Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A. atau sering dikenal Said Aqil Siroj (lahir 3 Juli 1953) adalah Ketua Umum (Tanfidziyah) Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama periode 2010-2020.
Sekertaris PMII Rayon Krapyak Yogyakarta (1972-1974)
Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah (1983-1987)
Wakil Katib ‘aam PBNU (1994-1998)
Katib ‘aam PBNU (1998-1999)
Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (Gandi) (1998)
Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) (1998-sekarang)
Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI (1998-sekarang)
Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 (1998)
Ketua TGPF Kasus pembantaian Dukun Santet Banyuwangi (1998)
Penasehat PMKRI (1999-sekarang)
Ketua Panitia Muktamar NU XXX di Lirboyo Kediri (1999)
Anggota Kehormatan MATAKIN (1999-2002)
Rais Syuriah PBNU (1999-2004)
Ketua PBNU (2004-sekarang)
Dikenal atas
Ketua Umum (Tanfidziyah) Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama Periode 2015-2020
Suami/istri
Hj. Nur Hayati Abdul Qodir
Anak
Muhammad Said Aqil Nisrin Said Aqil Rihab Said Aqil Aqil Said Aqil
Pemilihan sebagai Ketua Umum PBNU
Said Aqil Siroj terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) periode 2010-2015 dalam Muktamar ke-32 Nahdlatul 'Ulama (NU) di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan. Said unggul dengan perolehan 294 suara dari rivalnya Slamet Effendi Yusuf yang mendapat 201 suara. Sebelumnya, KH Sahal Mahfudz, terpilih menjadi Rais Aam PBNU. Said Aqil Siradj Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) 2010-2015. Said Aqil Siraj dan Slamet maju ke putaran kedua setelah memperoleh masing-masing 178 suara dan 158 suara. Keduanya dianggap memenuhi syarat untuk maju dalam putaran kedua pemilihan calon ketua umum PBNU. Dalam tata tertib muktamar seorang calon harus mengumpulkan 99 suara untuk ditetapkan sebagai calon ketua umum. Sementara itu, Sholahuddin Wahid (Gus Solah) hanya mendapatkan 83 suara, Ahmad Bagja (34), Ulil Absar Abdala (22), Ali Maschan Moesa (8), Abdul Aziz (7), Masdar Farid Mas’udi (6). Mereka gagal memperoleh angka 99 suara dari muktamirin sehingga tidak bisa mengikuti putaran kedua.