Jamur kepala domba
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Jamur bagi manusia mempunyai arti yang beraneka ragam. Beberapa jenis jamur termasuk sumber makanan yang lezat yang dicari orang dan beberapa jenis yang lain sangat ditakuti karena efek racunnya yang mematikan, tetapi masih banyak yang belum mengetahui, bahwa jamur memiliki khasiat untuk penyembuhan berbagai penyakit.
Lebih dari 2000 tahun yang lalu para ahli farmasi telah menggunakan jamur sebagai bahan ramuan untuk kesehatan. Namun, studi ilmiah dari beberapa jamur baru dimulai sejak 20 tahun yang lalu. Sejak awal tahun 1980, 3 jenis ekstrak jamur telah diteliti dan menunjukan manfaat kesehatan, yaitu: Karawatake (CoriolusVersicolor); Ling Zhi (Ganoderma Lucidum); Shiitake (Lentinus Edodes) .
Sampai awal tahun 1980 ketiganya masih merupakan jenis jamur yang paling banyak diteliti di Jepang. Pertengahan tahun 1980 para ilmuwan Jepang menemukan jamur lain yang lebih potensial dibandingkan jamur-jamur yang pernah dipelajari sebelumnya. Jamur tersebut adalah MAITAKE (Grifola Frondosa), jamur raksasa sebesar bola basket, yang juga disebut sebagai "Raja Jamur". Maitake yang secara harafiah di Jepang berarti "Dancing Mushroom".
Jamur ini dinamai demikian karena orang-orang yang menemukan jamur ini dipedalaman pegunungan akan riang menari karena rasanya yang nikmat dan manfaatnya bagi kesehatan. Maitake ditemukan juga di Amerika dan menamainya "Hens of the Wood" (ayam betina yang berasal dari kayu).[1]
Maitake merupakan jamur yang paling berharga di Jepang. Orang-orang tidak akan memberitahu (meskipun kepada saudaranya sendiri) dimana mereka mendapatkan jamur itu. Maitake sulit untuk ditemukan karena membutuhkan kondisi-kondisi lingkungan yang sangat sensitif, seperti kandungan oksigen, karbondioksida, suhu, kelembaban tertentu. Upaya untuk membudi dayakan jamur Maitake ini pun sulit sehingga jamur ini disebut "A Mushroom in Phantasm" (Jamur Fantasi), sampai seorang petani Jepang bernama Yoshinobu Ordaira berhasil membudidayakan jamur Maitake sehingga "Jamur Fantasi" pun menjadi "Jamur Kenyataan".
Manfaat biologis dari jamur maitake ini diteliti oleh Prof. Hiroaki Nanba sebagai bahan suplemen yang bisa membantu dalam pengobatan tumor, di akhir tahun 1980an.[2]Setelah mempelajari manfaat-manfaat dari jamur selama lebih dari 20 tahun, Prof.Dr.Hiroaki Nanba menuturkan bahwa dari semua studi jamur, Maitake (Grifola Frondosa) memiliki aktifitas yang kuat dalam menghambat pertumbuhan kanker, baik digunakan secara oral maupun secara intra peritoneal. Pengobatan kanker dengan Maitake tidak menimbulkan efek samping yang merugikan, dan biayanya jauh lebih rendah dibandingkan pengobatan konvensional.
Ukuran Jamur
- Ukuran Jamur bisa 3 kaki
- Berat: 5-10 pound (sering sampai 50 pon )
- Lebar cap : ¾ - 3 inci.
Habitat Maitake
Habitat (tempat tumbuh) jamur Maitake sangat mempengaruhi efektifitasnya. Tumbuh besar circular di tanah atau dasar sisa pohon atau tunggul. tumbuh di hutan terutama di hutan lembab atau di dasar sungai, di mana ada banyak pohon-pohon tua.
- ^ http://eol.org/pages/196141/hierarchy_entries/58797920/overview
- ^ Adachi, K., Nanba, H., Kuroda, H. Potentiation of host-mediated anti-tumor activity in mice by beta-glucan obtained from Grifola frondosa (maitake). Chem. Pharm. Bull. 1987. 35(1):262-70.