Bagindo Dahlan Abdullah

pejuang kemerdekaan dan diplomat Indonesia
Revisi sejak 13 Januari 2016 05.53 oleh Rachmat-bot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

H. Bagindo Dahlan Abdullah (15 Juni 1895 – 12 Mei 1950) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan diplomat Indonesia. Ia pernah diutus negara sebagai Duta Besar Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk Irak, Syria, dan Trans-Jordania.[1]

Bagindo Dahlan Abdullah
Lahir(1895-06-15)15 Juni 1895
Belanda Pasia, Pariaman, Hindia Belanda
Meninggal12 Mei 1950(1950-05-12) (umur 54)
Irak Baghdad, Irak
KebangsaanIndonesia Indonesia
AlmamaterUniversitas Leiden
PekerjaanDiplomat
Dikenal atas- Pejuang kemerdekaan Indonesia
- Duta Besar RIS untuk Irak, Syria, dan Trans-Jordania
Suami/istriNafisah (cerai mati), Siti Akmar
AnakArsad (Ajo Tanjuang), Bagindo Jamaluddin Abdullah, Sidhawati Abdullah, Gandasari A. Win, Surniati Salim, Bagindo Taufik Anwar Abdullah, Bagindo Abdul Malik Abdullah, Fatmah Zahra Asmar
Orang tuaAbdullah (ayah) dan "Uniang" (ibu)

Ia diangkat sebagai duta besar untuk ketiga negara tersebut oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950, dan resmi bertugas sebagai duta besar pada tanggal 27 Maret 1950. Namun Bagindo menjabat duta besar dalam tempo yang amat singkat, kurang dari tiga bulan, karena ia meninggal dunia pada tanggal 12 Mei 1950 akibat serangan jantung yang menimpanya.[1]

Sesuai saran dan nasehat Haji Agus Salim, jenazah Bagindo Dahlan Abdullah kemudian dimakamkan di Baghdad, Irak, dengan upacara kebesaran di Mesjid Syekh Abdul Qadir Jailani di kota tersebut. Saran dan nasehat Agus Salim itu bertujuan agar makam Bagindo akan dikenang lama dan menjadi simbol tali persahabatan antara Indonesia dan Irak.[1]

Rujukan

Pautan luar