Bandar Udara Wiriadinata

bandar udara di Indonesia
Revisi sejak 1 Januari 2016 19.38 oleh Rachmat-bot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Bandara Wiriadinata adalah bandar udara yang terletak di Jln. Letkol Basyir Surya Cibeureum Tasikmalaya, Jawa Barat, Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 2,799 meter lebar 45 meter 2.799 x 45 meter (9.183 ft × 148 ft) dengan permukaan aspal dan ketinggian 350 meter di atas permukaan tanah. Selain untuk penerbangan sipil, bandara ini pun sekaligus digunakan untuk pendidikan penerbangan yaitu Dirgantara Pilot School Tasikmalaya (DPST)[1]

Bandar Udara Wiriadinata
Informasi
Jenis
  • . Publik
  • Militer
  • Pendidikan Penerbangan
PemilikPemerintah Indonesia
MelayaniTasikmalaya, (Priangan Timur)
LokasiTasikmalaya
Zona waktuUTC +7
Koordinat{{{coordinates}}}

Sejarah

Pembentukan Lanud Wiriadinata pada awalnya bernama Lapangan Udara / Lanud Cibeureum Tasikmalaya, merupakan peninggalan penjajahan Belanda dan dipergunakan sebagai tempat landing serta take off pesawat-pesawat militer Belanda, begitu juga pada masa pendudukan Jepang. Setelah Jepang menyerah pada sekutu dan

Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat 

Indonesia menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan Belanda dan Jepang, diantaranya Lapangan Udara. Pada bulan September 1945 anggota- anggota teknik pesawat di Pangkalan Udara Andir Bandung mendapat berita, bahwa Lanud Cibeureum Tasikmalaya telah berhasil dikuasai oleh para pemuda dan rakyat Tasikmalaya. Ini menjadi suatu kegembiraan dan kebanggaan tersendiri bagi para insan dirgantara serta menimbulkan motivasi untuk segera memanfaatkan fasilitas yang ada. Berbekal kecintaan terhadap bendera negara yaitu merah-putih, tanggal 27 Oktober 1945 Basir Surya dan Tjarmadi, dengan peralatan seadanya memperbaiki pesawat Curen peninggalan Jepang dan diberi identitas dengan tanda Merah Putih dengan memberi warna putih pada bulatan merah bendera Jepang dan berhasil diterbangkan oleh Adisutjipto mengelilingi lapangan terbang Maguwo Yogyakarta. Kemudian, dengan dibantu delapan orang teknisi dan Pangkalan Udara Andir kembali memperbaiki pesawat Nishikoren dengan tanda segi empat merah putih dan diterbangkan oleh Adisoetjipto tanggal 7 Nopember 1945 dengan mengelilingi Tasikmalaya selama 30 menit. Pembukaan Pangkalan Udara Cibeureum

Tasikmalaya dilaksanakan pada tanggal 13 April 1946 dengan diadakan pameran dan pekan penerbangan untuk memasyarakatkan minat dirgantara serta penerbangan formasi 

dengan route Yogyakarta- Tasikmalaya - Wirasaba -Sala - Madiun - Malang pada tanggal 15 April 1946, dengan penerbangnya Husein Sastranegara, Tugiyo, Santoso dan Wim Prajitno. Penerbangan formasi selanjutnya tanggal 10 Juni 1946 dengan 5 pesawat Cureng dan Pangkalan Udara Maguwo menuju Pangkalan Udara Cibeureum, dengan penerbangnya:

No Nama
1 Komodor Muda Udara A. Adisoetjipto dan Opsir Udara II Husein Sastranegara
2 Komodor Muda Udara Prof. Dr Abdurahman Saleh dan OMU III Toeloes Martoatmodjo
3 Opsir Udara II H. Sujono dan OMU III Kaswan
4 Opsir Udara II Iman Suwongso Wirjosaputro dan Opsir Udara III Sunarjo
5 Opsir Udara II Iswahjudi dan Opsir Udara III Makmur Suhodo

Opsir Muda Udara (OMU) I Basir Surya diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Cibeureum yang pertama dengan Surat Keputusan No. 33/Peng tanggal 30 Nopember 1946 yang merangkap sebagai Kepala Tekhnik Udara. Sedangkan serah terima lapangan udara Cibeureum dilaksanakan setelah diadakan perundingan antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda KNIL pada tahun 1950.[2] Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hanafie Asnan meresmikan penggantian nama Lanud Cibeureum Tasikmalaya menjadi Lanud Wiriadinata pada hari Kamis tanggal 20 September 2001 dengan Surat Keputusan Nomor Skep/100/IX/2001 tanggal 12 September 2001 tentang Penggantian nama Lanud Cibeureum Tasikmalaya menjadi Lanud Wiriadinata.[3]


Referensi