Maruarar Sirait
Maruarar Sirait (lahir 23 Desember 1969) adalah salah satu politisi asal Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namanya melambung lantaran kiprahnya di dunia politik cukup berperan penting dalam kemajuan partai berlambang moncong putih ini.
Maruarar Sirait | |
---|---|
Lahir | Medan | 23 Desember 1969
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Politisi |
Suami/istri | Shinta Triastuti [1] |
Anak | 2 |
Orang tua | Sabam Sirait [2] |
Lahir di Medan, 23 Desember 1969, pria yang akrab disapa Ara ini memulai kariernya sebagai Manager KKBM Unpar Bandung. Saat duduk di bangku kuliah, ayah dari dua anak ini aktif di organisasi kemahasiswaan, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Melalui organisasi kampus tersebut, Ara banyak belajar mengenai dunia politik yang sarat akan negosiasi dan diskusi. Tak hanya melalui GMKI cabang Bandung, Ara juga bergabung dengan Resimen mahasiswa Unpar yang kemudian menjebloskannya dalam partai politik PDI-P sejak tahun 1999.
Bergabung dengan partai politik sejak muda belia dengan gagasan-gagasan tajam membuat nama Maruarar Sirait cukup diperhitungkan di kancah politik Indonesia. Sebut saja panitia hak angket yang menangani kasus Bank Century yang hingga kini tak ujung rimbanya, ia turut bergabung dalam panitia bentukan SBY tersebut.
Kritis dan dinamis, membuat nama Ara sempat disinggung-singgung oleh rekan sesama panitia hak angket yang kerap menuai kontroversi, Ruhut Sitompul. Keduanya sempat beradu mulut dalam rapat panitia hak angket Bank Century beberapa waktu lalu. Padahal, tak sepatutnya adu mulut yang ditayangkan live di beberapa media televisi tersebut dipertontonkan di depan khalayak ramai.
Berbicara mengenai aktif, dinamis, dan kritis, sosok politisi muda suami dari Shinta Triastuti ini beberapa waktu lalu sempat mengutarakan maksud dari partai yang berhasil membesarkan namanya ini mengenai alasan mengapa partainya tersebut menolak kenaikan harga BBM yang semula direncanakan naik pada tanggal 1 April 2012.
Ia menuturkan ada tiga alasan yang mendasari fakta bahwa BBM tak perlu naik yaitu dengan mencari sumber-sumber pendanaan baru yang legal seperti memaksimalkan penerimaan negara dari sektor pajak dan cukai, mengambil alih proses impor minyak yang selama ini masih dikendalikan oleh pihak ketiga, dan memberlakukan pajak bagi pihak-pihak yang berinvestasi ke luar negeri. Baginya, melalui solusi yang ia utarakan tersebut, ia dan partainya yakin bahwa BBM tak perlu naik mengingat angka kenaikan cukup fantastis bagi banyak rakyat yang tingkat perekonomiannya mayoritas menengah ke bawah.
Berbeda dengan urusan BBM yang nyatanya pada rapat paripurna seluruh anggota DPR dari fraksi PDI-P lebih memilih walk out karena merasa tak setuju dengan opsi yang ditawarkan ketua DPR, Marzuki Alie, Ara yang ditanya mengenai bakal capres yang bakal diusung PDI-P, dalam beberapa wawancara, ia menuturkan bahwa Megawati Soekarnoputri masih mempunyai kans yang cukup besar jika kembali mencalonkan diri sebagai capres. Ia menambahkan bahwa internal PDI-P solid memberikan dukungan penuh untuk Megawati.
Kini, tak hanya aktif sebagai anggota DPR-RI komisi XI, pria ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Potenza Sinergi sekaligus Ketua DPP PDI-P.
Pendidikan
- FISIP Universitas Parahyangan, Bandung
- SMA Negeri 47
- SMPK Ora et Labora, Jakarta
- SD PKSD VI, Jakarta
Karier
- Anggota Komisi XI DPR-RI periode 2004-2009 dan 2009-2014
- Komisaris Utama PT.Potenza Sinergi
- Manager KKBM Unpar Bandung