Zamzam

Air Suci Umat Islam
Revisi sejak 20 September 2015 14.14 oleh Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib) (+ keterangan penting)

Zamzam (bahasa Arab: زمزم berarti banyak, melimpah-ruah) adalah air yang dianggap sebagai air suci oleh umat Islam.

Sumur Zamzam
Peziarah sedang mengunjungi sumur.
LetakMasjid al-Haram, Mekkah
Luassekitar 30 m (98 ft) dalam dan 108 hingga 266 m (354 hingga 873 ft) diameter
DidirikanBerkisar 2000 SM
Badan pengelolaPemerintah Saudi Arab
Nama resmi: Zamzam
Zamzam di Arab Saudi
Zamzam
Lokasi sumur zamzam Well di Mekkah, Arab Saudi
Air Zamzam dalam botol kemasan.

Zamzam merupakan sumur mata air yang terletak di kawasan Masjidil Haram, sebelah tenggara Kabah, berkedalaman 42 meter. Menurut riwayat, mata air tersebut ditemukan pertama kali oleh Hajar setelah berlari-lari bolak-balik antara bukit Safa dengan bukit Marwah, atas petunjuk Malaikat Jibril, tatkala Ismail, putera Hajar, mengalami kehausan di tengah padang pasir, sedangkan persediaan air tidak ada kemuliaan lewat air Zamzam melalui perintah Allah Ta'ala. Maka Allah mengutus Malaikat Jibril. Sesaat setelah Jibril menghentak kaki -yang kemudian menjadi tempat Zamzam itu, Ibunda Nabi Ismail AS menampung air yang mengalir dengan menggali tanah di sekitar keluar airnya itu agar air itu tak hilang ketika dia ambil kantong minumnya. Rasulullah melanjutkan, "Andai ibu Ismail tidak menampung air itu, tentu sekarag sumur Zamzam sudah jadi mata air yang mengalir." Jibril kemudian menceritakan bahwa lokasi itu kelak adalah Baitullah yang akan dibangun Ibrahim AS dan Ismail AS.[1] Peristiwa itu terjadi 1910 SM, 2572 tahun sebelum kelahiran Rasulullah, atau sekitar 4000 tahun yang lalu.[2] Menurut ulama, tidak masalah membawa air zamzam ke kampung halamannya. Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Barangsiapa yang membawa sesuatu dari air zamzam, sungguh ulama-ulama salaf (zaman dahulu) telah melakukannya (dan itu tidak masalah)."[3]

Letak dan karakteristik

Sumur zamzam terletak 11 meter dari Ka'bah. Menurut cerita yang sahih, ia dapat menyedot air sebanyak 11-18,5 liter per detik.[4] Sehingga, dapat menghasilkan 660 liter air permenit dan 39.600 liter perjamnya. Dari mata air ini, ada celah ke arah Hajar Aswad dengan panjang 75 cm, dengan tinggi 30 cm yang juga menghasilkan air sangat banyak. Beberapa celah mengarah kepada Shafa dan Marwa,[5] dan beberapa ke Hajar Aswad dengan panjang 75 cm dengan tinggi 30 cm, dan dengan air yang jumlahnya banyak. Celah Zamzam ini mengarah pula ke arah pengeras suara dengan panjang 70 cm dan tinggi 30 cm.[4] Dahulu, di atas sumur ini, ada bangunan dengan luas 8 m × 10,7 m = 88.8 m2. Tapi, bangunan ini ditiadakan untuk meluaskan tempat tawaf. Sehingga, ruang minumnya dipindahkan ke ruang bawah tanah, di bawah tempat tawaf, dengan 23 anak tangga yang dilengkapi AC. Tempat masuknya dipisah antara laki dan perempuan. Di situ, ada 350 keran air minum, yang 220 ada di sisi ruang laki-laki, dan 130 sisanya di ruang perempuan. Sumur ini dapat dilihat dari ruangan laki-laki yang dipagari dengan kaca tebal.[5]

Keistimewaan

Dalam satu riwayat, dikatakan bahwa air zamzam inilah yang dipakai untuk mencuci hati nabi ﷺ. Dikatakan, selekas menyeberang sirath, manusia akan minum air zamzam dan keringat mereka jadi lebih harum daripada kesturi. Di dalam dada mereka, tiada lagi kegelisahan, kebencian, pengkhianatan, kedengkian, dan kebencian. Lantas, merekapun masuk surga.[6] Asy-Syaukani Rahimahullah menafsirkan makna sabda Rasulullah ﷺ tentang 'air Zamzam itu tergantung tujuan orang yang meminumnya' itu merupakan dalil bahwa air Zamzam akan mendatangkan berbagai macam manfaat sesuai tujuan yang diinginkan orang yang meminumnya, baik yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Al-Munawi dalam "Faidh al-Qadir" menyebutkan bahwa banyak ulama yang meminum air Zamzam dengan tujuan mereka, dan kemudian mereka pun mendapatkannya. Siapapun yang meminumnya dengan ikhlas, maka mereka akan mendapat pertolongan. Ummul-Mu'minin Aisyah R.ha diriwayatkan biasanya juga membawa air Zamzam ini sebagai oleh-oleh tiapkali mengunjungi Makkah.[2]

Setelah beratus tahun, Kerajaan Arab Saudi membuat denah yang detail mengenai sumber mata air, denahnya, dan sebagainya. Pada tahun '70-an, orang-orang Eropa menuduh dan meragukan kualitas air zamzam ini. Maka, Mu'inuddin Ahmad sebagai pegawai Departemen Pertanian dan Irigasi Arab Saudi yang juga ahli kimia, melakukan penelitian terhadap air zamzam ini. Sewaktu mengambil sampel, dia heran; kenapa sumur yang tingginya hanya 18 m, dan lebar hanya 14 kaki ini, mampu menghasilkan air buat jamaah haji setiap tahun dari zaman Nabi Ibrahim.[7] Kemudian, dia diberitahu rupanya pasir-pasir dalam sumur itu punya kekuatan serupa pompa besar yang menyedot air. Debit-debit yang menyembul dari pasir, adalah sebanding dengan debitnya. Karenanya, ia tidak akan berkurang, walau sebanyak apapun. Selain dikirim ke laboratorium Eropa, diperikasakan pulalah di Saudi itu sendiri. Setelah dilihat, rupanya air ini memang sangat layak diminum. Di dalamnya, ada kalsium, dan magnesium yang mendatangkan kesehatan dan kebugaran bagi jamaah haji yang letih sewaktu ibadah. Ia juga mengandungi florin, yang memang berkhasiat membunuh kuman dan jamur. Lebih mencengangkan, sungguhpun berada di tengah gurun yang panasnya mencapai 50° C, air ini tidak pernah lagi menyusut jumlahnya.[7]

Adalah termasuk keunikan air Zamzam adalah ia sulit dibekukan kecuali setelah melewati 1000 kali penyulingan. Air ini juga mengandungi 3000 miligram unsur senyawa kimia yang baik untuk tubuh di mana, di sumur lain di kota Mekkah saja, tiap-tiap sumur hanya mengandung 260 miligram/liter. Ini menunjukkan bahwa sumber air Zamzam berasal dari tempat yang sangat jauh, dan berbeda dengan air-air lain di kota Mekkah.[2] Air mineral yang layak minum ini telah terbukti berperan dalam menyebuhkan berbagai-bagai macam penyakit, yakni asam lambung, penyakit jantung koroner, ganggunan pencernaan, dan berbagai penyakit tulang, sendi, dan rematik. Zamzam juga punya keutamaan lain, yakni melancarkan peredaran darah atau menambahi unsur penting ke dalam tubuh yang sakit lewat kulit.[2]

Nama-nama lain

Faidah-faidah zamzam ini juga dikenal dalam nama-nama Arab berikut ini:[7][3]

  • Syaba'ah, artinya mengenyangkan. Setiap orang yang meminum ini pasti akan merasa kenyang.
  • Murwiyah, artinya penyegar. Air ini sungguh menghilangkan dahaga bagi yang meminumnya.
  • 'Afiyah, artinya sehat. Air zamzam memang dikenal dapat menolak penyakit.
  • Nafi'ah, artinya bermanfaat. Air zamzam dikenal sangat bermanfaat, seperti menguatkan hati, atau menghilangkan ketakutan.
  • Maimunah, artinya berkah. Berkah air ini sudah sangat dirasakan banyak orang.
  • Barrah, artinya memiliki kebaikan. Air zamzam ini sangat baik bagi yang meminumnya untuk memeroleh keberkahan.
  • Madhmunah, artinya bagus. Karena, indahnya air zamzam ini, maka Allah Melarang suatu kaum dari bangsa Arab yang tinggal di sekitar sumur ini untuk bermaksiat.
  • Kafiyah, artinya mencukupi. Orang yang meminum ini akan merasa cukup atau puas saja.
  • Syifa' saqamin, artinya menyembuhkan penyakit. Karena air ini dapat dijadikan obat penyakit bagi yang meminumnya.
  • Mu'zhibah, artinya mencegah rasa dahaga. Rasanya antara manis atau tawar. Karena sifat inilah, air zamzam punya fadhilah/keutamaan seperti ini. Hanya saja, setelah dibawa pulang ke Indonesia, rasanya sedikit berubah.
  • Tha'amu Tha'min, artinya mengenyangkan. Orang yang meminum air zamzam akan merasa kenyang.
  • Hazmatu Jibril, artinya injakan tumit Malaikat Jibril. Sesuai dengan asal mulanya air zamzam.
  • Maghfurah, artinya pengampunan. Orang yang minum air zamzam, akan diampunkan dosanya.

Nama-nama yang berikut ini, didapati semua dari hadits-hadits hasan dan sahih.[8] Ibnul-Qayyim rahimahullahu 'alaih berkata, "Aku dan selain diriku telah megalami perkara yang ajaib tatkala berobat dengan air zamzam. Dengan izin Allah, aku telah sembuh dari beberapa penyakit yang menimpaku. Aku juga menyaksikan seseorang yang telah menjadikan air zamzam sebagai makanan selama beberapa hari, sekitar setengah bulan atau lebih. Ia tidak mendapatkan rasa lapar, ia melaksanakan thawaf sebagaimana manusia yang lain. Ia telah memberitahukan kepadaku bahwa, ia terkadang seperti itu selama empat puluh hari. Ia juga mempunyai kekuatan untuk berjima', berpuasa, dan melaksanakan tawaf."[8]

Ibnul Qayyim melanjutkan, "Ketika berada di Mekkah, aku mengalami sakit dan tidak ada tabib dan obat (yang dapat menyembuhkannya). Akupun mengobatinya dengan meminum air zamzam dan membacakan atasnya berulangkali (dengan al Fatihah), kemudian aku meminumnya. Aku mendapatkan kesembuhan yang sempurna. Akupun menjadikannya untuk bersandar ketika mengalami rasa sakit, aku benar-benar banyak mengambil manfaat darinya."[8]

Referensi

  1. ^ al-Makhzumi, al-Jami' al-Lathif.
  2. ^ a b c d An-Najjar (2013), hal.114-120.
  3. ^ a b Muhammad al-Munajjid. "بركة ماء زمزم تحصل لكل من شربها سواء كان داخل مكة أم خارجها". Islam Q & A (dalam bahasa Arab). Diakses tanggal 26 Februari 2015. 
  4. ^ a b Ula dkk. (2014), hal.17.
  5. ^ a b Ghani (2004), hal.114-15.
  6. ^ Barmin (2009), hal.22
  7. ^ a b c Barmin (2009), hal.22-24
  8. ^ a b c Mu'tashim (25 November 2009). "Keistimewaan Air Zam-Zam". Almanhaj. Diakses tanggal 26 Februari 2015. 

Bibliografi