Playon adalah judul buku kumpulan puisi karya F. Aziz Manna yang diterbitkan oleh Penerbit Grasindo tahun 2016. Buku setebal 80 halaman dengan nomor ISBN 978-602-37-5760-2 ini mengantarkan nama Aziz Manna memenangi penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2016 untuk kagegori Puisi. Penghargaan serupa, tahun itu, juga diberikan kepada Yusi Avianto Pareanom melalu karyanya, Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi untuk kategori Prosa.[1][2][3][4]

Playon
Berkas:Playon.jpg
PengarangF. Aziz Manna
BahasaIndonesia Indonesia
GenrePuisi
PenerbitPenerbit Grasindo
Tanggal terbit
28 Nopember 2016
Halaman80 halaman
ISBNISBN 978-602-37-5760-2

Latar belakang

sunting

Playon karya F. Aziz Manna adalah sebuah kumpulan puisi yang dapat dikatakan tidak biasa, terutama dari aspek nasib. Buku ini, mulanya, dirilis secara terbatas oleh Dewan Kesenian Jawa Timur setelah dia memenangi sayembara penulisan puisi pada tahun 2015. Setelah itu, Aziz menyerahkan naskah miliknya kepada penerbit Pagan Press, sebuah penerbit di Lamongan untuk kembali dicetak. Kemudian, Plaon kembali bernasib baik dengan mengantarkan nama Aziz memenangi penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa yang diselenggarakan tahun 2016, melalui kategori Puisi, dan kembali dicetak oleh Penerbit Grasindo.

Puisi-puisi dalam buku Playon tergolong unik, sederhana, dan menggunakan diksi sehari-hari, tetap diberikan sebuah narasi yang membuatnya memiliki makna lebih. Dengan melibatkan bahasa daerah yang cukup dominan (sebagaimana latar belakang penyairnya dari Jawa), cukup "memaksa" para pembaca untuk lebih dalam memahami makda di baliknya, sambil memeriksa glosarium yang disertakan di bagian belakang buku. Playon (dipungut dari bahasa Jawa, yang artinya berlarian) sendiri merupakan salah satu judul puisi yang akhirnya dijadikan sebagai judul buku. Kebanyakan puisi-puisinya berisi kumpulan kenangan yang dirangkum sang penulis tentang peristiwa masa lalu, baik yang bahagia maupun tidak. Ada tiga bagian penting dalam kumpulan puisi ini, yakni Main, Ajang Barang, dan Laku.

  • Main: Playon memuat kenangan masa kecil, dengan sebagian besar isinya mengenai anak-anak bermain permainan tradisional, menyalakan petasan, kereta luncur, balon. Di bagian ini, masa-masa indah dan bahagia sebagai anak-anak tertuang semuanya. Pembaca yang sensitif akan terbawa emosi dan seperti diajak berlayar kembali ke masa anak-anak, tak ingin kembali lagi.
  • Ajang Barang: Adalah bagian dengan jumlah puisi paling sedikit di antara tiga bagian. Pada bagian ini, penulis ingin menyampaikan tentang masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa, masa di mana seorang anak mulai mengenal kemandirian.
  • Laku. Di bagian ini, penyair sudah melewati dua fase, kanak-kanak, dan kemandirian, yaitu masa kedewasaan dan kemapanan. Tinggal menuai hasil hasil jerih payah yang telah dilakukan. Rumah yang dahulu ramai menjadi sepi. Anak-anak telah dewasa dan menempuh jalan hidupnya masing-masing.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Pengen Buku Playon, kumpulan puisi, diakses 9 Februari 2017
  2. ^ Good Reads Playon, diakses 9 Februari 2017
  3. ^ Agregator Klias buku Plaon, diakses 9 Februari 2017
  4. ^ CNN Indonesia Raden Mandasia dan Playon raih KSK, diakses 9 Februari 2017