SMA Negeri 5 Bandung
SMA Negeri (SMAN) 5 Bandung, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.[2] Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 5 Bandung ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Didirikan pada tahun 1951.
SMA Negeri 5 Bandung | |
---|---|
Berkas:Logo sman5bdg.jpg | |
Informasi | |
Didirikan | 1951 |
Akreditasi | A[1] |
Nomor Statistik Sekolah | 30.1.02.60.08.061 |
Kepala Sekolah | Drs. H. Jumdiat Marzuki, M.M NIP: 195706031982031006 (2008-Sekarang) |
Jumlah kelas | 10 kelas setiap tingkat |
Jurusan atau peminatan | IPA dan IPS |
Rentang kelas | X IPA, X IPS, XI IPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS |
Kurikulum | Kurikulum 2013 |
Jumlah siswa | 1200 siswa (43 siswa per kelas) |
Status | Negeri |
NEM terendah | 367,00 (2015) |
NEM tertinggi | 387,50 (2015) |
Nilai masuk rata-rata | 376,25 (2015) |
Alamat | |
Lokasi | Jalan Belitung No. 8, Bandung, Jawa Barat, Indonesia |
Tel./Faks. | +62 22 4206921(telp) +62 22 4216385(fax) |
Situs web | http://sman5bdg.sch.id |
Surel | sman5bandung@yahoo.com |
Lain-lain | |
Lulusan | Prof. Widjajono Partowidagdo, M.Sc, M.A, Ph.D (Wakil Menteri ESDM periode 2011), Fitri Tropica, Sogi Indra Dhuaja, Armand Maulana, Abdullah Gymnastiar, Rekti Yoewono, Ringgo Agus Rahman, Aming, Tria Ramadhani, Ronal Surapradja, Salman Aditya, Abu Marlo, Dzul |
Moto | |
Moto | Lima Besar Karena Kebersamaan |
Pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebelumnya dengan KBK. Pada tahun 2013 sekolah ini kembali berganti kurikulum menjadi Kurikulum 2013
Sejarah dan Fungsi Bangunan
Bangunan sekolah ini merupakan gedung tua yang dibangun pada zaman pemerintahan Hindia Belanda (tahun 1916), dirancang oleh arsitek Charles Prosper Wolff Schoemaker, yang berfungsi sebagai gedung Hoogere Burgerschool te Bandoeng (HBS) yaitu sekolah menengah untuk bangsa Belanda dan kalangan ningrat Indonesia (sekolah setaraf gabungan SMP (MULO) dan SMA (AMS) dengan masa studi 5 tahun).
Gedung ini berdiri di atas tanah seluas 14.240 m2 dengan luas bangunan 8.220 m2 menghadap ke utara (Jalan Belitung) dihuni oleh dua sekolah yaitu SMUN 3 Bandung di sebelah barat dan SMUN 5 Bandung di sebelah timur. Batas SMU 3 dan SMU 5 hanya dibatasi oleh jalur koridor tengah yang memanjang dari arah utara ke selatan. Batas koridor ini dapat juga berfungsi sebagai pemersatu antara SMA 3 dan SMA 5 sehingga para warga kedua sekolah ini dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Di antara para siswa pun tidak pernah terjadi perselisihan.
Adapun sejarah dan fungsi bangunan adalah sebagai berikut:
- Zaman Belanda (1916 - 1942): Berfungsi sebagai gedung HBS Bandung, sebagai HBS ke-4 yang didirikan pemerintah kolonial setelah HBS di Jakarta (1867), Surabaya (1875), dan Semarang (1 November 1877). Ketiga HBS tersebut semula bermasa studi 3 tahun, sejak 1879 menjadi 5 tahun (HBS V).
- Zaman Jepang (1942 - 1945): Berfungsi sebagai markas (tangsi/asrama) tentara Jepang (Kempetai).
- Zaman Peralihan (1947 - 1950): Pagi hari berfungsi sebagai Sekolah VHO (Voortgezet Hoger Onderwijs) - sekolah setaraf SMA berbahasa Belanda dan sore hari sebagai VHO berbahasa Indonesia. Pada periode itu Bandung dan sekitarnya masih dikuasai NICA sehingga sistem pendidikan masih mengacu pada sistem yang berlaku sebelum pendudukan Jepang. Gedung sekolah tersebut pagi hari digunakan siswa berbangsa Belanda yang waktu itu masih banyak menetap di Bandung, sementara siang-sore harinya digunakan siswa Indonesia.
- Tahun 1950: VHO berbahasa Indonesia diganti menjadi SMA 1 B/C, sedangkan VHO berbahasa Belanda (ex HBS) menjadi SMA 2 B/C. Sejak pengakuan kedaulatan Indonesia Desember 1949, jumlah siswa berbangsa Belanda surut dengan sendirinya, sementara siswa berbangsa Indonesia semakin meningkat jumlahnya. Sebagai catatan pada saat itu di Bandung ada tiga SMA Negeri, yaitu SMA 1 B/C di Jl. Belitung (kelas sore, eks VHO Indonesia), SMA 2 B/C di Jl. Belitung (kelas pagi, eks VHO Belanda, eks HBS), dan SMA 3 A/B (eks SMA Parki, sejak tahun 1950 diubah menjadi SMA 3 A/B, kelak menjadi SMA Negeri 1 Bandung dan SMA Negeri 4 Bandung, berlokasi di Jl. Sumatera/Jl. Jawa).
- Tahun 1952: Terjadi pemekaran sekolah, SMA 1 B/C menjadi SMA B dan SMA C[3] sedangkan SMA 2 B/C menjadi SMA 2 B. Siswa bagian C dari eks SMA 1 B/C dan SMA 2 B/C digabungkan ke SMA C. Pada pagi hari digunakan untuk SMA 2 B (kelak menjadi SMA Negeri 2 Bandung) dan SMA C (kelak menjadi SMA Negeri 5 Bandung), sedangkan pada sore hari digunakan oleh SMA B (kelak menjadi SMA Negeri 3). Pada bagian lain SMA 3 A/B eks Parki juga dimekarkan menjadi SMA 3 B dan SMA 3 A.
- Tahun 1956: Terjadi perubahan nomenklatur sekolah, SMA C menjadi SMA Negeri V C. Pada bagian lain SMA B menjadi SMA Negeri III B, SMA 2 B menjadi SMA Negeri II B. Sementara itu dua SMA di Jl. Sumatera/Jl. Jawa, SMA 3 B menjadi SMA Negeri IV B, SMA 3 A menjadi SMA Negeri I A. Dengan demikian sampai saat itu terdapat 6 SMA Negeri di Bandung, yaitu:
- SMA Negeri I A (eks SMA 3A, eks SMA 3 A/B, eks SMA Parki, lokasi masih menumpang di lokasi SMP Negeri 2 Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung Jl. Sumatera/Jl. Jawa).
- SMA Negeri II B (eks SMA 2B, eks SMA 2 B/C, eks VHO Belanda, eks HBS, lokasi di Jl. Belitung).
- SMA Negeri III B (eks SMA B, eks SMA 1 B/C, eks VHO Indonesia, lokasi di Jl. Belitung).
- SMA Negeri IV B (eks SMA 3B, eks SMA 3 A/B, eks SMA Parki, lokasi masih menumpang di lokasi SMP Negeri 2 Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung Jl. Sumatera/Jl. Jawa).
- SMA Negeri V C (eks SMA C, gabungan bagian C dari eks SMA 1 B/C dan SMA 2 B/C, lokasi di Jl. Belitung).
- SMA Negeri VI C (filial SMA V C, lokasi di Jl. Belitung).
- Penomoran sekolah tersebut bukanlah berdasarkan tahun pendirian melainkan berdasarkan penjurusan A/B/C. Oleh karena itu, SMA Negeri 1 Bandung yang semula SMA 3A diberi nomor "I", SMA 2 B tetap diberi nomor "II", SMA B diberi nomor "III" karena nomor "I" sudah diberikan kepada SMA Negeri IA, demikian juga SMA C yang secara alfabet mendapat nomor urut "V".
- Beberapa waktu kemudian terjadi perubahan nomenklatur lagi, penjurusan SMA dihapuskan, setiap SMA membuka semua bagian baik A (Budaya dan Sastra/Sejarah), B (Ilmu Pasti/Ilmu Alam), C (Ilmu Sosial). SMA Negeri V C menjadi SMA Negeri V.
- Tahun 1966: SMA Negeri II pindah ke jalan Cihampelas (menempati bekas sekolah Cina) dan SMA Negeri VI pindah ke jalan Pasir Kaliki (menempati bekas sekolah Cina). SMA Negeri III "pindah" menjadi kelas pagi di Jl. Belitung bersama SMA Negeri V.
- Pada bagian lain SMA Negeri I dan SMA Negeri IV yang sebelumnya menumpang di Jl. Sumatera/Jl. Jawa mendapat lokasi baru. SMA Negeri IV pindah ke Jl. Gardujati No.20 (menempati bekas SD Chung Hwi), SMA Negeri I pindah ke Jl. Ir. H. Juanda.
- Tahun 1966 hingga sekarang: Berfungsi sebagai gedung SMAN 3 Bandung dan SMAN 5 Bandung.
Sejarah Pimpinan
Kepala sekolah yang pernah memimpin SMA Negeri 5 Bandung:
- Drs. Soewartojo (1951-1957)
- Drs. Nawawi (1957-1959)
- Tan Kiem Hay (1959-1965)
- Poedijo (1965-1970)
- Drs. Iton K. Djajaminanta (1971-1974)
- Drs. Soemedi (1974 1976
- Totong Rusmana (1976-1977)
- Drs. Endjo Sutardjo (1977-1977)
- Drs. H.S. Yusupadi (1977-1981)
- Drs. H. R. Suharto (1981-1986)
- Drs. H. Sudiana AS. SH (1986-1992)
- Drs. R. Fattah Wiriamihardja (1992-1996)
- Drs. H. Supomo Masi'in M.Pd. (1996-1999)
- Drs. Oji Mahroji (1999-2001)
- Drs. Nana Suarna H.,M.M (2001-2005)
- Dra. Hj. Emi Yuliaty, M.Pd (2005-2008)
- Drs. H. Jumdiat Marzuki, M.M (2008 s.d. sekarang)
Akreditasi
- Nilai Akreditasi: 99.125
Sumber : bansm.or.id/sekolah/view/238797 NPSN : 20219309
Standar Isi : 100 Standar Proses : 100 Standar Kompetensi : 100 Standar Pendidik : 99 Standar Sarana : 99 Standar Pengelolaan : 95 Standar Biaya : 100 Standar Nilai : 100
- Peringkat Akreditasi: A
- Tahun Penetapan: 2015
Fasilitas
Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 5 Bandung untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain:
- Kelas
- Kantin (Nano)
- Masjid
- Mushola Nurul Khomsah (Under Construction)
- Green House
- Perpustakaan
- Ruang Audio Visual
- Ruang Bimbingan Konseling
- Ruang Musik
- UKS
- Koperasi
- Laboratorium Biologi
- Laboratorium Fisika
- Laboratorium Kimia
- Laboratorium Komputer
- Laboratorium Bahasa
- Laboratorium Sosial
- Laboratorium Agama Islam
- Lapangan Bali
- Kantin Kejujuran
Ekstrakurikuler
SMA Negeri 5 memiliki sekitar 31 kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya,
- Perhimpunan Pencinta Alam (SADAGORI)
- Keamanan 5 (COBRA)
- Perhimpunan Kreasi Seni Rupa (Rancang Bangun)
- Kabaret 5
- Pemandu Sorak (Cheerleaders)
- MATEMATIKA (SIGMA)
- Palang Merah Remaja (PMR)
- Futsal (Destroyer 5)
- Basket (Fivers)
- Baseball/Softball (Jagoan 5)
- Five English Club (FEC)
- Five English Debating Union (FEDU)
- Bahasa Jepang (NIJI 5)
- Paskibra 5
- Band 5
- Gitar 5
- Sinematografi 5
- Ajang Pers Lima (APL)
- Vocal Group 5 (VG)
- Paduan Suara 5 (5 Youth Choir)
- DKM Nurul Khomsah (DKM)
- Five Cyber Community(FCC)
- Karya Ilmiah Remaja (KIR)
- Astronomi 5
- Ikatan Pustakawan 5
- Corps Angklung 5 (CAV)
- Lingkung Seni Sunda (LISES)
- Five Martial Arts (FMA)
- Five Street Art (FSA)
Prestasi
Referensi
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaakre
- ^ Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. "Pencarian DAPODIKMEN Jenjang: SMA, Provinsi: Prop. Jawa Barat, Kabupaten: Kota Bandung". Diakses tanggal 15-01-2014.
- ^ Disebut SMA C tanpa diikuti nomor karena saat itu hanya ada satu SMA C.
Pranala luar
Galeri
-
HBS Bandung - sekarang digunakan SMAN 5 (sayap kiri) & SMAN 3 (sayap kanan)
-
HBS Bandung - sekarang digunakan SMAN 5 (sayap kiri) & SMAN 3 (sayap kanan)
-
Halaman dalam HBS Bandung, sebelah kiri koridor digunakan SMAN 3, sebelah kanan koridor digunakan SMAN 5
-
Siswa Perhimpunan Temesias dari HBS Bandung dalam parade untuk merayakan perkawinan Putri Juliana dan Pangeran Bernhard