Sistiserkosis

Revisi sejak 10 September 2015 10.45 oleh Robertpeters9 (bicara | kontrib) (Translation from English to Indonesian by TWB. Existing article is in a comment following the new translation and needs to be integrated.)

Sistiserkosis infeksi jaringan yang disebabkan oleh bentuk awal (cysticercus) dari cacing pita babi (Taeniasolium).[1][2] Gejalanya mungkin hanya sedikit atau tidak terlihat sama sekali selama bertahun-tahun,berkembang dari benjolan kira-kira satu atau dua sentimeter yang tak terasa sakit, ataugejala neurologis jika yang terinfeksi adalah otak.[3][4] Setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun benjolan ini mulai terasa sakit dan bengkak lalu berubah. Di negara berkembang ini adalah salah satu penyebab umum kejang.[3]

Sistiserkosis
Magnetic resonance image in a person with neurocysticercosis showing many cysts within the brain.
Informasi umum
SpesialisasiPenyakit menular Sunting ini di Wikidata

Penyebab dan Diagnosis

Biasanya didapat akibat makan makanan atau minum air yang mengandung telur cacing pita. Sayuran mentah merupakan sumber utama.[2] Telur cacing pita berasal dari feces orang yang terinfeksi cacing dewasa, kondisi ini dinamakan taeniasis.[3][5] Taeniasis adalah penyakit yang berbeda dan disebabkan karena memakan sista dari daging babi yang tidak dimasak sampai matang.[2] Orang yang hidup bersama dengan orang yang memiliki cacing pita punya resiko lebih besar untuk tertular cysticercosis.[5] Diagnosis bisa dilakukan dengan aspirasi terhadap sista.[3] Mengambil gambar otak dengan tomografi komputer (CT) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI) paling berguna untuk diagnosis penyakit otak. Peningkatan jumlah sel darah putih, disebut eosinophils, di cairan tulang belakang otak dan darah juga digunakan sebagai indikator.[3]

Pencegahan dan Pengobatan

Infeksi dapat dicegah secara efektif dengan kebersihan pribadi dansanitasi. Termasuk: memasak daging babi sampai matang,toilet layak dan peningkatan akses ke air bersih. Mengobati orang dengan taeniasis adalah penting guna mencegah penularan.[2] Pengobatan penyakit yang tidak memengaruhi sistem saraf mungkin tidak diperlukan.[3]  Pengobatan pada orang dengan neurocysticercosis bisa dengan praziquantel atau albendazole. Obat-obatan ini mungkin harus dikonsumsi secara jangka panjang. Steroid, sebagai anti radang selama pengobatan, dan pengobatan anti kejang mungkin juga diperlukan. Terkadang diperlukan tindakan operasi untuk mengangkat sista.[2] 

  Cacing pita babi sangat umum di Asia, Afrika Sub-Sahara, dan Amerika Latin.[3] Di beberapa area diyakini bila lebih dari 25% masyarakatnya telah terinfeksi.[3] Di negara maju hal ini sangat jarang terjadi.[6] Cacing ini menyebabkan 1.200 kenatian di seluruh dunia pada tahun 2010, lebih dari 700 jiwa di tahun 1990.[7] Cysticercosis juga memengaruhi babi dan sapi namun jarang yang menunjukkan gejalanya karena sebagian besar tidak berumur panjang.[2] Penyakit ini muncul di manusia sejak dulu.[6] Ini adalah salah satu penyakit tropis yang diabaikan.[8]

Referensi

  1. ^ Roberts, Larry S.; Janovy, Jr., John (2009). Gerald D. Schmidt & Larry S. Roberts' Foundations of Parasitology (edisi ke-8). Boston: McGraw-Hill Higher Education. hlm. 348–351. ISBN 978-0-07-302827-9. 
  2. ^ a b c d e f "Taeniasis/Cysticercosis  Fact sheet N°376". World Health Organization. February 2013. Diakses tanggal 18 March 2014. 
  3. ^ a b c d e f g h García HH, Gonzalez AE, Evans CA, Gilman RH  (August 2003 ). "Taenia solium cysticercosis". Lancet . 362  (9383 ): 547–56 . doi:10.1016/S0140-6736(03)14117-7 . PMC 3103219   Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 12932389  Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  4. ^ García HH, Evans CA, Nash TE, et al.  (October 2002 ). "Current consensus guidelines for treatment of neurocysticercosis". Clin. Microbiol. Rev. . 15  (4 ): 747–56 . doi:10.1128/CMR.15.4.747-756.2002. PMC 126865   Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 12364377  Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  5. ^ a b "CDC - Cysticercosis". 
  6. ^ a b Bobes RJ, Fragoso G, Fleury A, et al.  (April 2014 ). "Evolution, molecular epidemiology and perspectives on the research of taeniid parasites with special emphasis on Taeniasolium". Infect. Genet.Evol. . 23 : 150–60 . doi:10.1016/j.meegid.2014.02.005 . PMID 24560729  Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  7. ^ Lozano R, Naghavi M, Foreman K, et al.  (December 2012 ). "Global and regional mortality from 235 causes of death for 20 age groups in 1990 and 2010: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2010". Lancet . 380  (9859 ): 2095–128 . doi:10.1016/S0140-6736(12)61728-0 . PMID 23245604  Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  8. ^ "Neglected Tropical Diseases". cdc.gov. June 6, 2011. Diakses tanggal 28 November 2014.