Pringgo Regowo

pemain bola basket di Indonesia
Revisi sejak 13 September 2015 08.34 oleh 222.124.46.62 (bicara)

Pringgo Regowo (lahir 27 Juni 1987) merupakan seorang atlet bola basket berkebangsaan Indonesia yang pernah bermain di klub Aspac Jakarta sejak tahun 2008 dengan bertinggi badan 190 cm dan berat 93 kg. Posisi yang dimainkan dalam tim adalah sebagai forward. Ia pertama kali bermain bola basket sejak di bangku SMP. Hobi selain bola basket ialah bermain nonton, membaca komik, travelling dan hang out.

Pringgo sempat mengalami cedera lutut Anterior Cruciate Ligament (ACL) di tahun 2010 dan 2013. Tahun 2010, Pringgo mengalami cedera lutut kiri dan masa pemulihan memakan waktu tujuh bulan. Namun hal tersebut tidak membuatnya menjadi patah semangat, setelah dinyatakan boleh bermain kembali di Januari 2011, di tahun tersebut pula Ia dipanggil dalam seleksi tim Nasional, namun gagal di pencoretan kedua karenakan dianggap kalah bersaing dan masih mengalami sedikit masalah dengan pemulihan lutut. Tidak berhenti di situ, pada musim NBL Indonesia 2011-2012 Pringgo memperoleh penghargaan First Team (posisi Power Forward terbaik), kemudian pada musim NBL Indonesia 2012-2013 Pringgo mendapatkan Penghargaan tertinggi yaitu sebagai pemain terbaik ( Most Valuable Player ) disertai juga dengan dua penghargaan lainnya yaitu First Team (posisi Power Forward terbaik), penghargaan 1000 poin dan tim Aspac berhasil memperoleh juara Speedy NBL Indonesia 2013 Berbagai Penghargaan tersebut justru diraihnya setelah ia mengalami cedera lutut, dan pringgo tercatat pula sebagai pemain yang sering membukukan dobel-dobel (Point dan Rebound dengan dua digit). Sayangnya, di tahun yang sama (2013) Pringgo kembali mengalami cedera ACL, kali ini pada lutut kanan. Proses penyembuhan memakan waktu enam bulan dan di Musim 2013-2014, Pringgo memperoleh penghargaan yaitu pemain ke 4 yang memperoleh 1000 Rebound dan memperoleh Juara NBL Indonesia 2014 bersama tim Aspac.

Pringgo merupakan pemain NBL Indonesia pertama yang telah memperoleh penghargaan MVP, 1000 points, 1000 Rebound, First Team dua kali berturut-turut , Juara Back to Back dan dalam kurun waktu yang paling singkat, dikarenakan banyaknya absen di pertandingan sehubungan dengan cedera yang dideritanya.

Sayangnya, karier bermain basketnya selain berkembang di klub basket profesional Aspac Jakarta, dihancurkan pula oleh sang pemilik dengan menjatuhkan skors selama dua tahun kepada Pringgo tanpa dasar hukum yang jelas. Sebenarnya hal tersebut bermula hanya karena masalah pribadi di antara mereka sehubungan dengan kontrak kerja yang tidak lagi disetujui Pringgo untuk diperpanjang karena alasan nominal yang tidak sesuai. Menurut Pringgo, selama tujuh tahun dirinya mengabdi pada Aspac, ketika prestasinya naik pesat sejak tahun 2011 secara statistik dan penghargaan nilai kontrak mau pun gaji yang ia peroleh jauh di bawah pemain klub besar papan atas lainnya, bahkan hanya sepertiganya. Kemudian Pringgo memutuskan untuk tidak lagi memperpanjang dan menyelesaikan kewajibannya secara baik-baik. Namun hal tersebut nampaknya tidak dapat diterima oleh sang pemilik klub tersebut. Ia selalu takut Pringgo Akan pindah ke tim lain. Selama tujuh tahun dirinya bekerja di Aspac pun Ia tak lepas dari makian, hinaan, keraguan bahwa dirinya mampu dari sang pemilik klub. Akan tetapi berkat doa, kerja keras, support dari orang-orang terdekat Ia mampu menjawab keraguan atas kemampuan yang dimilikinya. Secara postur memang dirinya bukan posisi "big man" yang besar akan tetapi pergerakan kaki-kakinya atau sering disebut pula "footwork" terlihat dan terbukti sangat baik. Sebagai power forward Pringgo juga dikenal memiliki akurasi tembakan yang tajam jika dibandingkan dengan posisi "big man" lainnya. Posisinya sangat diperhitungkan di dalam tim, Ia mampu mengangkat tim nya mulai terlihat sejak tahun 2011 ketika tim Aspac masih dalam asuhan pelatih Tjejep Firmansyah. Dengan komposisi pemain muda yang minim pengalaman Pringgo dan rekannya saat itu Xaverius mampu mengangkat mental teman-temannya dengan bermain sepenuh hati dan membawa Aspac sampai ke final,namun baru tahun berikutnya mereka berhasil memiliki mental yang lebih baik sebagai sebuah tim juara dan di tahun itu pula Pringgo meraih gelar pemain terbaik di liga profesional Indonesia.

Pringgo merupakan salah satu "icon" atlet yang dalam usahanya tidak pernah menyerah dan mampu membuktikan bahwa cedera parah tidak mematahkan semangatnya untuk bisa menjadi yang terbaik bahkan ketika cedera parah untuk kedua kalinya Ia mampu bangkit kembali dan mampu tetap menjadi salah satu "big man" terbaik di Indonesia.


Kini Ia mengisi waktunya tetap dengan bermain basket bersama klub divisi satu DKI Jakarta yang bernama Gading Sakti, namun Ia tidak mengikuti kompetisi dikarenakan salah satu syarat untuk bermain divisi satu untuk mantan atlet profesional harus sudah pensiun / tidak lagi bermain di liga profesional selama dua tahun. Terkadang masih memberikan coaching clinic, menjadi pelatih pribadi, juga mengikuti pertandingan-pertandingan non profesional di luar daerah. Pringgo sendiri jika masih ingin bermain di liga profesional baru bisa pada akhir tahun 2016. Hal itu memang terlihat sangat tidak masuk akal mengingat alasan surat skorsing adalah karena Pringgo meninggalkan pertandingan pre season di Bali tanpa izin, padahal ia mengaku telah izin terhadap pelatihnya saat itu Rastafari Horongbala bahkan ia memiliki bukti rekaman telepon bahwa sang pelatih mengakui memberikannya izin. Namun karena pengaruh sang pemilik Irawan Haryono sangat besar di Basket Indonesia segala sesuatu yang terlihat janggal tidak ada satu pihak pun yang berani mengangkat kasus ini dan bertindak tegas termasuk pihak liga profesional Indonesia saat itu NBL Indonesia mau pun pihak PERBASI.

Pringgo sendiri selalu tersenyum ketika membicarakan hal ini, pria yang dikenal rendah hati dan tidak banyak bicara ini mengatakan bahwa ia menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan, dan tetap bersyukur dalam waktu singkat berkat karunia Tuhan yang luar biasa Ia bisa mendapat banyak pencapaian dan salah satunya mendapatkan hadiah mobil karena menjadi pemain terbaik di liga basket profesional tahun 2013.

Prestasi

  • POPNAS 2005 emas
  • PON 2008 emas
  • Libamanas 2005, 2006, 2007 runner-up
  • Most Valuable Player (MVP) / Pemain Terbaik Libamanas 2007
  • Best Defensive player Libamanas 2006, 2007
  • Best Center player Libamanas 2006, 2007
  • IBL 2009 (runner-up)
  • Peringkat ketiga turnamen Piala Gubernur DKI, 2010
  • Peringkat keempat NBL Indonesia 2011
  • Terpilih menjadi 24 besar dan 18 besar yang mengikuti seleksi tim nasional basket untuk proyeksi seagames 2011
  • Peringkat kedua NBL Indonesia 2012
  • Penghargaan "First Team" NBL Indonesia 2011-2012 (posisi power forward terbaik)
  • Pemain ke sembilan di NBL Indonesia yang memperoleh penghargaan 1000 poin
  • Terpilih menjadi 17 besar yang mengikuti seleksi tim nasional basket untuk proyeksi seagames 2013
  • Most Valuable Player (MVP) / Pemain Terbaik NBL Indonesia 2012-2013
  • Penghargaan "First Team" NBL Indonesia 2012-2013 (posisi power forward terbaik)
  • Juara 1 Musim Reguler NBL Indonesia 2012-2013
  • Juara 1 Speedy NBL Indonesia 2012-2013
  • Pemain ke empat di NBL Indonesia yang memperoleh penghargaan 1000 Rebound
  • Juara 1 Speedy NBL Indonesia 2013-2014
  • Peringkat 2 SEABA 2014 dan menjadi top skor di dua pertandingan.
  • Peringkat 9 FIBA Asia 2014 di Wuhan
  • Peringkat 2 3X3 Basketball di Singapore

Pranala luar