Ibrani 7
Ibrani 7 (disingkat Ibr 7) adalah bagian dari Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di ayat 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]
Ibrani 7 | |
---|---|
Kitab | Surat Ibrani |
Kategori | Surat-surat Paulus/Surat-surat Am |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 19 |
Teks
- Surat aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
- Sejumlah naskah tertua yang memuat salinan pasal ini antara lain adalah
- Codex Vaticanus (~325-350 M)
- Codex Sinaiticus (~330-360 M)
- Codex Alexandrinus (~400-440 M)
- Codex Ephraemi Rescriptus (~450 M; terlestarikan: ayat 1-25)
- Codex Freerianus (~450 M; terlestarikan: ayat 1-2, 7-11, 18-20, 27-28)
- Codex Claromontanus (~550 M)
- Pasal ini dibagi atas 28 ayat.
- Berisi ulasan mengenai keimaman Yesus berkaitan dengan Melkisedek dan Harun.
Struktur
Pembagian isi pasal:
- Ibrani 7:1–10 = Kristus dan Melkisedek
- Ibrani 7:11–28 = Kristus adalah Imam yang lebih tinggi dari pada Harun
Ayat 1
- Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.[5]
Melkisedek hidup sezaman dengan Abraham, seorang Kanaan yang menjadi raja Salem dan imam Allah (Kejadian 14:18). Abraham memberikan persepuluhan kepadanya dan diberkati olehnya (Ibrani 7:2–7). Penulis Surat Ibrani memandangnya sebagai lambang Yesus Kristus yang juga merupakan Imam dan Raja (Ibrani 7:3). Keimaman Kristus adalah "menurut peraturan Melkisedek" (Ibrani 6:20) yang berarti bahwa Kristus sudah ada sebelum dan lebih mulia daripada Abraham, Lewi, dan para imam Lewi.[6]
Ayat 2
- Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.[7]
- "Melkisedek" (bahasa Ibrani: מלכי־צדק; mal-kî-tse-ḏeq) secara harfiah berarti "raja" (mal-k(î); me-leḵ(-î); melk(i)) "kebenaran" (tse-ḏeq; sedek)"
- "Raja Salem" (bahasa Ibrani: מלך שלם; me-leḵ shā-lêm), dapat diartikan "raja" (me-leḵ) "damai sejahtera" (shā-lêm; shalom; syalom; salem)
Ayat 3
- Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.[8]
Ayat ini tidak berarti bahwa Melkisedek benar-benar tidak mempunyai ayah dan ibu atau tidak mempunyai kerabat atau bahwa ia seorang malaikat. Ayat ini hanyalah menunjukkan bahwa Alkitab tidak mencantumkan daftar keturunannya dan tidak mengatakan apa-apa mengenai awal dan akhir hidupnya. Oleh karena itu, ia melambangkan Kristus yang abadi, yang keimaman-Nya tidak pernah berakhir (Ibrani 7:24–25).[6]
Ayat 11
- Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan --sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat--apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?[9]
Karena keimaman Lewi tidak sempurna (bd. Ibrani 10:4) dan dilaksanakan oleh orang-orang berdosa (Ibrani 7:27–28), maka keimaman itu kini diganti dengan imam yang sempurna, yaitu Putra Allah sendiri. Kristus adalah Imam yang sempurna karena Ia sama sekali benar, perlu mati satu kali saja untuk menjadi korban karena dosa-dosa kita, menjadi Imam kita yang abadi di hadapan Allah di sorga dan hidup untuk selama-lamanya (Ibrani 7:24–28). Oleh karena itu, Ia mampu menyelamatkan secara sempurna dan abadi semua yang datang kepada Allah melalui Dia (lihat Ibrani 7:25).[6]
Ayat 14
- Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam.[10]
Ayat 17
- Sebab tentang Dia diberi kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."[11]
Ayat 27
- Yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia (Yesus Kristus) mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.[12]
Ayat 28
- Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya.[13]
Referensi
- ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
- ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
- ^ Ibrani 11:32
- ^ ayat 13:23
- ^ Ibrani 7:1
- ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Ibrani 7:2
- ^ Ibrani 7:3
- ^ Ibrani 7:11
- ^ Ibrani 7:14
- ^ Ibrani 7:17
- ^ Ibrani 7:27
- ^ Ibrani 7:27
Lihat pula
- Abraham
- Harun
- Imam Besar
- Lewi
- Musa
- Melkisedek
- Suku Lewi
- Suku Yehuda
- Bagian Alkitab lain yang berkaitan: Kejadian 14, Kejadian 49, Mazmur 110, Ibrani 5, Ibrani 6
Pranala luar
- (Indonesia) Teks Ibrani 7 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Ibrani 7
- (Indonesia) Referensi silang Ibrani 7
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Ibrani 7
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Ibrani 7