Guide for Train Dispatchers, Enginemen, Trainmen and All who Have to Do with the Movement of Trains (edisi ke-first). New York and London: The Locomotive Publishing Co. hlm. 129. Diakses tanggal 13 October 2014. 
  9. ^ "FM 55-20, Chapter 4, Rail Dispatching Operations and Procedures". GlobalSecurity.org. Diakses tanggal 13 October 2014. 
  10. ^ Adiakurnia, M.I.; Asdhiana, I M. (2018-04-17). "Selain KA Tambahan, KA Fakultatif Disediakan Saat Lebaran". Kompas.com. Diakses tanggal 2024-07-24. 

Daftar pustaka

sunting