Invasi Sawiq
Penyerbuan Sawiq (bahasa Arab: غزوة السويق, ghazwāt sawiq, 'perang tepung') adalah sebuah serangan suku Quraisy Mekkah di bawah pimpinan Abu Sufyan terhadap daerah pinggiran kota Madinah, yang terjadi pada bulan Dzulhijjah tahun ke-2 Hijriah (623 Masehi), dua bulan setelah Pertempuran Badr.[1][2]
Para pemimpin Quraisy Mekkah bertekad untuk menuntut balas atas kekalahan mereka dalam Pertempuran Badr.[1] Abu Sufyan dan para pemimpin lainnya bersumpah untuk tidak mandi wajib sebelum dapat membalas kekalahan mereka atas Muslim Madinah.[1][2]
Pada bulan Dzulhijjah tahun 2 Hijriah, Abu Sufyan memimpin 200 orang pasukan berkuda Mekkah yang berangkat pada malam hari menuju Madinah.[3][4][2] Pasukan tersebut kemudian berhenti di Gunung Naib, lebih kurang 12 mil dari Madinah.[1][3] Abu Sufyan lalu diam-diam mengunjungi rumah para pemimpin suku Yahudi Bani Nadhir, yaitu Huyay bin Akhtab dan Salam bin Misykam.[2][3][4] Huyay tidak bersedia menerima Abu Sufyan, namun Salam menyambutnya dan mereka berunding hingga menjelang shubuh, setelah itu Abu Sufyan kembali ke pasukannya.[2] [3]
Abu Sufyan dan pasukannnya kemudian bergerak ke Al-Uraidh, sebuah dusun yang berjarak sekitar 3 mil dari Madinah.[1] Pasukan Quraisy Mekkah lalu membakari rumah-rumah dan kebun-kebun penduduk setempat, membunuh seorang Anshar Sa'ad bin 'Amr dan pelayannya yang berpapasan dengan mereka, kemudian segera kembali menuju Mekkah.[1][4] Setelah berita penyerangan yang sampai ke Madinah, Nabi Muhammad segera mengumpulkan pasukan Muslim Madinah sejumlah 200 orang dan berangkat mengejar pasukkan Quraisy Mekkah.[1][3] Abu Lubabah Basyir bin Abdul Mundzir menjadi pimpinan sementara di kota Madinah.[1][3]
Pasukan Quraisy Mekkah meninggalkan berkarung-karung perbekalan mereka, berupa tepung gandum (sawiq), untuk meringankan pelarian mereka.[1][2] Pengejaran oleh pasukan Muslim Madinah berlangsung hingga daerah Qarqarah al-Kudr, namun pasukan Quraisy Mekkah tidak dapat terkejar.[3] Pasukan Muslim Madinah kembali ke kota Madinah dengan membawa karung-karung tepung yang ditinggalkan oleh musuh mereka tersebut.[1][2] Sejak berangkat mengejar hingga kembalinya pasukan Muslim Madinah berlangsung selama lima hari lima malam.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k K.H. Moenawar Chalil. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW. 2 (edisi ke-Lux). Gema Insani Press. hlm. 79-81. ISBN 9795617117, 9789795617112.
- ^ a b c d e f g Safiur-Rahman Mubarakpuri (2002). The Sealed Nectar. ideas4islam. hlm. 150-151.
- ^ a b c d e f g Sami bin Abdullah Al-Maghluts (2014). Atlas Rasulullah S.A.W.: Menelusuri Sejarah Hidup Manusia Paling Agung. PTS Islamika. hlm. 206-207. ISBN 9673662347, 9789673662340.
- ^ a b c Sayyid Saeed Akhtar Rizvi. The Holy Prophet. Bilal Muslim Mission of Tanzania. hlm. 67. ISBN 9976956320, 9789976956320.