Eko Londo

Revisi sejak 29 Desember 2015 06.36 oleh Rachmat04 (bicara | kontrib) (Menolak perubahan teks terakhir (oleh ZukmanID) dan mengembalikan revisi 10301277 oleh Andri.h)

Eko Untoro Kurniawan atau Eko Londo atau Eko Tralala adalah seorang pelawak Indonesia. Ia merupakan salah satu personel grup lawak Srimulat.

Berkas:Ekotralala.jpg
Eko Londo

Masa kecil

Sejak kecil ia tergila-gila pada Srimulat bahkan ketika ada pentas Srimulat, maka Eko kecil bakalan merengek pada bapaknya, Sugiyanto, untuk diantar melihat. Ternyata rasa cinta itu berlanjut hingga ia dewasa. Tahun 1980-an, Eko pun memberanikan diri melamar menjadi anggota Srimulat. Saat itu Srimulat sudah mulai disebut-sebut sebagai grup lawak paling tenar, namun masih terbatas pentas di Surabaya dan Jawa Timur saja dan belum melebarkan sayapnya ke Solo, Semarang, maupun Jakarta.

Karier

Pada saat itu Teguh (pendiri Srimulat) menolaknya dengan halus karena pada saat itu pelawak Srimulat terkenal dengan wajahnya yang kurang ganteng semua. Hal ini disebabkan meskipun asli Surabaya, Eko memang mempunyai darah Belanda. Ibunya, Andreana Helena Kohen, adalah nonik Belanda, putri seorang tentara kolonial yang bertugas di Surabaya.

Eko sudah pernah ikut main ludruk bersama Jalal (pelawak) dan juga dengan Cak Tohir yang membentuk Ludruk Gelora 10 November. Tapi karena sangat inginnya ia bergabung dengan Srimulat, ia tak kekurangan akal. Ia terus main ludruk dari satu pentas ke pentas lain. Selain itu kelucuannya ia juga muncul di panggung, mulai acara Agustusan di kampung-kampung hingga ke restoran mewah maupun hotel atas inisiatif pengusaha maupun pejabat.

Di situlah nama Eko mulai dikenal. Dia pun sedikit memberi embel-embel namanya dengan sebutan Eko Handai Taulan Hawai Five O John Aloha. Julukan itu muncul begitu saja. Khusus yang Aloha, karena ia sering diminta pentas di Restoran Aloha.

Namun lagi-lagi pria yang kini suka pakai udheng itu belum puas, meski sudah mulai dikenal. Ia tetap ingin gabung dengan Srimulat. Dia pun terus belajar dan mendekati para anggota Srimulat, sampai pada akhirnya pada 1984 ia diterima.

Begitu bergabung, ayah enam anak dan kakek empat cucu tersebut mendapat permintaan pentas yang terus mengalir bak air bah. Nyaris tak ada hari tanpa ada orang atau instansi yang memakai jasanya. Karena mulai kebanjiran order, Srimulat pun menggagas ekspansi gedung ke Solo, Semarang, dan Jakarta.

Sebelum 1989 Eko lebih banyak melawak lewat TVRI. Karena nama julukannya terlalu panjang, maka orang TVRI pun memberinya julukan baru: Eko Tralala.