Yi Bong-chang adalah tokoh pejuang kemerdekaan Korea yang dikenal akan aksinya dalam Insiden Sakuradamon di Tokyo dimana ia melemparkan granat kepada Kaisar Hirohito, simbol imperalisme Jepang.[1][2][3] Walau aksinya gagal dan ia dieksekusi, perjuangan Yi dianggap memberi motivasi bagi rakyat Korea di luar negeri.[3]

Yi Bong-chang
Insiden Sakuradamon

Kehidupan dan pendidikan awal

sunting

Yi Bong-chang lahir di Yongsan, Seoul pada tanggal 10 Agustus 1900 dari keluarga bangsawan.[1] Ayahnya masih keturunan Pangeran Hyoryeong dari Wangsa Yi. Ia masuk Sekolah Dasar Munchang yang didirikan oleh organisasi Agama Cheondo. Setelah lulus sekolah menengah, keluarganya bangkrut. Ia lalu bekerja di toko roti milik Jepang, tetapi tak berapa lama keluar karena diperlakukan dengan kasar. Ia pergi ke Manchuria pada tahun 1918 untuk bekerja sebagai masinis di South Manchuria Railroad Corporation milik Jepang. Di perusahaan itu ia didiskriminasi oleh para pegawai Jepang yang memandang rendah orang Korea. Berangkat dari pengalaman dipermalukan orang Jepang, Yi membentuk sebuah organisasi pemuda anti Jepang Geumjeong. Demi mengenal bangsa yang menjajahnya lebih dalam Yi pergi ke Jepang guna mempelajari bahasa Jepang. Ia pun mengadopsi nama Jepang Kinoshita Shojo. Di sana ia hidup dengan mengerjakan berbagai macam pekerjaan.

Bergabung dengan Organisasi Patriot dan aksi melawan Jepang

sunting

Pada tahun 1930, Yi memutuskan untuk bergabung dengan pergerakan kemerdekaan Korea di Shanghai. Pada awalnya ia dicurigai oleh rekan senegaranya yang berjuang dalam Pemerintahan Sementara Korea dikarenakan ia memiliki nama Jepang. Presiden pemerintahan sementara, Kim Gu, akhirnya mengizinkan Yi untuk ikut berjuang dalam Han-in Ae-guk Dan Organisasi Patriot Korea yang ia dirikan.[1][3] Rencana-rencana aksi teror kepada Jepang banyak dilahirkan dari kelompok ini. Persiapan untuk menyerang Jepang dilakukan selama beberapa waktu, antara lain untuk mendapatkan alat peledak berupa granat tangan. Sudah jadi tradisi bagi pejuang Korea pada saat itu mereka selalu mengambil sumpah dan berfoto dengan latar belakang Taegeukgi. Usia Yi Bong-chang pada saat mengambil sumpah patriot adalah 31 tahun (Desember 1931). Beberapa hari kemudian ia pergi ke Jepang dan tinggal selama beberapa minggu. Pada tanggal 8 Januari 1932, ketika Kaisar Hirohito sedang melewati Sakuradamon untuk kembali ke istana setelah memimpin parade militer tahun baru, Yi melemparkan granat tangan ke arah iring-iringan.[1] Ledakan meleset dari sasaran, tetapi menciptakan kepanikan. Yi tertangkap dan divonis hukuman mati pada tanggal 30 September. Ia dieksekusi pada tanggal 10 Oktober 1932.[1] Setelah Korea merdeka, jasad Yi dibawa dan dimakamkan kembali di Korea. Ia adalah salah satu dari Tiga Martir bersama Yun Bong-gil dan Baek Jeong-gi.[2]

Penghormatan

sunting
  • Tanda jasa tertinggi Medali Republik Korea pada tahun 1962.[3]

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e (Inggris)Lee Bong-chang, Independence Activist Diarsipkan 2016-08-13 di Wayback Machine., world.kbs.co.kr. 28-06-2016
  2. ^ a b (Inggris)Koreans bow to heroes of the 1930s, latimes.com. 18-06-2016
  3. ^ a b c d (Inggris)76th Anniversary of the Death of Patriotic Martyr Lee Bong-chang Diarsipkan 2016-08-15 di Wayback Machine., english.mpva.go.kr. 28-06-2016