Hanung Bramantyo

sutradara laki-laki asal Indonesia

Templat:Infobox artis indonesia Hanung Bramantyo (lahir 1 Oktober 1975) adalah seorang sutradara asal Indonesia. Dalam Festival Film Indonesia 2005, ia terpilih sebagai Sutradara Terbaik lewat film arahannya, Brownies (untuk Piala Citra - film layar lebar). Ia juga dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik untuk film cerita lepasnya, Sayekti dan Hanafi, namun yang kemudian mendapatkan penghargaan adalah Guntur Soehardjanto. Pada Festival Film Indonesia 2007 ia kembali terpilih sebagai Sutradara Terbaik melalui film Get Married. Bramantyo pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia namun ia tidak menyelesaikannya. Setelah itu ia pindah mempelajari dunia film di Jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Kontroversi

Saat dirilis, film ini disambut dengan kontroversi di Indonesia karena dianggap melakukan kritikan kontra produktif atas tradisi Islam konservatif yang masih dipraktekkan dalam banyak pesantren di Indonesia saat film ini dirilis. Salah seorang dari pengurus Majelis Ulama Indonesia memberikan tanggapan berupa menyarankan supaya film ini ditarik dari edaran agar diubah sebagaimana keinginannya.[1] Abidah El Khalieqy, penulis novel dan film Perempuan Berkalung Sorban, dalam sebuah wawancara bersama kru film ini mengutarakan bahwa tema novel yang ditulisnya tersebut pada intinya adalah tentang pemberdayaan wanita.[2]

Salah satu filmnya yang kontroversial adalah "Tanda Tanya (?)" yang mempertanyakan tentang intoleransi[3] dimana Front Pembela Islam memprotesnya dan Hanung telah menemui Majelis Ulama Indonesia dan menyetujui memotong beberapa bagian filmnya.[4] Walaupun begitu filmnya yang menyajikan kemoderenan dan kedamaian dalam Islam mendapat sambutan yang baik di Singapura, Australia dan Kanada.[5]

Setelah beberapa hari tayang di bioskop secara nasional, film ini sempat menuai protes, khususnya dari masyarakat Minangkabau. Bahkan, sebuah forum persatuan masyarakat Minangkabau melaporkan Hanung Bramantyo selaku sutradara film ini ke Polda Metro Jaya berkenaan dengan Pasal 156 KUHP Jo Pasal 4 dan 16 UU.N0.40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis tentang larangan perbuatan menanamkan kebencian ter­ha­dap salah satu suku, etnis, agama, dan golongan dalam wilayah hukum Indonesia dan tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Pasalnya pengangkatan tokoh perempuan yang bermukim di Padang yang non-muslim dianggap menyinggung masyarakat Minangkabau yang identik dengan agama Islam. Untuk mengklarifikasi kontroversi ini, melalui akun twitter-nya, Hanung Bramantyo menjelaskan bahwa tokoh Diana tidak disebutkan sebagai gadis Minangkabau, ia jelas-jelas menggunakan Salib dan keluarga Diana memiliki kegemaran akan makanan Babi Rica-rica. Sesungguhnya tokoh ini merupakan warga pendatang yang tinggal dan besar di Padang dan menunjukkan keberagaman masyarakat Padang.[6][7] Hanung Bramantyo juga menyayangkan banyaknya protes yang datang dari masyarakat yang bahkan belum menonton sendiri film ini.[8]

Pada bulan September 2013, puteri dari Soekarno, Rachmawati mengkritik bahwa film ini tidak cocok dengan Ario Bayu yang berperan sebagai Soekarno. Ia merasa aktor Anjasmara yang layak memerankan tokoh tersebut.[9]

Filmografi

Sebagai sutradara

Sebagai pemain

Referensi

  1. ^ BBC World: Film timbulkan kontroversi. 6 Februari 2009. Diakses pada 9 Februari 2009
  2. ^ "Kharisma Starvision Plus". 2009. "Di Balik Layar Perempuan Berkalung Sorban". Fitur rilis DVD.
  3. ^ "Questioning intolerance". April 10, 2011. 
  4. ^ "GP Ansor regrets SCTV's decision of cancelling film '?' screening". August 29, 2011. 
  5. ^ "Hanung's film '?' well received overseas". September 21, 2011. 
  6. ^ "Film "Cinta Tapi Beda" Dilaporkan Zulhendri: Langgar HAM Orang Minang". January 9, 2014. 
  7. ^ "Soal Film "Cinta Tapi Beda", Hanung, Agni Pratistha, dan Raam Punjabi Akan Dipolisikan". Diakses tanggal January 22, 2014. 
  8. ^ http://www.tabloidnova.com/Nova/Selebriti/Aktual/Film-Cinta-Tapi-Beda-Ditarik-di-Tasikmalaya
  9. ^ Suhendra, Ichsan (September 14, 2013). "Rachmawati Tolak Film Soekarno: Indonesia Merdeka". Kompas. Diakses tanggal November 4, 2013. 

Pranala luar

Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Rudi Soedjarwo
Film : Ada Apa dengan Cinta?
(2004)
Sutradara Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Brownies
(2005)
Diteruskan oleh:
Nayato Fio Nuala
Film : Ekskul
(2006)
Didahului oleh:
Nayato Fio Nuala
Film : Ekskul
(2006)
Sutradara Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Get Married
(2007)
Diteruskan oleh:
Mouly Surya
Film : Fiksi
(2008)