Bahrun Naim
Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo (lebih dikenal sebagai Bahrun Naim), ialah orang yang diduga sebagai dalang dibalik Serangan Jakarta 2016[1].
Nama
Diantara teman kelompoknya, Ia biasa dipanggil dengan nama Na'im atau Abu Rayyan atau Abu Aishah[1].
Latar Belakang
Naim lahir di Pekalongan pada tanggal 6 September 1983 dan besar di Pasar Kliwon. Ia adalah lulusan program D-3 Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret. Naim juga diketahui membuka bisnis warung internet atau warnet[1].
Terorisme
Naim sering dikaitkan dengan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah yang diketahui telah berbaiat ke ISIS. Ia juga disinyalir merupakan orang yang menggugah video kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) melalui akun Facebook yang bernama Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo.
Pemerintah melalui otoritas terkait telah mengetahui sepak terjang Naim setidaknya sejak 2010. Pada saat itu, tanggal 9 November 2010, Ia ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 (Anti-Teror) karena menyimpan 533 butir peluru laras panjang kaliber 7.62 mm, dan 31 butir peluru kaliber 9 mm[1]. Ia mengaku, ratusan butir peluru tersebut merupakan titipan Purnama Putra alias Ipung alias Usamah alias Rizky. Ipung diketahui memiliki jaringan dengan Jamaah Islamiyah dan Noordin M. Top. Atas perbuatannya tersebut, Naim diputuskan bersalah oleh Pengadilan Negeri Surakarta dan dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun.
Menurut Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti, Naim merupakan orang yang mentransfer dana yang digunakan dalam pengembangan dan aksi pada Serangan Jakarta 2016. Hal ini terungkap setelah Mabes Polri menangkap sosok yang menerima dana transfer dari Naim. Penangkapan ini dilakukan Kepolisian dalam aksi perburuan teroris sesaat setelah aksi teror di Jakarta dilakukan.
Dilaporkan, Bahrun Naim pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS pada tahun 2014 dan hingga saat ini dianggap masih di Suriah dan tinggal di Raqqa. Ia pun diketahui memiliki blog dan rajin menuliskan pemikiran dan pengalamannya di blog tersebut. Pada salah satu bagian, ia menceritakan perjuangannya sampai ke tanah Suriah. Pada tulisannya yang lain, ia membuat analisis dari serangan di Paris yang menewaskan 130 orang pada 13 November 2015. Tulisan itu berjudul “Pelajaran dari Serangan Paris” yang dipublikasikan pada 15 November—hanya terpaut dua hari dari Serangan Paris November 2015. Di blognya tersebut, Bahrun menyebut serangan itu menakjubkan, juga inspiratif[2]. Saat ia pergi ke Suriah, ia dilaporkan membawa satu anak dan dua orang istrinya. Saat itu, istri mudanya pergi dalam kondisi hamil[1].
Referensi
- ^ a b c d e Empat Kelebihan Ini Membuat Bahrun Naim Dianggap Berbahaya Tempo.co, tanggal 15 Januari 2016. Diakses tanggal 18 Januari 2016.
- ^ Bahrun Naim Ngeblog, Sebut Serangan Paris Inspiratif Tempo.co, tanggal 15 Januari 2016. Diakses tanggal 18 Januari 2016.