Umlaut dalam bahasa Jermanik

Umlaut dalam bahasa Jermanik adalah sebuah gejala linguistik ketika sebuah vokal belakang berubah menjadi vokal depan. Gejala ini juga disebut dengan nama umlaut i atau mutasi i.

Gejala ini mulai muncul secara terpisah dalam beberapa bahasa-bahasa Jermanik pada sekitar tahun 450 sampai 500 M dan memberi pengaruh kepada semua bahasa-bahasa Jermanik awal[1] kecuali bahasa Gotik.[2] Sebuah contoh yang menghasilkan alternasi vokal ini misalkan bentuk jamak foot (kaki) dalam bahasa Inggris yang menjadi feet (kaki-kaki) (dari rekonstruksi bahasa Jermanik proto */fōts/, jamak */fōtiz/).

Gejala umlaut dalam bahasa Jermanik yang dibahas di artikel ini, tidak mengikutsertakan gejala sejarah lainnya yang menyangkut vokal seperti mutasi a atau mutasi u dan juga gejala ablaut (gradasi vokal) dalam rumpun bahasa Indo-Eropa yang bisa diamati dalam penasrifan kata kerja kuat Jermanik seperti dalam bahasa Inggris contohnya sing/sang/sung.

Deskripsi

Umlaut adalah sebuah bentuk asimilasi atau harmoni vokal. Ini adalah sebuah proses untuk mengubah sebuah vokal direalisasikan secara mirip dengan bunyi di dekatnya. Jika sebuah kata memuat dua vokal, sementara vokal yang pertama direalisasikan di belakang mulut dan yang kedua di depan, maka diperlukan lebih banyak usaha untuk mengucapkan kata ini daripada jika kedua vokal ini berdekatan realisasinya. Oleh karena itu sebuah perkembangan linguistik terjadi untuk membuat kedua vokal ini direalisasikan secara berdekatan.

Umlaut dalam bahasa Jermanik merupakan sebuah contoh historis yang menciri dari proses ini yang belum terjadi pada tahap awal bahasa Inggris Kuna dan bahasa Norwegia Kuna serta tampaknya baru kemudian terjadi pada bahasa Jerman Hulu Kuna, dan beberapa bahasa Jermanik kuna lainnya. Perkembangannya berbeda dari satu bahasa ke bahasa lainnya, namun secara umum ialah demikian:

  • Jika ada vokal belakang (/a/, /o/ atau /u/, baik pendek maupun panjang) muncul di sebuah suku kata dan vokal depan /i/ atau glide depan /j/ muncul kemudian, vokal pada suku kata pertama seringkali dibulatkan (biasanya menjadi /æ/, /ø/, atau /y/). Jadi, misalkan, Jermanik Barat *mūsiz "tikus-tikus" berubah menjadi bahasa proto Inggris Kuna *mȳsiz, yang kemudian akhirnya menjadi mice dalam bahasa mutakhir, sementara bentuk tunggal *mūs yang tidak diikuti oleh /i/ dan tidak berubah, akhirnya menjadi kata mutakhir mouse.[3]

Referensi

  1. ^ Cercignani, Fausto (1980). "Early "Umlaut" Phenomena in the Germanic Languages". Language. 56 (1): 126–136. doi:10.2307/412645. 
  2. ^ Cercignani, Fausto (1980). "Alleged Gothic Umlauts". Indogermanische Forschungen. 85: 207–213. 
  3. ^ Campbell, A. 1959. Old English Grammar. Oxford: Clarendon Press. §§624-27.