Ade Komarudin

Politisi Indonesia
Revisi sejak 20 Desember 2015 06.32 oleh HaEr48 (bicara | kontrib)

Drs. Ade Komarudin, MH (lahir 20 Mei 1965[1]) adalah seorang politikus senior Partai Golongan Karya yang ditunjuk sebagai Ketua DPR RI untuk menggantikan Setya Novanto yang mengundurkan diri 16 Desember 2015.[2] Ia telah menjabat sebagai anggota DPR RI selama lima periode berturut-turut, dan menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR RI sejak 2014.[3] Pria yang merupakan alumnus Universitas Islam Negeri, Jakarta ini sejak tahun 1997 telah berhasil duduk di kursi DPR RI hingga tahun 2019. Mengawali karier politik dengan bergabung menjadi anggota partai Golongan Karya, karier politik Ade Komarudin terus menanjak. Ia pernah menjabat menjadi wakil sekretaris jenderal di dua organisasi kepemudaan yang berbeda, yakni Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sejak tahun 1993 hingga tahun 1998.

Pada tahun 2010, Ade Komarudin melakukan langkah besarnya dalam kariernya dengan maju turut serta dalam bursa pemilihan ketua umum Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia atau SOKSI. Kendati saat itu Ade Komarudin mencalonkan dirinya dalam pemilihan tanpa didampingi adanya tim sukses, namun dirinya telah mendapat banyak dukungan kuat dari sejumlah pengurus SOKSI di daerah. Selain mendapat dukungan dari beberapa tokoh didaerah, Ade Komarudin juga memperoleh dukungan dari sejumlah tokoh Partai Golkar, seperti Akbar Tanjung. Setelah melalui proses pemilihan yang panjang, Ade Komarudin berhasil keluar sebagai pemenang.

Ade Komarudin selanjutnya memimpin SOSKI dibantu seorang wakil ketua umum, yakni Ria Ru-mata Aritonang, serta 22 orang ketua. Sekjen dijabat Lawrence Siburian dengan 23 wakil sekjen, serta bendahara umum dijabat Melchias M Mekkeng yang dibantu 23 wakil bendahara umum. Kepengurusan itu juga dilengkapi 22 departemen. Dengan demikian, total pengurus sebanyak 150 orang. Pelantikan Ade beserta jajarannya sendiri dilakukan pada tanggal 25 Juni 2010 dan dilakukan pendiri SOKSI Prof. Suhardiman yang didampingi Ketua Umum DPP Partai Golkar pada saat itu, Aburizal Bakrie.

Rujukan