Jusup Sitepu (25 Desember 1947 – 24 November 1997) adalah salah satu seniman Karo yang cukup populer dan melegenda di kalangan penikmat musik Karo. Menjelang akhir kariernya Jusup berhasil menembus dapur rekaman nasional lewat beberapa hasil karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Jusup Sitepu
Informasi latar belakang
GenrePop
PekerjaanMusikus, seniman
InstrumenGitar
Tahun aktif1968 - 1997

Latar belakang

Jusup Sitepu lahir di Desa Batu Karang Kabupaten Karo dari pasangan Mangsi Sitepu dan Tandangen br Perangin-angin bertepatan dengan Hari Natal. Terlahir sebagai bungsu dari tiga bersaudara, saat kecil Jusup telah menampakkan bakat seninya, sehingga oleh orangtuanya kemudian diberikan sebuah gitar akustik bermerk Kapok.

Pendidikan

Jusup Sitepu mengenyam pendidikan SD hingga SMP di kampung halamannya, dan menamatkan SMA di Pancur Batu Deli Serdang. Pada tahun 1967 Jusup melanjutkan studinya di kota Yogyakarta, namum kuliahnya di kota gudeg tersebut hanya berlangsung selama satu tahun karena Jusup lebih memilih mengembangkan bakatnya di bidang musik.

Jusup Sitepu dan "The Giant Group"

Pada tahun 1968 ketika Jusup mudik Tahun Baru ke kampungnya, dia memilih untuk tidak kembali ke Yogyakarta dan lebih memilih untuk bergabung dengan pemuda sebayanya membentuk sebuah group band yang saat itu diberi nama "The Giant Group". Awalnya grup band mereka tidak memiliki alat sendiri, dan apabila ada tawaran manggung mereka akan menyewa alat dari kota Kabanjahe. Personil-personel "The Giant Group" saat itu adalah : Jusup Sitepu pada vokal dan melodi gitar, Akum Tarigan pada gitar bass, Fransius Surbakti pada rithem, Metehsa Surbakti pada drum, Elia Rosa br Bangun dan Karolina br Purba pada vokal dan Riwanda Sebayang sebagai MC. Penampilan mereka mendapat sambutan hangat dari masyarakat dimana mereka mengadakan pertunjukan, dengan ciri khas mereka yang apa adanya dan petikan-petikan melodi gitar yang dimainkan oleh Jusup Sitepu. Akhirnya, walaupun merasa berat anaknya berkarier di dunia musik orangtuanya kemudian mengalah dan membelikan Jusup seperangkat peralatan band. Pertunjukan perdana mereka dengan alat baru tersebut saat itu diadakan di desa Pernampen, satu desa yang terletak di atas bukit dengan pemandangan yang indah, agaknya posisi desa ini yang berada di atas bukit bagi Jusup dan rekan-rekannya merupakan suatu pertanda baik dan hal ini terbukti karena nama band mereka akhirnya semakin terkenal dan akhirnya berhasil menembus ke dapur rekaman. Tidak ada band Karo lain yang bisa menandingi ketenaran band tersebut walaupun pada saat itu orang lebih mengenal band mereka sebagai bandnya Jusup Sitepu. Sejak penampilan mereka yang perdana tersebut tawaran manggung pun terus berdatangan, sehingga hari-hari mereka akhirnya selalu diisi dengan pertunjukan dari satu desa ke desa lain. Bersama bandnya Jusup Sitepu juga berandil dalam menempa regenerasi di dunia musik Karo pada saat itu, tercatat beberapa nama besar seniman Karo merupakan hasil binaan dari Jusup dkk seperti ; Ulina br Ginting, Bahagia Surbakti, Ermawati br Karo, Rusti br Sembiring dan Mery Susannna br Sitepu yang merupakan putri dari Jusup Sitepu sendiri.

Kehidupan pribadi

Pada tahun 1973, Jusup Sitepu mengakhiri masa lajangnya dengan mempersunting Elia Rosa br Bangun yang merupakan rekannya sesama artis Karo, dan pada tahun 1975 lahirlah anak mereka Mery Susanna br Sitepu, tapi pernikahan mereka hanya berlangsung singkat dan berakhir dengan perceraian pada tahun 1978. Tahun 1990 Jusup menikah lagi dengan Eliana br Ginting dan dikaruniai dua orang anak Angelia br Sitepu dan You Ananda Sitepu. Pada tahun 90-an yang merupakan akhir dari puncak kariernya Jusup Sitepu mengeluarkan sebuah album berbahasa Indonesia yang berisikan lagu-lagu yang merupakan terjemahan dari beberapa lagu ciptaannya yang diramu dengan musik dangdut, album ini cukup mendapat tempat di kalangan penikmat musik termasuk juga yang bukan orang Karo, beberapa lagu dari album ini yang cukup tenar pada saat itu adalah Ole-ole dan Magdalena yang dalam lagu berbahasa daerahnya juga memakai judul yang sama.

Akhir hayat

Jusup Sitepu meninggal pada tanggal 24 November 1997 akibat serangan stroke ia dimakamkan di daerah Binjai, tetapi beberapa seniman Karo dan orang-orang yang bersimpati kepada ia berinsiatif untuk memindahkan kuburannya ke kampung halamannya di desa Batu Karang, dan juga dibuatkan suatu monumen dan patung untuk mengenang perjuangannya bagi seni musik Karo. Julianus Liembeng, salah satu musisi Karo, dalam blognya mengatakan :" Ia (Jusup Sitepu) bagi saya merupakan seniman Karo yang cukup fenomenal dan legendaris, ia tidak hanya memberikan nuansa baru terhadap kesenian Karo, tetapi juga menjadi ikon dan sangat populer pada jamannya".