Kabupaten Kuantan Singingi

kabupaten di Indonesia, di pulau Sumatera

Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Riau.

Ibukota  : Teluk kuantan

Wilayah  : 7.656 km2

Penduduk  : ~215.114 jiwa

Provinsi  : Riau

Jumlah kecamatan : 12

Jumlah desa  : 199

Agama  : Islam

Bahasa  : Melayu Taluk Kuantan

Profil  : Kabupaten Kuantan Singingi


JALAN berlubang, bergelombang, berkelok-kelok membelah bukit akan dijumpai saat memasuki wilayah Kuantan Singingi dari Kota Pekanbaru. Sesekali akan berpapasan dengan bus kecil jurusan Kiliranjao-Solok melewati wilayah ini dan truk-truk besar dengan muatan kayu bulat. Setelah melewati kecamatan Singingi dan Singingi Hilir, beberapa saat kemudian sampai di kota Teluk Kuantan.

TIDAK tampak keramaian di ibu kota kabupaten tersebut. Deretan rumah-rumah hanya terdapat di pusat kota, jalur-jalur utama transportasi, seperti lintas tengah (Medan-Pekanbaru-Teluk Kuantan-Kiliranjao, Sumatera Barat) dan Lintas Timur Sumatera (Teluk Kuantan-Rengat -Tembilahan). Angkutan umum dalam kota pun belum tersedia. Meski ada beberapa penduduk yang menyediakan jasa ojek dan mobil pick up. Saat malam tiba, beberapa sudut kota akan terlihat gelap gulita karena pemadaman listrik bergiliran. Bangunan bertingkat yang menjadi ciri kota hanya terdapat di pasar Teluk Kuantan.

Begitulah gambaran ibu kota kabupaten yang empat tahun lalu dimekarkan dari Indragiri Hulu. Kabupaten yang berasal dari Kerajaan Kuantan ini, memperoleh potensi sumber daya alam, hutan, dan mineral dari kabupaten induknya. Bersama tiga kabupaten pemekaran lainnya (Pelalawan, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir), mengandalkan sektor pertanian sebagai ujung tombak perekonomian. Tahun 2001 memberikan kontribusi Rp 651 miliar.

Sumber daya hutan merupakan potensi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Luas areal hutan diperkirakan 40 persen dari luas wilayah keseluruhan. Produksi kayu bulat tahun 2001, sekitar 1,5 juta meter kubik dan memberikan kontribusi Rp 92 miliar atau 14 persen dari total kegiatan pertanian. Sekitar 60 persen areal hutan milik PT Riau Andalan Pulp and Paper di Pelalawan dan seluruh hasilnya diolah di sana. Selain itu, 27 persen luas kawasan hutan produksi terbatas beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

Sumber daya alam perkebunan juga patut diperhitungkan. Usaha yang turun-temurun ditekuni masyarakat ini menyerap tenaga kerja 29 persen. Didukung pula oleh 279.177 hektar lahan perkebunan yang dikelola masyarakat dan swasta membawa perkebunan sebagai kontributor terbesar pertanian. Tahun 2001 menyumbang Rp 328 miliar.

Komoditas yang dihasilkan adalah karet, kelapa sawit, kelapa hibrida, kelapa dalam, kakao, kopi, pinang, enau, cengkeh, lada, kemiri, kayu manis, kapuk, jahe, dan gambir. Tetapi yang diusahakan secara massal, karet dan kelapa sawit.

Karet merupakan komoditas andalan perkebunan dan menunjang perekonomian masyarakat sejak dulu. Hampir 90 persen areal perkebunan karet dikelola dengan pola swadaya oleh masyarakat. Luas areal pada tahun 2002 mencapai 133.782 hektar dan ditanam merata di seluruh kecamatan. Areal perkebunan karet yang mendominasi areal perkebunan di Kuantan Singingi, tidak diimbangi produksi yang 74.584 ton turun 56 persen dari produksi tahun 2001. Penurunan produksi getah karet lebih disebabkan faktor sumber daya manusia yang tidak memelihara tanaman secara intensif.

Tidak adanya industri pengolahan karet menjadi kendala kemajuan perkebunan karet, selain penurunan produksi. Setelah disadap, getah diolah menjadi getah beku (ojol) secara tradisional oleh masyarakat. Selanjutnya diproses di Pekanbaru dan diekspor ke luar negeri.

Sebenarnya potensi karet sudah dilirik investor Korea. Mereka tertarik berinvestasi di kabupaten yang dilintasi Sungai Kuantan dan Singingi ini dengan mengembangkan perkebunan dan industri pengolahan karet. Harapan itu sirna karena kendala transportasi. Jarak antara Kuantan Singingi dan pelabuhan terdekat, yaitu Dumai, cukup jauh, 220 kilometer. Adapun Pelabuhan Kuala Enok di Indragiri Hilir yang lebih dekat, belum selesai dibangun.

Bertani karet sering dianggap tidak menguntungkan oleh masyarakat karena petani hanya bisa menyadap karet tergantung cuaca. Di beberapa tempat, lahan kebun karet terbakar habis dan mulai ditanami bibit kelapa sawit. Meski tahun 2002 luas areal kelapa sawit 121.744 hektar tidak seluas karet, tetapi produksinya cukup melimpah. Tahun 2002 dalam bentuk tandan buah segar 977.032 ton. Berbeda dengan karet, pengelolaan didominasi perkebunan besar swasta 109.868 hektar dan swadaya murni masyarakat 12.088 hektar.

Industri yang mengolah produksi kelapa sawit pun sudah ada di Kecamatan Kuantan Mudik, Singingi, dan Singingi Hilir. Tercatat delapan perusahaan yang mengolah menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil). Hampir 100 persen produksinya diperdagangkan ke luar negeri melalui Pelabuhan Dumai.

Otomatis, industri pengolahan belum dapat diandalkan sebagai urat nadi perekonomian. Tahun 2001 hanya memberikan kontribusi Rp 59 miliar. Industri kecil 97 unit usaha dan 92 persen didominasi industri perabot rumah tangga dan bahan bangunan dari kayu. Bahan baku diambil dari hutan di wilayah Kuantan. Juga berpotensi dari kayu karet dan kelapa yang sudah tua dan rusak.

Masih ada satu potensi terpendam yang membuat kabupaten ini terkenal di dunia internasional. Tradisi pacu jalur yang diadakan sekali setahun pada peringatan perayaan hari kemerdekaan Indonesia menjadikan kota Teluk Kuantan sebagai tujuan wisata nasional. Perlombaan perahu panjang yang berisi lebih kurang 60 orang di Sungai Kuantan ini biasanya diikuti masyarakat setempat, kabupaten tetangga, bahkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pacu Jalur yang diadakan tahun ini merupakan peringatan satu abad pacu jalur dan merupakan momen yang tepat untuk mempromosikan aset dan potensi daerah.