Deret reaksi Bowen

deret reaksi pengristalan mineral dalam magma
Revisi sejak 25 Desember 2015 12.23 oleh Lusia Rita N (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'jmpl|Diagram Deret Reaksi Bowen sumber : http://jersey.uoregon.edu/ Pada tahun 1929-1930 seorang petrologist bernama Norman L. Bowen membuat su...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pada tahun 1929-1930 seorang petrologist bernama Norman L. Bowen membuat suatu deret reaksi pembentukan mineral yang diberi nama deret reaksi bowen. Deret ini berisi tentang urut – urutan pembentukan mineral yang terbentuk dari hasil pendinginan magma dan perbedaan kandungan magma, dengan asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat basa. Mineral yang terbentuk dengan kecepatan pendinginan yang lambat akan memiliki bentuk dan ukuran kristal yang lebih besar.

Berkas:Bowen's.gif
Diagram Deret Reaksi Bowen sumber : http://jersey.uoregon.edu/

Penjelasan Diagram Deret Reaksi Bowen

Deret ini diilustrasikan dengan huruf “Y”. Dimana dua lengan bagian atas menggambarkan dua proses pembentukan yang berbeda.

  • Lengan kanan atas huruf “Y”
Menggambarkan deret reaksi pembentukan mineral yang berkelanjutan (continuous branch). Dalam deret kontinyu, mineral yang terbentuk pertama kali akan ikut berperan dalam pembentukan mineral selanjutnya. Contoh mineralnya adalah mineral feldspar plagioklas. Mineral plagioklas yang kaya Ca (anortit) akan terbentuk lebih dahulu, baru kemudian mineral yang terbentuk akan bereaksi dengan sisa larutan magma bersamaan dengan turunnya suhu sehingga reaksi pembentukan plagioklas yang mengandung sodium meningkat. Reaksi ini akan terus berlangsung dan berhenti ketika sodium dan kalsium telah habis bereaksi. Akibat dari reaksi yang berkelanjutan ini adalah hasil mineral yang terbentuk didominasi plagioklas yang kaya sodium dan sulitnya ditemukan anortit karena mineral awal akan bereaksi terus-menerus hingga akhirnya pun habis.
  • Lengan kiri huruf “Y”
Menggambarkan deret reaksi diskontinyu. Dalam deret ini, mineral terbentuk dari satu mineral yang berubah ke mineral yang lain dengan melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma pada rentang suhu tertentu. Contoh kelompok mineral yang mengalami proses ini adalah kelompok mineral silikat ferromagnesian yang merupakan golongan mineral mafik. Mineral yang terbentuk pertama kali pada suhu yang tinggi adalah olivine (1800oC). Ketika olivine bereaksi dengan sisa larutan magma akan membentuk piroksen (1100oC), dan apabila piroksen bereaksi dengan sisa larutan magma akan membentuk amphibole (900oC). Reaksi ini akan berhenti ketika amphibole bereaksi dengan sisa larutan magma membentuk biotite (600oC) karena magnesium dan besi telah habis bereaksi.
  • Lengan bawah huruf “Y”
Mengilustrasikan apabila kedua deret telah berakhir (magnesium, besi, kalsium, dan natrium telah habis bereaksi), maka yang tersisa dalam magma adalah unsur potassium, alumina dan silica. Ketiga unsur yang tersisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium Feldspar . Apabila tekanan air cukup tinggi maka akan terbentuk muskovit dan sisa larutan magma (mengandung silika dan oksigen) akan membentuk kuarsa. Mineral kuarsa merupakan mineral yang paling stabil karena terbentuk paling akhir, sedangkan mineral yang terbentuk pertama kali merupakan mineral yang paling tidak stabil karena mengalami perubahan menjadi mineral lain.

Pranala Luar

Fajar,Novian(2012).Penggunaan Reaksi Bowen. Dari [1]

Aflatun,Oke(2013).Deret Bowen. Dari [2]