Zaini Bakri
Zaini Bakri adalah seorang politikus asal Indonesia. Ia merupakan salah satu anggota Persatuan Ulama Seluruh Aceh. Pada periode 1940-an hingga 1950-an, ia pernah menjabat sebagai Bupati Aceh Besar dan Bupati Aceh Tengah.
Keluarga
suntingZaini Bakri dilahirkan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) pada tahun 1917.[1] Orang tua Zaini Bakri bekerja sebagai pegawai sipil dan telah pensiun ketika ia berusia 68 tahun.[2] Zaini Bakri memiliki kakek dari mantan Wali Kota Banca Aceh bernama Illiza Sa'aduddin Djamal.[3]
Organisasi
suntingPada masa pergerakan nasional Indonesia, Zaini Bakri tergabung dalam Pemuda Persatuan Ulama Seluruh Aceh (Pemuda PUSA).[4] Persatuan Ulama Seluruh Aceh didirikan dengan tujuan memberikan kemajuan bagi masyarakat Aceh dalam aspek keulamaan yang modern. Zaini Bakri bergabung dalam Pemuda Persatuan Ulama Seluruh Aceh dalam kepemimpinan Amir Husin Mujahid. Pemuda Persatuan Ulama Seluruh Aceh merupakan cabang dari Persatuan Ulama Seluruh Aceh dalam kepemimpinan Tengku Daud Beureu'eh.[5]
Politik
suntingZaini Bakri memperoleh jabatan sebagai Wedana Aceh Besar pada tahun 1946.[6] Masa jabatannya dimulai sejak tanggal 1 Mei 1946.[7] Kemudian status Zaini Bakri berubah menjadi Bupati Aceh Besar pada tahun 1947.[6] Pada tanggal 1 Oktober 1947, Zaini Bakri dilantik sebagai salah satu anggota Dewan Perwakilan Kabupaten Aceh Besar.[8] Zaini Bakri kemudian ditetapkan sebagai Bupati Aceh Besar dalam wilayah Keresidenan Aceh, Provinsi Sumatera Utara. Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara No. 5/GSO Tahun 1949.[9] Pada periode 1949–1952, Zaini Bakri menjabat sebagai Bupati Aceh Tengah.[10]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Sufi, Hasyim, dan Ibrahim 1986, hlm. 14.
- ^ Sufi, Hasyim, dan Ibrahim 1986, hlm. 57.
- ^ Pribadi, Jeliteng, ed. (2017). Abdi Abdul Wahab: Pemimpin di Dua Era. Syiah Kuala University Press. hlm. 9. ISBN 978-602-1270-82-0.
- ^ Sufi, Hasyim, dan Ibrahim 1986, hlm. 14-15.
- ^ Arizandy, A., dkk. (2019). Shofan, Moh., ed. Merawat Indonesia: Refleksi Kritis Isu-isu Keindonesiaan, Keislaman, dan Kemanusiaan. Jakarta Selatan: MAARIF Institute for Culture and Humanity. hlm. 25–26.
- ^ a b Sufi, Hasyim, dan Ibrahim 1986, hlm. 15.
- ^ Hasbullah (2015). Sufi, Rusdi, ed. Uleebalang: Dari Kesultanan hingga Revolusi Sosial (1514-1946) (PDF). Banda Aceh: Balai Pelestarian Nilai Budaya. hlm. 41–42. ISBN 978-602-9457-49-0.
- ^ Toer, P. A., Toer, K. S., dan Kamil, E. (2001). Kronik Revolusi Indonesia Jilid III (1947). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 369–370. ISBN 979-9023-46-7.
- ^ Sudirman (2012). Muchsin, Misri A., ed. Peranan Media Massa pada Masa Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan RI di Aceh 1945—1949 (PDF). Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. hlm. 98–99.
- ^ Data Pokok dan Buku Kerja 2022 (PDF). hlm. 12.
Daftar pustaka
sunting- Sufi, R., Hasyim, S., dan Ibrahim, M. (1986). Tingkat Kesadaran Sejarah Siswa SMTA dan Masyarakat di Kota Banda Aceh (PDF). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.