Kudubanjar, Kudu, Jombang
Desa Kudubanjar terletak di wilayah administrasi Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Atau berada di letak astronomis 112,317921 Bujur Timur dan 07,4272621 Lintang Selatan dan berada di letak geografis dengan perbatasan, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sumbernongko (Kecamatan Ngusikan), di sebelah timur berbatasan dengan Desa Mernung, Desa Simowau, Desa Kemuning dan Desa Ketapang Kuning (Kecamatan Ngusikan), di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Menturus (Kecamatan Kudu), serta di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumber Teguh (Kecamatan Kudu). Total luas tanah di Desa Kudubanjar keseluruhan adalah 2,53 Km², Desa Kudubanjar terdiri dari 4 (empat) dusun, dan terbagi menjadi 10 Rukun Warga serta 26 Rukun Tetangga. 4 dusun yang terdapat di Desa Kudu Banjar yaitu :
Kudubanjar | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Jombang | ||||
Kecamatan | Kudu | ||||
Kode pos | 61454 | ||||
Kode Kemendagri | 35.17.17.2007 | ||||
Luas | 2,53 Km Persegi | ||||
Jumlah penduduk | 3222 Orang (Sensus 2010) | ||||
Kepadatan | 1288.8 per Km | ||||
|
1. Dusun Kudu
2. Dusun Ketapang Lor
3. Dusun Banjarejo
4. Dusun Ketapang Kidul
Ditinjau dari komposisinya Dusun Kudu mempunyai penduduk terbanyak yang berada di 3 wilayah RW dan tersebar di 16 wilayah RT. Dan ditinjau dari wilayah dusun, dusun terluas adalah dusun Kudu yang berada di pusat pemerintahan Desa Kudubanjar. Keadaan tanah yang ada di Desa Kudubanjar subur, faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah adalah aliran sungai yang cukup besar dan hasil letusan gunung Kelud yang dimungkinkan terbawa aliran air Sungai Brantas dan pecah ke utara hingga sampai ke Desa Kudubanjar.
Desa Kudubanjar terletak di wilayah dataran rendah yang menuju ke perbukitan yang terletak di utara, dengan iklim tropis sesuai dengan letak astronomis di atas dengan suhu rata-rata 35°C. Desa Kudu Banjar memiliki cuaca yang sama dengan negara Indonesia yakni kemarau dan penghujan, musim kemarau terjadi pada antara April sampai Oktober, sedang musim penghujan terjadi pada antara Oktober sampai April. Namun seiring perkembangan zaman dan semakin memanasnya bumi karena efek Global Warming, maka musim mulai berubah tidak tetap, kemarau terjadi pada Juni Sampai Nopember sedang penghujan terjadi pada Desember sampai Mei. Curah Hujan di wilayah desa Kudubanjar memiliki catatan yang hampir sama dengan desa - desa lain di wilayah Kecamatan Kudu, Curah hujan tertinggi pada tahun 2010 adalah di bulan Maret sebanyak 17 hari hujan sedang curah hujan terendah adalah pada bulan Juli sebanyak 3 hari hujan. Desa Kudubanjar berada pada ketinggian antara <500 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan 0° yang dimana banyak ditumbuhi tanaman pertanian, dan didominasi dengan tanaman tebu, padi, dan jagung. Sedang hewan, terdapat hewan-hewan ternak yang didominasi oleh sapi, kambing, dan ayam.
SEJARAH
Desa Kudubanjar, nama desa berasal dari sebuah tanaman yang mudah tumbuh di daerah dataran rendah dan berkhasiat obat, yakni mengkudu.
menurut penduduk sekitar, ceritera berawal dari adanya seseorang yang bernama Mbah Jenggot (hanya sebutan oleh warga karena warga tidak mengenal nama asli beliau). Beliau adalah seorang pertapa yang memiliki kesaktian yang tinggi, beliau mulai membabat hutan dari utara yakni dari perbatasan Desa Kudu Banjar dengan Desa Sumbernongko sampai perbatasan Desa Kudu Dengan Menturus, namun beliau terlalu luas dalam membabat hutan yakni ke selatan (sampai Desa Menturus tepatnya Dusun Sido Karang), sehingga beliau membagi dua, sebelah selatan dan sebelah utara. Sebelah selatan yang melewati batasnya dijadikan pekarangan yang kelak akan berubah nama menjadi Desa Sido Karang, sedang sebelah utara dijadikan tempat peristirahatan, dengan pusatnya di tengah-tengahnya sebuah sumur, yang sekarang dikenal masyarakat Desa Kudu Banjar dengan Sumur Brumbon atau Sumur Bumbong. Di sekitar-sekitar sumur ini kemudian, beliau menanam buah mengkudu yang banyak dan ditata secara berbanjar, pohon mengkudu ini digunakan sebagai tempat berteduh dari panasnya sinar matahari dan beristirahat ketika beliau tersebut lelah dalam perjalanan dari bertapanya atau saat akan berangkat menuju pertapaan. Dengan adanya sumur Brumbon atau Bumbong ini maka muncullah beberapa rumah disekitar sumur karena digunakan sebagai sumber air dan lama kelamaan berkembang semakin banyaklah rumah-rumah di sekitar sumur dan akhirnya menjadi sebuah desa, dengan nama Desa Kudu Banjar, yang diambilkan nama dari pohon mengkudu (Jawa : Kudu / Pace) yang ditata secara berbanjar di sekitar area Sumur Brumbon, jadi Kudu Banjar berarti Pohon mengkudu(Kudu) yang berbanjar-banjar. Dan yang diangkat menjadi lurah pertama adalah Bapak Mertoprawiro, beliau adalah kakek dari Ibu Hani dan nama beliau sekarang diabadikan sebagai nama jalan utama desa.