Panzer III

Tank Medium

Panzer III adalah nama Tank kelas Medium yang didesain dan dikembangan oleh Nazi Jerman dengan nama Panzerkampfwagen III / Proyek Sd Kfz. 141 (dalam bahasa Jerman Panzerkampfwagen artinya: Kendaraan Lapis Baja untuk Bertempur). Tank ini sangat populer pada saat era Perang Dunia ke-2. Awalnya Tank ini menjadi Tank Pokok untuk keseluruhan Angkatan Bersenjata Jerman seperti saat Penyerangan Jerman ke Polandia (1939), Operasi Weserubung, Fall Gelb banyak yang di pakai untuk menembus masuk ke garis pertahanan musuh di barat maupun timur. Namun saat mulai diproduksi-nya Panzerkampfwagen IV posisi Panzer III mulai di ganti karena Panzer IV lebih Efektif dalam hal berperang.

Panzerkampfwagen III

PzKpfw III Ausf J dengan Pelindung Ekstra saat Persiapan Pertempuran Kursk.
Jenis Tank Kelas Medium
Negara asal  Jerman Nazi
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1936–1945
Digunakan oleh Jerman Nazi
Kerajaan Rumania
Republik Slovakia (1939-1945)
Kerajaan Hungaria
Negara Independen Kroasia
Turki
Norwegia
Pada perang Perang Dunia II
Sejarah produksi
Tahun 1934
Diproduksi 1935–1943
Jumlah produksi 1,856
Spesifikasi
Berat 8,9 ton (Ausf. A-C)
Panjang 481 m (1.578 ft 1 in)
Lebar 222 m (728 ft 4 in)
Tinggi 199 m (652 ft 11 in)
Awak 5 (komandan, penembak senjata utama, supir, pengisi peluru, operator radio)

Senjata
utama
1 × 2 cm KwK 30 Ausf. a–F
1 × 2 cm KwK 38 Ausf. J–L
Senjata
pelengkap
1 × 7.92 mm Maschinengewehr 34
Jenis Mesin 6-cyl Maybach HL 62TRM bensin
140 PS ( 138 hp, 103 kW)
Daya kuda/ton 15.7 PS/ton
Suspensi Pegas daun
Daya jelajah 200 km (120 mi)
Kecepatan 40 km/h (25 mph)

Sejarah

Asal-muasal

 
Guderian Jenderal Heinz Guderian di Front Timur.

Pada Awal 1934, sesuai dari spesifikasi Heinz Guderian, Departemen Persenjataan Angkatan Darat Wehrmacht menggambar Cetak Biru untuk Tank Medium Dengan Berat 24000.kg maksimal dan kecepatan 35 Km/jam. Yang mana bertujuan untuk menjadi Tank Pokok Angkatan Darat Jerman Pada waktu itu dan untuk mendukung Taktik Perang Kilat yang tengah di gagas.

Pada waktu itu Tank ini akan di gunakan dengan dua cara. Pertama adalah, dengan cara biasa pertempuran tank standar yang melibatkan Tank dengan Tank menembakkan masing-masing senjata nya. Cara kedua untuk menghancurkan unit Anti-Tank dan untuk Menggilas Infanteri. Tank ini juga di kembangkan menjadi Assault Gun seperti Sturmgeschütz III bahkan di kembangan menjadi Panzer Kelas Menengah Generasi ke-4 Panzer IV.

Pasca Invasi Polandia tank ini banyak di perjual-belikan di lingkup Blok Poros karena ketenaran tank ini melawan tank-tank sekutu yang kewalahan di Front Barat. Seperti Angkatan Darat Kekaisaran Jepang membelinya untuk melakukan rekayasa terbalik. Beberapa Negara Boneka Jerman juga memiliki nya seperti Negara Independen Kroasia yang langsung diberi secara cuma-cuma oleh Wehrmacht untuk mempertahankan Front Timur.

Lapis Baja

Panzer III versi Awal Ausf A memiliki baja dengan ketebalan 15 mm di depan dan samping kecuali di belakang yang di belakang hanya kurang lebih 10 mm di kurangi agar tidak berat. Dalam Perjalananya Lapis Baja Panzer III ini di pasang berdasarkan kebutuhan perang dan rata-rata setiap kali peningkatan harus berganti versi terlebih dulu. Puncak ketebalan lapis baja Panzer III adalah saat di pasangkan Ekstra Pelindung atau orang Jerman sering bilang Schürzen dan ketebalam paling tinggi adalah 45mm tetapi mempengaruhi fleksibelitas tank ini yang terkenal lincah di berbagai medan. Selain kebutuhan perang juga dengan medan terkadang di sesuaikan, seperti di Afrika Utara pasukan Jendral Rommel yang rata-rata ber-armor tipis karena cuaca yang panas di afrika.

Persenjataan

 
Panzerbefehlswagen (Tank Komandan) III ausf E or F di Yunani (1941).

Panzer III dilengkapi oleh Persenjataan utama standart kembangan Departemen Persenjataan Angkatan Darat Wehrmacht dan juga dilengkapi oleh Senjata Mesin MG34 dan dua senjata mesin kecil. Persenjataan juga di kembangkan berdasarkan medan di front.

Sejarah Pertempuran

Front Barat, Utara, dan Timur (Polandia)

Karier Panzer III di mulai saat Invasi Polandia dijalankan pada 1 September 1939 tank ini dipindahkan ke timur tepat setelah Aneksasi Cekoslowakia untuk rencana ini. Selanjutnya divisi-divisi tank Wehrmacht maupun Waffen-SS di perintahkan untuk merebut Warsawa secepatnya dan sesegera mungkin. dalam berbagai pertempuran yang pecah di Polandia cukup banyak memakan banyak tank ini bukan karena Tank Polandia tetapi karena Ranjau dan Senjata Anti-Tank Polandia. Bagaimana pun kekalah telak memaksa Polandia menanda tangani surat menyerah tanpa syarat.

Setelah Polandia Panzer III menuju ke utara Jerman yaitu Denmark,dan Norwegia untuk mencegah Inggris menginvasi Norwegia karena letaknya yang dekat dengan wilayah Jerman. di Front Utara ini Panzer III malah tak terkalahkan karena negara-negara Negri Skandinavia hanya Swedia yang pada waktu itu dapat membuat Tank. Meskipun Denmark dan Norwegia memiliki Tank tetapi tak digunakan sebagaimana Jerman menggunakannya. Tetap Jerman masih menang di Front yang satu ini.

Pasca di utara Jerman yang kesal karena armada konvoi suplai perbekalan Jerman yang terus menerus di serang oleh Inggris, dan Prancis yang menyerang Rheinland dengan Peluru-Peluru Artileri yang di tembakkan terus menerus Jerman Nazi memutuskan untuk menyerang Inggeris dan Sekutunya Prancis. Karena Taktik yang dipakai pada Perang Dunia ke-1 gagal maka salah satu Jendral Jerman von Manstein membuat rencana baru dengan menyerang negara-negara rendah di eropa barat Seperti Kerajaan Belanda, Kerajaan Belgia, Luxemburg, baru menyerang Perancis lewat utara. di Front barat ini Panzer III ini mulai mendapat lawan sepadan yaitu dengan Tank Cruieser dan Tank-Tank Perancis dengan armor tebal dan senjata berat tapi cara pemakaian tank yang berbeda dengan Wehrmacht, Angkatan Darat Perancis tidak membuat divisi khusus tank tetapi menggunakan tank sebagai alat bantu Infanteri yang mana tiap divisi hanya dilengkapi 1 atau 3 buah tank saja. Pada akhir bulan Juni Perancis di permalukan jerman dengan cara menandatangani perjanjian menyerah di gerbong kereta yang sama saat menyerahnya jerman pada tahun 1918.

Setelah Selesai Pertempuran Perancis Kerajaan Italia, Kekaisaran Jepang, Kerajaan Hungaria, Kerajaan Rumania, Kerajaan Bulgaria menandatangani Pakta Tripartit yaitu pakta perjanjian Aliansi Militer antara 3 negara Mayor yaitu Nazi Jerman, Kekaisaran Jepang, Kerajaan Italia karena melihat Jerman dalam menaklukan suatu negara.

Perang Yugoslavia Pertama ( Fall Marita/Kampanye Balkan )

Setelah Pakta Tripartit Kerajaan Italia Meng-Aneksasi Kerajaan Albania dan berperang dengan Yunani tetapi Italia mengalami kekalahan besar di situ oleh karena itu Italia meminta bantuan Jerman untuk membantu awalnya Jerman ingin mengajak Kerajaan Yugoslavia untuk bersimpati dengan cara memberikan jalan darat untuk lewat tetapi karena Raja Yugoslav ini ingin mempertahankan kedamaian maka dirinya berkata tidak dari situ Kerajaan Yugoslavia dan Yunani Resmi masuk menjadi Aliansi Inggeris. Perang pecah tapi Jerman hanya menderita kekurangan Panzer III yang sedikit karena Yugoslav belum bisa memproduksi tank.

Perang Di Afrika Utara

Perang di Timur dan Akhir Perang

Setelah Kerajaan Yugoslavia dan Yunani jatuh ketangan Adolf Hitler, dirinya hampir meraih mimpinya untuk membentuk Kekaisaran Jerman Raya tetapi Hitler belum mencangkup teritori rencana awal untuk mencangkup negara-negara di wilayah Eropa Barat dan Rusia Barat. Maka Dari itu Hitler telah menyuruh Jenderal-Jenderalnya untuk merancang strategi Blitzkrieg kearah timur dengan sandi Barbarossa diambil dari nama Raja Kerajaan Romawi Suci dan disahkan oleh sang "Fuhrer" tepat setelah Perancis jatuh. Oleh karena itu Jerman Nazi melancarkan Operasi Barbarossa pada pertengahan Juni 1941, sebelum berjalannya Barbarossa seluruh tank yang ada di barat dan setengah pasukan Wehrmacht di pindahkan secara bertahap dan menyisahkan sedikit saja di barat untuk membuat inggris berpikir bahwa jerman masih tetap ingin menginvasi Inggris. Panzer III segera di tingkatkan kemampuannya dengan ditambah Pelindung Baja Lapis Extra serta banyak dari Panzer III yang sudah masuk Kategori "usang" di ubah menjadi versi Assault dan Senjata Anti-Pesawat Terbang.

Pada hari yang telah di tentukan Jerman melanggar Pakta Non-Agresi Soviet-Jerman yang telah ditandatangani oleh kedua pihak baik Jerman maupun Soviet. Pasukan Wehrmacht menghantam Tentara merah yang belum terlatih dan masih terluka pasca perang sipil 1917-1919 Panzer III menghancurkan tank-tank ringan uni soviet BT-7, T-26, T-27, T-46, dan tank tank ringan lainnya kemenangan ini secara drastis mendorong rakyat jerman untuk terus berperang dan berpikir tak terkalahkan oleh apapun di dunia ini, Panzer III melawan di Ukrania, Belarussia, Tenggara Finlandia, dan Krimea tetap tak terkalah sampai suatu waktu hitler memutuskan untuk menunda moskow dan lebih baik menyelamatkan divisi lapis baja di utara krimea pada pertengahan 1942. Mulai dari situ jerman mengalami kekalahan dengan menunda serangan ke Moskow memberi waktu berfikir soviet. Setelah menolong divisi lapis baja di utara Krimea Jerman langsung menyerang Moskow tanpa menghitung dahulu mengenai cuaca dan kondisi medan, alhasil Moskow gagal direbut dan akhirnya moral tentara mulai turun. turun terus sampai saat Pertempuran Stalingrad dan Pertempuran Kursk Panzer III beserta Wehrmacht mulai kalah secara terus-menerus dan Departement Peperangan Jerman mulai melakukan operasi "Bertahan Keras". untuk itu banyak Panzer III yang di ubah menjadi Assault Gun karena lebih berguna menetralkan Baja Tank dan diubah menjadi tank penyembur api. Kekalahan tak Terhindar Panzer III yang tersisa di pakai untuk Pertempuran Akhir di Berlin. Pada 8 Mei Jerman menyerah kalah dan Seluruh Panzer III yang masih ada di hancurkan dan di pensiunkan ke museum-museum perang.

Designs based on chassis

  • Panzerbeobachtungswagen III - Forward artillery observer tank. 262 converted from older Panzer III Ausf. E to H.
  • Bergepanzer III - In 1944, 176 Panzer IIIs were converted to armoured recovery vehicles. Mostly issued to formations with Tiger I tanks.
  • Flammpanzer III Ausf. M / Panzer III (Fl) - Flamethrower tank. 100 built on new Ausf. M chassis.
  • Minenräumer III - Mineclearing vehicle based on a Panzer III chassis with a very highly raised suspension. (Prototype only.)
  • Panzerbefehlswagen III - Command tank with long-range radios. Ausf. D, E and H: dummy main gun; Ausf. J and K: armed with 5 cm gun.
  • Sturm-Infanteriegeschütz 33B - A close-support assault gun. Armed with a 15 cm sIG 33, 24 built. 12 used and lost in Stalingrad.
  • Sturmgeschütz III - Assault gun/tank destroyer armed with a 75-milimeter (2,95 in) StuK.
 
Su-76i displayed in the Museum of the Great Patriotic War, Moscow, Poklonnaya Hill Victory Park
  • The Soviet SU-76i self-propelled gun was based on the chassis of captured German Panzer III and StuG III. About 201 of these vehicles, many captured in the battle of Stalingrad, were converted at Factory No. 37 in 1943 for Red Army service by removing the turret, constructing a fixed casemate, and installing a 762-milimeter (30,00 in) S-1 gun (cheaper version of the F-34) in a limited-traverse mount. The armour was 35 milimeter (1,38 in) thick on the casemate front, 50 milimeter (1,97 in) in the hull front, and 30 milimeter (1,18 in) on the hull side. It was issued to tank and self-propelled gun units starting in autumn 1943,[1] and withdrawn to training use in early 1944. Two SU-76i survive: one on a monument in the Ukrainian town of Sarny and a second on display in a museum on Poklonnaya Hill in Moscow. It should not be confused with the Soviet SU-76 series.
  • Tauchpanzer III - Some tanks were converted to amphibious tanks for Operation Sea Lion. Unusually, they were designed to be able to stay underwater rather than to float. The idea was that they would be launched near to the invasion shore and then drive to dry land on the sea bottom. The tank was waterproofed, the exhaust was fitted with a one-way valve and air intake was through a hose.

See also

Tanks of comparable role, performance and era

References

Citations
  1. ^ Zaloga (1984), p. 180
Bibliography

Templat:WWIIGermanAFVs Templat:WWIIRomanianAFVs