Jaja Bendu

salah satu jenis hidangan nasi
Revisi sejak 8 September 2015 05.10 oleh Agus Herma Saputra (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Jaja Bendu''' ''Jaja Bendu'' adalah kue tradisional khas Jembrana. Kue ini cukup sederhana, hanya dibungkus dengan daun pisang. Namun, ''Jaja Bendu'' telah menjadi...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Jaja Bendu

Jaja Bendu adalah kue tradisional khas Jembrana. Kue ini cukup sederhana, hanya dibungkus dengan daun pisang. Namun, Jaja Bendu telah menjadi idola dan selalu ada di berbagai kesempatan. Antara lain untuk melengkapi keperluan agama, disajikan dalam berbagai upacara manusa yadnya, hingga acara-acara resmi di instansi pemerintahan. Bendu juga kerap dijadikan buah tangan atau oleh-oleh.

Jaja bendu dibuat dari tepung ketan yang diisi campuran parutan kelapa dan gula Bali atau biasa disebut unti. Peminatnya yang makin banyak membuat jaja bendu sekarang banyak dijual di pasar tradisional dengan harga yang relatif murah, mulai dari Rp 500 hingga Rp 1.000. Walaupun murah, tetapi rasanya tidak murahan. Membuat jaja bendu sangat mudah, siapkan tepung beras ketan dan campur dengan kelapa parut, adon dengan air sampai lembut atau lebih bagus mengggunakan air dari daun kembang sepatu dan garam secukupnya. Kemudian panggang atau disangrai dengan menggunakan adonan khusus. Cara memanggang pun harus menggunakan teknik khusus agar lapisannya tipis. Untuk isi jaja bendu, unti manis dari kelapa. Kalau dadar gulung bisa diisi dengan unti kelapa dan kacang ijo, tetapi jaja bendu hanya unti kelapa saja.

Takaran bahan harus pas saat membuat adonan bendu. Sementara cara menggulungnya sama dengan dadar gulung. Daun pisang sengaja dipilih untuk membungkus jaja bendu agar kue tetap kering atau tidak lembek. Selain terlihat lebih rapi, aroma daun pisang membuat jaja bendu terasa lebih nikmat. Namun jaja bendu tidak tahan lama, hanya bertahan selama satu hari. Jaja bendu yang manis ini sangat cocok dihidangkan dengan kopi.