Misionaris Hati Kudus

Organisasi Non Pemerintah
Revisi sejak 2 Januari 2016 14.20 oleh Rachmat-bot (bicara | kontrib) (Pranala luar: rapikan, removed stub tag)

Misionaris Hati Kudus Yesus (M.S.C.) adalah salah satu tarekat atau kongregasi religius atau ordo keagamaan Katolik yang mempunyai nama resmi: "Societas Missionariorum Sacratissimi Cordis Jesu", yang berarti: "Tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus" (bahasa Latin: "Congregatio Missionariorum Sacratissimi Cordis Iesu"). Kongregasi ini didirikan oleh Pater Jules Chevalier (1824-1907) di Issoudun, Perancis pada tahun 1854. Anggota yang tergabung di dalamnya menghayati hidup bakti misioner sebagai biarawan, yaitu sebagai imam (atau calon imam, yaitu frater) atau bruder.

Singkatan "M.S.C." itu sendiri adalah berasal dari bahasa Latin, "Missionarii Sacratissimi Cordis Iesu", yang dalam bahasa Inggris adalah "Missionaries of the Sacred Heart of Jesus", dan yang dalam bahasa Indonesia adalah "Misionaris Hati Kudus Yesus".

Kongregasi ini didirikan oleh seorang imam muda di Perancis yang bernama Jules Chevalier. Pada masa pembinaannya di Seminari dia mengalami cinta Allah yang mengubah hidupnya. Pada tahun 1854, ketika ia berusia 30 tahun, ia membentuk sebuah kelompok kecil yang terdiri dari imam-imam Katolik yang mempunyai ketergerakan, visi dan misi yang sama. Kelompok inilah yang menjadi cikal-bakal atau komunitas awal M.S.C. yang pertama, yang didirikan di bawah perlindungan "Bunda Maria", "Bunda" yang kemudian diberikan gelar "Bunda Hati Kudus".

Pater Jules Chevalier dan Mottonya

Pater Jules Chevalier, pendiri dari Misionaris Hati Kudus Yesus (komunitas dan kongregasi religius Katolik Roma).

Jules Chevalier adalah seorang yang memahami bahwa Allah memanggilnya untuk suatu perutusan, yakni: "mewartakan Cinta Allah kepada semua orang".

Ia dilahirkan di Richelieu, Touraine, Perancis, pada tanggal 15 Maret 1824. Saat ia menjalani masa pembinaannya di Seminari, ia menemukan Spiritualitas Hati Kudus, suatu spiritualitas yang berpusat pada Allah yang berbelaskasih terhadap umat manusia.

Ia ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 14 Juni 1851 dan kemudian mempersembahkan hidupnya untuk menyebarluaskan devosi kepada Hati Kudus Yesus, sebagai obat yang mujarab bagi penyakit-penyakit zaman yang antaranya adalah ketidakpedulian dan egoisme. Dalam Kristus, yang adalah Kasih itu sendiri, ia menemukan belaskasih Allah dan keprihatinan-Nya terhadap umat manusia. Dalam diri Yesus, yang mengasihi kita dengan hati manusiawi, ia menemukan Sang Penebus, Sang Pembebas, satu-satunya pemecahan bagi permasalahan hidup. Rasa ketidakberdayaannya di hadapan begitu banyak masalah lenyap seketika, saat ia menyadari bahwa ia dipanggil untuk berkarya bagi sarana keselamatan Kristus.

Bagi Jules Chevalier, devosi kepada Hati Kudus Yesus merangkum keseluruhan hidup Kristiani. Hati Kristus menghadirkan seluruh pribadi-Nya, kasih-Nya terhadap manusia. Apa yang menariknya dalam pribadi Kritus adalah belarasa-Nya bagi umat manusia, kerahiman-Nya, keberanian dan kekuatan-Nya, gambaran-Nya sebagai Gembala yang Baik.... Hak-hal itu adalah aspek-aspek kehidupan yang Jules coba untuk menghidupinya, dan kita, yang mengambil bagian dalam kharismanya, mencoba pula untuk menghidupi.

Pada usia tuanya, ia meninggal di Issoudun, Indre, Perancis, pada tanggal 21 Oktober 1907, di sebuah rumah salah satu keluarga warga parokinya, tempat ia mengungsi setelah ia diusir dari pastoran oleh pemerintah Perancis yang anti-klerus pada waktu itu.

Mottonya menyatakan dengan tepat semangat misionernya: "Semoga Hati Kudus Yesus Dikasihi di Mana-Mana".

Visi: "Mengejawantahkan Cinta Allah dan Spiritualitas Hati"

Komunitas kecil yang baru tumbuh ini memiliki cita-cita global. Namun mereka membaca tanda-tanda zaman secara lokal, dalam konteks Perancis yang telah semakin terjangkiti oleh sekularisme. Yakin bahwa cinta Allah adalah obat yang mujarab bagi penyakit-penyakit zaman itu, mereka memulai membangun kembali vitalitas iman mulai dari sebuah kota kecil Issoudun, sekitar 250 km sebelah selatan Paris.

Pater Jules Chevalier (1824-1907), walaupun menyebut apa yang menyemangatinya sebagai devosi, namun dari hidupnya dan tulisan-tulisannya nampak nyata bahwa Hati Kristus adalah inti yang utama dari spiritualitasnya. Baginya, "devosi kepada Hati Kudus Yesus" adalah sebuah visi yang menginspirasikan seluruh spiritualitasnya, cara hidupnya dan perutusannya. Sejak masa pendidikannya di seminari ia tergerak oleh penyakit-penyakit zaman saat itu, dan ia yakin bahwa Hati Kristus adalah obat bagi penyakit-penyakit zaman itu.

Penyakit-penyakit zaman itu: rasionalisme, ketidakpedulian terhadap hidup rohani, dan anti-klerikalisme tersebar luas pada, abad ke-19 di Perancis. Yang mengesan begitu mendalam bagi Pater Chevalier adalah api cinta-Nya, cinta-Nya yang berbelarasa dengan mereka yang menderita. Ia melihat Hati Yesus sebagai sebuah Inkarnasi dan pewahyuan Cinta Allah Bapa. Itulah kharismanya, karunia Roh yang diberikan kepadanya, visi dasar yang mnginspirasikannya untuk menjadi saksi cinta dan kebaikan hati Allah Penyelamat kita, untuk menyembuhkan hati-hati yang terluka.

Dasar penghayatan perutusan para biarawan tarekat atau kongregasi religius atau ordo keagamaan Katolik ini adalah bersumber dari ajaran Kitab Suci mengenai "Hati" yang begitu kaya akan kasih Allah: hal itu disebutkan sampai lebih dari 1100 kali. Dalam Kitab Suci "Hati" menunjuk akan kedalaman pribadi seseorang; seperti kita baca tentang "Hati Allah", tetapi pada umumnya adalah tentang "Hati Manusia". Dalam kitab Nabi Yeremia 31,31-34; 32,37-41 dan kitab Nabi Yehezkiel 11,17-20; 36,24-27 Allah menjanjikan suatu perjanjian yang ditandai dengan "Hati dan Roh yang Baru". Di sana dikatakan bahwa "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya". (Yehezkiel 36, 26-27). Dalam surat kepada jemaat di Hibrani bab 8, Kristus digambarkan sebagai seorang pengantara dari perjanjian baru dan apa yang disebut dalam kitab Nabi Yeremia 31, 31-34 dapat diterapkan pada-Nya. Ialah yang menulis ketetapan-ketetapan dan hukum Allah dalam hati kita. Bagaimanakah Ia melakukan-Nya? Melalui Hati Kristus yang adalah sumber dari air hidup, yakni Roh Kudus, (Yohanes 7, 37-39). Di puncak Kalvari hati-Nya ditikam dengan tombak dan darah dan air mengalir keluar. Sumber dari air hidup telah dibuka, dan, seperti nyata pada hari Pentekosta, hari di mana Roh Kudus dicurahkan atas umat manusia untuk membaharui muka bumi. Misteri Paskah adalah misteri Pentekosta. Cinta Allah telah dicurahkan dalam hati manusia oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Roma 5:5).

Karena Hati Kristus adalah sumber keselamatan dunia, maka bersama dengan Bapa pendiri, Pater Jules Chevalier, dan para biarawan tarekat atau kongregasi religius atau ordo keagamaan Katolik ini melihat hal itu sebagai suatu tugas perutusan yang teramat mulia guna mewartakan kepada semua orang di seluruh dunia akan "Hati Kudus Yesus". Mereka yakin dan percaya bahwa pada masa kini pun manusia dapat memerangi kejahatan pada sumbernya melalui "Hati yang Baru". Makna sebenarnya dari "Hati yang Baru" dapat ditemukan dalam "Hidup Kristus" itu sendiri.

Misi dan Karya

Pengejaran dan penganiayaan karena agama yang memaksa mereka terpencar justru menjadi kesempatan untuk memperluas wilayah misi mereka. Misionaris pertama mereka dikirimkan ke Papua New Guinea pada 1 September 1881. Lebih dari 150 tahun sejak didirikan di Issoudun, kami saat ini hadir di 55 negara dan telah berjumlah lebih dari 2000 imam dan bruder, termasuk para M.S.C. yang ada di Indonesia.

Tarekat kami tidak didirikan dengan suatu perutusan khusus sehingga kami bekerja dalam pelayanan dan perutusan yang beranekaragam. Akan tetapi semuanya adalah usaha kami untuk menjawab tanda-tanda zaman, menuntun semakin banyak orang kepada pengalaman yang lebih mendalam akan cinta Allah bagi mereka dan membuat cinta itu riil dalam kondisi konkret hidup mereka.

M.S.C. di Indonesia telah melibatkan diri dalam banyak bidang perutusan dan karya. Sampai saat ini kami hadir hampir di seluruh Indonesia. Secara garis besar misi dan karya kami dilaksanakan dalam :

1. Karya Parokial

M.S.C. Indonesia telah melibatkan diri dalam karya parokial di Keuskupan-Keuskupan sebagai berikut:
  • Keuskupan Amboina
  • Keuskupan Manado
  • Keuskupan Agung Jakarta
  • Keuskupan Purwokerto
  • Keuskupan Agung Merauke
  • Keuskupan Agung Makassar
  • Keuskupan Jayapura
  • Keuskupan Tanjung Selor
  • Keuskupan Banjarmasin
  • Keuskupan Agung Pontianak
  • Keuskupan Palembang

2. Karya Kategorial/Sektoral

Selain karya pastoral parokial, anggota M.S.C. juga melibatkan diri dalam karya-karya kategorial, antara lain:
A. Pendidikan dan Pembinaan
  • Rumah Retret Gonzalo Veloso Ambon
  • SMK Siwa Lima/Yayasan Siwa Lima
  • Komunitas Bina Iman Purworejo
  • Pusat Pelayanan Misionaris Hati Kudus (PPMHK) Merauke
B. Sosial Karitatif
  • Panti Asuhan Amam Bekai Chevalier Merauke
  • Panti Asuhan Andreas Langgur
  • Pengobatan Alternatif Romo Loogman Purworejo
  • Yayasan Kasih Mulia Jakarta
  • Asrama Hati Kudus Meranti-Kalbar
C. Komunikasi Sosial
  • Radio FM Paksi Buana Tobelo
  • Radio FM Banua Cordis Darit
  • Percetakan-Penerbitan “Percikan Hati” Pineleng
  • Penerbitan “Majalan Hati Baru” dan “Buletin Warta Keluarga Chevalier” Jakarta
D. Karya Produktif
  • Toko Benda Rohani- Tomohon
  • Usaha Air Minum dan Lilin – Tanah Merah (Papua)
E. Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC)

Pranala luar