Gunung Putri, Bogor

kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Gunung Putri adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Mempunyai kode pos: 16963.[1]

Gunung Putri
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenBogor
Pemerintahan
 • CamatDr. Aris Pudjo Widyo Susanto (18 Desember 2012-sekarang)
Populasi
 • Total306,325 jiwa
Kode Kemendagri32.01.02 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3201190 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan10

Tokoh

Letak geografis

Gunung Putri berbatasan:[2]

Hewan liar

Hewan liar di wilayah Kecamatan Gunung Putri salah satunya adalah tikus, yang biasanya ditemukan di tempat-tempat atau daerah yang sangat kotor/jorok, tempat-tempat yang padat kendaraan/kemacetan, daerah yang tergenang banjir dan daerah yang turun hujan.

Transportasi

Angkutan kota

Bus antarkota

Berkas:Bus Bejeu Jepara.jpg
Kalau naik bus antarkota, turun di Terminal Cileungsi, Pinang Ranti dan Kampung Rambutan. Kemudian, lanjut angkot dan taksi ke Kecamatan Gunung Putri.

Terminal yang dijangkaui ke Kecamatan Gunung Putri, yakni Terminal Cileungsi, Terminal Pinang Ranti dan Terminal Kampung Rambutan. dari Terminal Kampung Rambutan dan Terminal Pinang Ranti, langsung naik angkot dan taksi ke Kecamatan Gunung Putri.

Kecamatan Gunung Putri memiliki 2 terminal bus, yakni: Terminal Wanaherang dan Terminal Cileungsi. Rencana pemindahan terminal bus sudah dilakukan sejak tanggal 12 Februari 2011 lalu. Disini pernah terjadi demonstrasi mahasiswa menuntut pemindahan terminal bus pada bulan Juni 2013. Tahap pembangunan Terminal bus baru Cileungsi sudah dimulai tanggal 7 Juli 2013 dengan dibangun di lahan eks persawahan dan kebun kelapa sawit seluas dan akan diresmikan pada tanggal 10 April 2018. Saat diresmikan, Terminal bus Cileungsi baru ini mulai terintergrasi dengan Jakarta Outer Ring Road 2, Jalan tol Citayam-Cikarang, Stasiun kereta api Cileungsi dan Bandar udara Internasional Cileungsi.

Perkeretaapian di Gunung Putri

Jalur kereta api

Stasiun kereta api

Stasiun Jatimekar

Stasiun Jatimekar
Berkas:Kondisi Stasiun Jatimekar (dulu Jabung) yang sudah dibongkar, 2006
Stasiun Jatimekar (dulu Jabung) yang sudah dibongkar, 2006
Lokasi
Koordinat6°25′S 106°57′E / 6.417°S 106.950°E / -6.417; 106.950
Ketinggian+ 128,2m
Operator
Letak
Layanan
  • Pernah melayani persinggahan Kereta api Patas Purwakarta dan persilangan antarkereta api (s/d 2000)
  • Sementara masih belum beroperasi
  • KRL Jabotabek dan Kereta api wisata masih dalam under construction
  • Mulai melayani kereta api pada tahun 2018
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • JTM, dulu JBG[4]
Sejarah
Dibuka1947-1948
Ditutup2 September 2000
Nama sebelumnyaJabung [5], Djaboeng NIS, Chabung Tetsudō no eki, Djaboeng Train Station, Djaboeng Spoorweg Station [6]
Lokasi pada peta
 
 
Sunting kotak info • L • B
 
Bantuan penggunaan templat ini


Percabangan

Pada jaman dahulu, dari Stasiun Jatimekar terdapat percabangan ke Stasiun Nambo, Gunung Putri, Stasiun Kranji, Stasiun Cilincing, Stasiun Tanjung Priok dan Stasiun Cakung. Dahulu jalur ini dipakai Kereta api barang maupun penumpang serta Kereta api Kontainer yang saat itu masih ditarik lokomotif BB301/BB303. Dahulu, jalur masing-masing dibangun oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij dan Staatsspoorwegen pada dekade 1930-an. Namun kini, jalur masing-masing ke Nambo, Gunung Putri, Kranji, Cilincing, Tanjung Priok dan Cakung, ditutup akibat banjir merendam wilayah ini pada tahun 1996 akibat hujan turun yang cukup deras setelah terjadinya robohnya jembatan rel kereta api serta mengakibatkan kecelakaan Lokomotif BB301 di daerah Desa Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor karena penumpang menurun 6 %, prasarana rel kereta api yang sudah tua, rel terendam, fasilitas perkeretaapian yang buruk, Perusahaan-perusahaan yang diangkut kereta api mengalami kerugian, mengalami perbuatan yang buruk seperti kecelakaan a.k.a. accident yakni kecelakaan Lokomotif BB301 masuk Sungai Cikeas mengakibatkan 1 orang tersert serta 12 orang luka-luka dilarikan ke RSUD. Bekasi, Puskesmas Jatirasa dan Jatiasih Kota pada tanggal 1 Januari 1996 pagi. dan kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya seperti bus kota dan mobil pribadi.

    Akibat, penumpang kereta api menurun menurun 6 %, terlantar dan terpaksa menggunakan bus dari Terminal Bekasi dan Cileungsi. Dalam banjir tersebut akibat hujan deras, rel ini pada ruas Jatiasih-Jonggol, Jabung-Cakung-Kranji, Jabung-Cakung-Cilincing, Jabung-Cakung-Tanjung Priok dan Jabung-Nambo, terendam banjir sehingga perkeretaapian lumpuh total, serta mengakibatkan prasarana yang buruk dan serta dibiarkan mati. Nantinya jalur bercabang dari Stasiun Cakung ke Tanjung Priok akan diaktifkan kembali pada tahun 2011 untuk mengangkut kereta api barang untuk diekspor ke Eropa melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan nantinya masing-masing jalur kereta api akan dihidupkan kembali pada tahun 2013 mendatang untuk mengangkut kereta api komuter, yang akan melayani penumpang dari wilayah pinggiran kota yang hendak bekerja di Jakarta.
 

(Sumber: Pikiran Rakyat, 9 Januari 1996) [7].

   Penurunan penumpang kereta api terjadi hingga 6 %, terjadi di jalur Jatiasih-Jonggol dan Jabung-Nambo, akibat kecelakaan lokomotif di perbatasan Kabupaten Bekasi dengan Kabupaten Bogor yang menewaskan 1 orang yang terkena terseret air Sungai Cikeas sejauh 2,6 km serta banjir melanda wilayah ini akibat hujan yang turun cukup deras, pada hari Senin (2/1) kemarin, dari semula 42.500 orang menjadi 39.480 orang, yakni 28.900 orang pada rute Jatiasih-Jonggol, 1.290 orang pada rute Jabung-Ciangsana dan sisanya pada rute Jabung-Nambo. Demikian, akibat banjir dan banyaknya kendaraan pribadi, Jalur kereta api sepanjang 48,3 km (dari total panjang rel KA di Kota Bekasi pada saat itu 350,0 km), yakni: Jalur kereta api yakni rute Jalur kereta api Jabung-Cakung-Kranji (8,8 km), Jalur kereta api Jatiasih-Jonggol (20 km), Jalur kereta api Jabung-Cakung-Tanjung Priok (11 km) dan Jalur kereta api Jabung-Nambo (8,5 km) yang terkena banjir akibat hujan yang cukup deras, maka panjang rel kereta api berkurang dari semula 350,0 km menjadi 301,7 km.

(Sumber: Media Indonesia, 10 Januari 1996) [8]

Hanya, jalur ke Stasiun Citayam yang diaktifkan kembali untuk KRL Jabotabek jurusan Duri-Jatimekar yang akan mulai melayani sejak GAPEKA 2018 pada tanggal 2 April 2018 mendatang serta mengaktifkan kembali Stasiun kereta api dan menempati yang baru di Kampung Jabung Kidul, yang terletak 1,5 km dari Jalan tol dan mulai dibangun jalur baru ke Museum kereta api Jatimekar dan akan dilayani pada GAPEKA 2018 untuk KRL dan KA wisata yang berjarak 4 km. Saat ini, Stasiun Citayam, Stasiun Nambo, Stasiun Cakung, Stasiun Kranji dan Stasiun Tanjung Priok saat ini masih aktif.

Selain itu, dari Stasiun kereta api ini, terdapat percabangan ke Stasiun trem milik TjVSM yang berada 1 km dari Stasiun kereta api ini. Stasiun trem dulunya merupakan titik awal dari perjalanan trem TjVSM dan melayani pemberangkatan penumpang trem kalau jika ke Ciangsana, Nambo, Sukaraja, Sirnagalih dan Megamendung. Selain itu juga, terdapat percabangan ke Tempat pengisian Pasir Jatimekar ke dalam kereta api barang atau trem yang berjarak hampir 2,8 km dari Stasiun kereta api ini. Dahulu, jalur ini masing-masing dibangun oleh Tjikeas Valleien Stoomtram Maatschappij pada tahun 1930-an, yang mengelola trem uap di Lembah Sungai Cikeas, tepatnya di wilayah Kabupaten Bogor. Kini, masing-masing jalur trem TjVSM tersebut ditutup akibat dari jatuhnya Soeharto pada tahun 1998 dan Krisis finansial Asia 1997.

Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error.

Stasiun Palokan Ilir

Stasiun Palokan Ilir
Berkas:Stasiun Palokan Ilir sedang dibangun.JPG
Stasiun Palokan Ilir sedang dalam under construction, 24 Januari 2015
Lokasi
Koordinat6°25′S 106°57′E / 6.417°S 106.950°E / -6.417; 106.950{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman
Ketinggian+ 124,0m
Operator
Letak
  • km 28+950 lintas Kereta api Trans-Jawa (under construction)[3]
LayananKRL Jabotabek (under construction)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
DibukaJuli 2013
Operasi layanan
Templat:KRL Jabodetabek lines
(under construction - 2018)
Lokasi pada peta
 
 
Sunting kotak info • L • B
 
Bantuan penggunaan templat ini

Peringatan: Kunci pengurutan baku "Palokan Ilir, Stasiun" mengabaikan kunci pengurutan baku "Jatimekar, Stasiun" sebelumnya.


Bus antarkota

Berkas:Bus Bejeu Jepara.jpg
Kalau naik bus antarkota, turun di Terminal Cileungsi, Pinang Ranti dan Kampung Rambutan. Kemudian, lanjut angkot dan taksi ke Kecamatan Gunung Putri.

Terminal yang dijangkaui ke Kecamatan Gunung Putri, yakni Terminal Cileungsi, Terminal Pinang Ranti dan Terminal Kampung Rambutan. dari Terminal Kampung Rambutan dan Terminal Pinang Ranti, langsung naik angkot dan taksi ke Kecamatan Gunung Putri.

Kecamatan Gunung Putri memiliki 2 terminal bus, yakni: Terminal Wanaherang dan Terminal Cileungsi. Rencana pemindahan terminal bus sudah dilakukan sejak tanggal 12 Februari 2011 lalu. Disini pernah terjadi demonstrasi mahasiswa menuntut pemindahan terminal bus pada bulan Juni 2013. Tahap pembangunan Terminal bus baru Cileungsi sudah dimulai tanggal 7 Juli 2013 dengan dibangun di lahan eks persawahan dan kebun kelapa sawit seluas dan akan diresmikan pada tanggal 10 April 2018. Saat diresmikan, Terminal bus Cileungsi baru ini mulai terintergrasi dengan Jakarta Outer Ring Road 2, Jalan tol Citayam-Cikarang, Stasiun kereta api Cileungsi dan Bandar udara Internasional Cileungsi.

Stasiun Jatimekar

Stasiun Jatimekar
Berkas:Kondisi Stasiun Jatimekar (dulu Jabung) yang sudah dibongkar, 2006
Stasiun Jatimekar (dulu Jabung) yang sudah dibongkar, 2006
Lokasi
Koordinat6°25′S 106°57′E / 6.417°S 106.950°E / -6.417; 106.950{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman
Ketinggian+ 128,2m
Operator
Letak
Layanan
  • Pernah melayani persinggahan Kereta api Patas Purwakarta dan persilangan antarkereta api (s/d 2000)
  • Sementara masih belum beroperasi
  • KRL Jabotabek dan Kereta api wisata masih dalam under construction
  • Mulai melayani kereta api pada tahun 2018
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • JTM, dulu JBG[4]
Sejarah
Dibuka1947-1948
Ditutup2 September 2000
Nama sebelumnyaJabung [9], Djaboeng NIS, Chabung Tetsudō no eki, Djaboeng Train Station, Djaboeng Spoorweg Station [10]
Lokasi pada peta
 
 
Sunting kotak info • L • B
 
Bantuan penggunaan templat ini

Peringatan: Kunci pengurutan baku "Jatimekar, Stasiun" mengabaikan kunci pengurutan baku "Palokan Ilir, Stasiun" sebelumnya.


Percabangan

Pada jaman dahulu, dari Stasiun Jatimekar terdapat percabangan ke Stasiun Nambo, Gunung Putri, Stasiun Kranji, Stasiun Cilincing, Stasiun Tanjung Priok dan Stasiun Cakung. Dahulu jalur ini dipakai Kereta api barang maupun penumpang serta Kereta api Kontainer yang saat itu masih ditarik lokomotif BB301/BB303. Dahulu, jalur masing-masing dibangun oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij dan Staatsspoorwegen pada dekade 1930-an. Namun kini, jalur masing-masing ke Nambo, Gunung Putri, Kranji, Cilincing, Tanjung Priok dan Cakung, ditutup akibat banjir merendam wilayah ini pada tahun 1996 akibat hujan turun yang cukup deras setelah terjadinya robohnya jembatan rel kereta api serta mengakibatkan kecelakaan Lokomotif BB301 di daerah Desa Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor karena penumpang menurun 6 %, prasarana rel kereta api yang sudah tua, rel terendam, fasilitas perkeretaapian yang buruk, Perusahaan-perusahaan yang diangkut kereta api mengalami kerugian, mengalami perbuatan yang buruk seperti kecelakaan a.k.a. accident yakni kecelakaan Lokomotif BB301 masuk Sungai Cikeas mengakibatkan 1 orang tersert serta 12 orang luka-luka dilarikan ke RSUD. Bekasi, Puskesmas Jatirasa dan Jatiasih Kota pada tanggal 1 Januari 1996 pagi. dan kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya seperti bus kota dan mobil pribadi.

    Akibat, penumpang kereta api menurun menurun 6 %, terlantar dan terpaksa menggunakan bus dari Terminal Bekasi dan Cileungsi. Dalam banjir tersebut akibat hujan deras, rel ini pada ruas Jatiasih-Jonggol, Jabung-Cakung-Kranji, Jabung-Cakung-Cilincing, Jabung-Cakung-Tanjung Priok dan Jabung-Nambo, terendam banjir sehingga perkeretaapian lumpuh total, serta mengakibatkan prasarana yang buruk dan serta dibiarkan mati. Nantinya jalur bercabang dari Stasiun Cakung ke Tanjung Priok akan diaktifkan kembali pada tahun 2011 untuk mengangkut kereta api barang untuk diekspor ke Eropa melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan nantinya masing-masing jalur kereta api akan dihidupkan kembali pada tahun 2013 mendatang untuk mengangkut kereta api komuter, yang akan melayani penumpang dari wilayah pinggiran kota yang hendak bekerja di Jakarta.
 

(Sumber: Pikiran Rakyat, 9 Januari 1996) [11].

   Penurunan penumpang kereta api terjadi hingga 6 %, terjadi di jalur Jatiasih-Jonggol dan Jabung-Nambo, akibat kecelakaan lokomotif di perbatasan Kabupaten Bekasi dengan Kabupaten Bogor yang menewaskan 1 orang yang terkena terseret air Sungai Cikeas sejauh 2,6 km serta banjir melanda wilayah ini akibat hujan yang turun cukup deras, pada hari Senin (2/1) kemarin, dari semula 42.500 orang menjadi 39.480 orang, yakni 28.900 orang pada rute Jatiasih-Jonggol, 1.290 orang pada rute Jabung-Ciangsana dan sisanya pada rute Jabung-Nambo. Demikian, akibat banjir dan banyaknya kendaraan pribadi, Jalur kereta api sepanjang 48,3 km (dari total panjang rel KA di Kota Bekasi pada saat itu 350,0 km), yakni: Jalur kereta api yakni rute Jalur kereta api Jabung-Cakung-Kranji (8,8 km), Jalur kereta api Jatiasih-Jonggol (20 km), Jalur kereta api Jabung-Cakung-Tanjung Priok (11 km) dan Jalur kereta api Jabung-Nambo (8,5 km) yang terkena banjir akibat hujan yang cukup deras, maka panjang rel kereta api berkurang dari semula 350,0 km menjadi 301,7 km.

(Sumber: Media Indonesia, 10 Januari 1996) [12]

Hanya, jalur ke Stasiun Citayam yang diaktifkan kembali untuk KRL Jabotabek jurusan Duri-Jatimekar yang akan mulai melayani sejak GAPEKA 2018 pada tanggal 2 April 2018 mendatang serta mengaktifkan kembali Stasiun kereta api dan menempati yang baru di Kampung Jabung Kidul, yang terletak 1,5 km dari Jalan tol dan mulai dibangun jalur baru ke Museum kereta api Jatimekar dan akan dilayani pada GAPEKA 2018 untuk KRL dan KA wisata yang berjarak 4 km. Saat ini, Stasiun Citayam, Stasiun Nambo, Stasiun Cakung, Stasiun Kranji dan Stasiun Tanjung Priok saat ini masih aktif.

Selain itu, dari Stasiun kereta api ini, terdapat percabangan ke Stasiun trem milik TjVSM yang berada 1 km dari Stasiun kereta api ini. Stasiun trem dulunya merupakan titik awal dari perjalanan trem TjVSM dan melayani pemberangkatan penumpang trem kalau jika ke Ciangsana, Nambo, Sukaraja, Sirnagalih dan Megamendung. Selain itu juga, terdapat percabangan ke Tempat pengisian Pasir Jatimekar ke dalam kereta api barang atau trem yang berjarak hampir 2,8 km dari Stasiun kereta api ini. Dahulu, jalur ini masing-masing dibangun oleh Tjikeas Valleien Stoomtram Maatschappij pada tahun 1930-an, yang mengelola trem uap di Lembah Sungai Cikeas, tepatnya di wilayah Kabupaten Bogor. Kini, masing-masing jalur trem TjVSM tersebut ditutup akibat dari jatuhnya Soeharto pada tahun 1998 dan Krisis finansial Asia 1997.

Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error.

Stasiun Palokan Ilir

Stasiun Palokan Ilir
Berkas:Stasiun Palokan Ilir sedang dibangun.JPG
Stasiun Palokan Ilir sedang dalam under construction, 24 Januari 2015
Lokasi
Koordinat6°25′S 106°57′E / 6.417°S 106.950°E / -6.417; 106.950{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman
Ketinggian+ 124,0m
Operator
Letak
  • km 28+950 lintas Kereta api Trans-Jawa (under construction)[3]
LayananKRL Jabotabek (under construction)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
DibukaJuli 2013
Operasi layanan
Templat:KRL Jabodetabek lines
(under construction - 2018)
Lokasi pada peta
 
 
Sunting kotak info • L • B
 
Bantuan penggunaan templat ini

Peringatan: Kunci pengurutan baku "Palokan Ilir, Stasiun" mengabaikan kunci pengurutan baku "Jatimekar, Stasiun" sebelumnya.


Perusahaan yang sudah tak beroperasi di Gunung Putri

Gunung Putri Huisvestings Maatschappij (1919-1981)

Gunung Putri Huisvesting Maatschappij (GPHM) adalah perusahaan perumahan yang dulu pernah beroperasi di Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Perusahaan ini sejak 1981, berdasarkan Keppres no. 21/1981 dan SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Barat no. 182.42-190/KDH-TKI-JB/IV/1980, maka perusahaan ini diambil alih ke Perumnas.

Tjitajam-Tjiandjoer Stoomtram Maatschappij (1939-1998)

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Situs web resmi Kecamatan Gunung Putri
  2. ^ Peta Gunung Putri di Maplandia
  3. ^ a b c d Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  4. ^ a b c d Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  5. ^ Stasiun ini dulu bernama Stasiun Jabung, kemudian akibat pemekaran desa pada tahun 1989, maka nama ini berubah menjadi Stasiun Jatimekar sampai ditutup setelah dibukanya jalur baru melewati Stasiun Tambun pada tahun 2000
  6. ^ Menurut kata, tapi kata di era penjajahan Hindia-Belanda menggunakan kode DJB, di era penjajahan Jepang menggunakan kode CBG, Sedangkan di era RIS menggunakan kode DJB, Sedangkan di era Orde lama dan Orde baru menggunakan kode JBG, kemudian di era pemekaran desa Jabung menjadi Kelurahan Jatiasih dan Kelurahan Jatimekar sekitar akhir dekade 1980an, kode ini diganti menjadi JTM sampai ditutup setelah dibukanya jalur baru melalui Tambun awal dekade 2000-an
  7. ^ Pikiran Rakyat edisi 9 Januari 1996
  8. ^ Media Indonesia edisi 10 Januari 1996
  9. ^ Stasiun ini dulu bernama Stasiun Jabung, kemudian akibat pemekaran desa pada tahun 1989, maka nama ini berubah menjadi Stasiun Jatimekar sampai ditutup setelah dibukanya jalur baru melewati Stasiun Tambun pada tahun 2000
  10. ^ Menurut kata, tapi kata di era penjajahan Hindia-Belanda menggunakan kode DJB, di era penjajahan Jepang menggunakan kode CBG, Sedangkan di era RIS menggunakan kode DJB, Sedangkan di era Orde lama dan Orde baru menggunakan kode JBG, kemudian di era pemekaran desa Jabung menjadi Kelurahan Jatiasih dan Kelurahan Jatimekar sekitar akhir dekade 1980an, kode ini diganti menjadi JTM sampai ditutup setelah dibukanya jalur baru melalui Tambun awal dekade 2000-an
  11. ^ Pikiran Rakyat edisi 9 Januari 1996
  12. ^ Media Indonesia edisi 10 Januari 1996