Tanjung Uban
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Tanjung Uban adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota ini juga termasuk dalam Pulau Bintan yang memiliki pelabuhan laut untuk kapal ekspedisi dan kapal penumpang jenis perintis milik PT. Pelni. Kota Tanjung Uban juga merupakan akses untuk ke Pulau Batam dan Singapura. Di wialayah Tanjung Uban terdapat kawasan industri BIIE di Lobam serta kawasan wisata BRC di Lagoi. Penduduk asli Tanjung Uban adalah orang melayu. Disamping orang melayu, orang bugis, orang tionghoa, dan orang jawa sudah lama tinggal di Tanjung Uban.
Sebelum tahun 1963 penduduk Tanjung Uban menggunakan dollar Singapura dalam transaksi jual-beli, seperti halnya penduduk Kepulauan Riau lainnya. Rupiah Kepulauan Riau(KR)merupakan mata uang penduduk setelah terjadinya konfrontasi dengan Kerajaan Malaysia sebelum bergabung dengan Rupiah sebagai mata uang RI pada tahun 1964. Walaupun penduduk Tanjung Uban berasal dari berbagai etnis, seperti terlihat adanya kampung-kampung yang bernama: kampung jawa dan kampung bugis dalam kawasan ini, namun sehari-hari dalam berkomunikasi selalu menggunakan bahasa Melayu Kepulauan.
Geografis Tanjung Uban dengan daerah sekitar
Tanjung Uban dengan Tanjung Pinang
Tanjung Uban bisa dicapai dengan perjalanan darat dari kota Tanjung Pinang dengan waktu tempuh sekitar 2 jam (dengan kendaraan pribadi). Terdapat terminal bis di kawasan Batu 10 Tanjung Pinang yang melayani rute Tanjung Pinang - Tanjung Uban. Bis berangkat setiap jam dan membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama dibandingkan kendaraan pribadi (sekitar 4 jam). Sampai dengan tahun 2009 jalur yang lazim dipakai adalah jalur utama di tengah pulau. Sedang dikembangkan jalur alternatif yang akan memangkas waktu perjalanan darat di kawasan barat daya pulau Bintan.
Selain perjalanan darat, Tanjung Uban juga bisa dicapai dari Tanjung Pinang dengan perjalanan laut. Dari Pelabuhan Sri Bintan Pura (Tanjung Pinang) terdapat speedboat yang mengambil rute menuju ke daerah Lobam (Kec. Seri Kuala Lobam). Dari Lobam dilanjutkan perjalanan darat, memakai jasa ojek atau angkutan kota, menuju ke Tanjung Uban. Perjalanan laut ini lebih singkat dibandingkan perjalanan darat, hanya memakan waktu sekitar 45 menit saja.
Tanjung Uban dengan Batam
Perjalanan laut merupakan satu-satunya akses yang bisa dipakai untuk mencapai Tanjung Uban saat ini dari pulau Batam. Terdapat dua sarana laut yang bisa dipakai untuk perjalanan pulang-pergi Tanjung Uban - Pelabuhan Punggur (Batam). Yang pertama adalah speedboat, merupakan sarana angkut yang cepat dengan daya angkut terbatas (sekitar 20 penumpang). Dengan memakai speedboat, waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 15 menit saja. Kecuali pada musim dengan gelombang laut yang kuat, maka speedboat akan mengambil jalur yang lebih panjang melewati perairan di sekitar pulau2 kecil yang banyak tersebar di antara Tanjung Uban - Batam, sehingga relatif terlindung dari gelombang yang kuat. Moda transportasi kedua yang banyak dipakai adalah kapal ferry dengan waktu tempuh 45-60 menit. Penduduk sekitar lebih suka menyebutnya sebagai KAPAL RO-RO. Jadwal keberangkatan ferry adalah setiap 2 jam sekali yaitu pada jam genap, kecuali untuk jadwal keberangkatan terakhir yaitu pukul 17:30 WIB.